TERSESAT DI SARANDJANA
a
m komunitas Mapala (mahasiswa pencinta alam) dan mereka sama-sama
ingin melakukan pendakian ke gunung Semeru. Namun karena jumlah mereka hanya bertiga alias g
sampingan, mereka akan memilih berlibur ke rumah orang tua. Tentu hal ini membuat Bimbi
ahasiswa Sains Fisika yang kerap nongkrong di kampus Hukum mereka. Kebetulan mer
utur panjang lebar bahwa dia sudah lama mencintai alam,
ta dan instrukturnya si Anang sendiri. Bentuk tubuh Anang yang kekar berotot dan kakinya ya
ih baik, lebih dulu mendaki ke gunung Slamet. Hitung-hitung sebagai pema
nang yang baru pertama kali ini me
yah dan ibu si Anang. Pasangan suami istri itu sedang menikm
ka tidak berbuat aneh-aneh selama dalam pendakian. Beda dengan si Ibu yang nampak d
ore itu, dalam hati kecilnya, Anang mengakui
mungkin saja Ibunya sedang memik
*
rnya berangkat pagi-pagi sekali. Masing-masing menenteng tas car
gera menaiki bus yang membawa mereka ke Ja
n Banyumas, Brebes, Purbalingga, Tegal dan Pemalang. Bimbim, Arifin, Aldo dan
n Bambangan, Purbalingga. Mereka segera me
tirahat dulu satu malam sembari berembuk tentang jalur mana ya
n dan jalu
mencapai puncak. Sedangkan jalur langsung track-nya sangat tajam, den
l jalur langsung, mengingat setelah mendaki gun
Anang yang baru pertama kali mendaki tapi langsung menghadapi track tajam. Namun ka
g mana dijadikan satu ke dalam tas Aldo, merek
reka tak sadar pada bau bunga yang asing, sang
ya bau bunga tersebut di hidungnya. Dia bersin-bersin
ampai mereka sholat subuh bersama, mereka t
tinya. Dia tahu, bahwa tidak perlu bera
gjawab logistik, tela