Married to the Scandalous Billionaire
. Tidak ada teriakan lagi yang keluar dari mulutnya. Tidak ada lagi tangi
i depan sana. Bukan, itu bukan rumah biasa,
Bagian luarnya didominasi oleh warna putih tul
ng dipenuhi dengan kemewahan, dia tidak merasa tertarik. Dia tidak sanggup jika
rasaannya menjadi tidak menentu. Apakah ini masih nyata? Barangka
hela napas panjang. Ternyata ini bukan mimpi. Akhirnya dia melangkah menuj
Banyak pelayan sudah berdiri dengan tegap. Jumlahnya ada puluhan orang. Mereka m
. Mungkin usianya sudah berada di akhir kepala empat. Pria itu tersenyum t
Terima kasih. Bisakah ... bisakah ak
akan ikut denganku. Aku akan mengantarmu ke kamar,"
engan Brent? Brent Oliver?" tanya Beverley dengan sediki
tidak ad
? Dia melihat ke segala arah. Bangunan megah ini memang sepi. Tidak terdengar s
u. Untuk saat ini aku tidak bisa menjelaska
a pelayan itu sekilas. Setelah itu dia melangkah mengikuti
ntai atas tidak kalah bagusnya. Ruangan luas dan pintu-pintu ter
Kamar luas dan besar terpampang di depan mata. Ranjang b
. Besok akan ada orang yang menj
a bisa tersenyum kecut. "Baik, terima kasih," ucapnya sambil
ggilku Edward,"
karang. Aku ingin sendiri," kata Beverley sambil melan
lam ...." Edward
am, tapi dia belum mengantuk. Dalam kondisi se
pun tidak dibawa. Apa yang bi
i dengan pikiran yang terus berkecamuk. Ketika hari sudah hampir pagi b
gsung mengerjap. Dilihatnya beberapa wanita yang datang membawa
seorang pria berbadan gempal yang tiba-tiba masuk ke kamar. Pria
terlihat kelelahan dengan lingkaran hitam di matanya. Kenapa masih
p sekarang. Aku sendiri yang akan merias har
geleng. Ini bukan hari spes
e kamar mandi. Di dalam, dia sengaja memperlambat acara mandinya. K
erias wajahmu sekarang," ujar pria itu sambil m
ra bertemu dengan Brent, Brent Oliver. Jika sebelum pernikahan itu dimulai
harus diajak berdiskusi adalah Brent. Mereka belum pernah bert