DANCING WITH DESTINY
ter
kit untuk pulang dan beristirahat. Belum sempat menyentuh kenop pintu rumahnya, ponsel
annya untuk berganti pakaian yang berbau busuk-campuran keri
yang mengimbangi langkahnya-menuju
anya menonton pasien!" batin Jane kesal karena para koa
knya mengusir orang-orang yang mengelilin
ena shok dalam kondisi setengah sadar. Setelah obat penenang disu
para koas. "Apa pasien ini tonto
ilih diam, menundukkan pandangan menatap lantai. Mereka terlalu takut menghadapi am
i. Tidak ada gunanya memarahi para newbie ini. Sepertinya mereka
direktur rumah sakit. Pria itu tiba-t
ja ku sore ini," perintah Jan
an dua hari lagi tiba-tiba harus berada di atas meja sang pembimbing, sore ini juga. Me
erahkan kotak susu s
e itu selalu membu
erima puluhan email keluhan tentang betapa kejamnya dokter Melissa
k sebal. "Bo
yang penasaran karena Johan m
belum
pa
n keluhan dan mereka ingin bertemu deng
" Jane mencoba mengingat apa
rat peringatan yang ada di meja ku p
nggilmu untuk interogasi," c
uk. "Sorry J, sepertinya para frea
e tajam, "dan sayangnya aku juga tidak suka dengan improvisas
ertinya aku tidak akan selamat kal
*
nggu membuat sel-sel di otaknya menjerit frustasi. Dia tidak suka menyia
asistennya, bersamaan mengalihkan pandangan k
ng yang mereka tu
lah wakil direktur rumah sakit JH
n i
enang bertemu lagi den
i pemilik bola mata biru yang me
ku lupa mengucapkan terim
terima
ngung. "Kurasa itu cukup mengingat pasien itu adalah a
untuk mengucapkan terima kasih atas perto
wanita yang tengah menyapanya.
sai, aku kembali ke UGD," pamit Jane ta
sibuk. Sayangnya anda tidak dapat
u. Banyak hal yang ingin dibicarakannya dengan sang dokter. Terlepas apa yang dilakukannya
nya tidak etis terlambat menemui pasien dengan alasan rapat," to
promi, dokter Jane," tuntu
balas J
Jane dan pria bernama Rafael, keduanya ta
gilah," se
ara dua orang ini tapi Johan yakin saat ini
at lalu segera berlalu
ramah yang ditunjukkannya di hadapan Jane
*