Tiga Puluh Hari Sebelum Bercerai
kepada istrinya setelah mereka bercerai. Dan ini adalah daftar uang yang akan aku kembalikan nanti," jelasnya. Seketika Arga terdiam, di k
*
nakan." Arga menggeleng. Ia masih belum percaya j
berlaku," ucap Naima. Sejenak Arga
rasanya mustahil untuk mengembalikan apa yang pernah Arga berikan. Karena selama ini lelaki itu selalu memenuhi kebutuhan
ang pernah kamu berikan." Naima menjelaskannya. Mendengar itu justru Arga tertawa, N
tkan keningnya. Seketika Arga menghentik
lagi uang nafkah yang aku berikan. Kamu tidak akan pernah bisa mengembalikannya, tidak akan pe
n itu Naima berlalu dari hadapan suaminya. Melihat itu Arga menghela napas, tidak ada maksud untuk mengh
dekati mereka, melihat suaminya datang. Dengan sigap Naima melayaninya, Arga pikir istrinya marah gara-gara kejadian tadi. Tapi nya
lagi nggak enak badan. Kamu bisa kan, mas." Perminta
a ke dokter saja," ujar Arga. Ada rasa khawatir jika sang istri
ga udah cukup," tolaknya. Bukannya tidak mau ke dokter, tapi Nai
in," ujar Arga mengalah. Mungkin memang ben
*
ia sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Bukan itu saja, Arga juga sibuk mengurus pernikahannya d
pi keadaan yang memaksa. Sedangkan Arin sendiri tidak ingin ada istri lain selain dirinya, memang pili
penting yang ingin ia bicarakan. Kini Arga sudah sampai di kamar, terlihat jika Naima baru saja kel
a apa, mas?"
ya di hadapan sang istri. Jujur Arga bingung harus memulainya dar
Suara Naima, mampu membuat A
mas dengan Arin." Arga kembal
enapa, mas?"
Arga. Seketika Naima terdiam mendengar hal te
memberanikan diri untuk m
ujar Naima. Bukankah Arin sendiri yang mengatakan, akan menikah setelah Arga dan Naima
iga puluh hari yang kamu inginkan masih tetap berlaku,"
at pernikahan kalian. Aku punya satu permintaan," ucap
amu minta?"
kita resmi bercerai, bagaimana." Jawaban yang Naima lontarkan mampu membuat Arga bungkam. Rasanya mustahil, b