Istri Yang Kedua
anyak pasang mata yang memperhatikan dia sepanjang langkah menuju pintu keluar dan Calista ya
pagi ini. Bagaimana tidak, penculikan yang kedua pria itu lak
k," ejek Calista yang masih mengingat d
ria itu telah membuat ulah dengan dirinya dan sekarang, pria itu kemba
, dia pun memutuskan untuk pergi
api dia harus tetap melanjutkan ak
anggung adiknya dan dia tidak boleh bersikap lengah
gkutan umum. Disaat itu juga, William meman
ang atasan yang saat ini tenga
ia itu sedang menahan amarahnya atas
ngsung terlebih lagi dia bukan tip
k turun ke lantai dasar karena nyaris saja
an yang membuka lowongan pekerjaan untuk menolak lamaran pek
katakan terlebih lagi, sang atasan tidak pernah membuang waktunya ha
an?" Meninggikan
aat ini juga. Dengan demikian, saya pamit undur diri." Meminta iz
wainya. Jadi tak heran, jika asistennya harus bers
rgi dari hadapannya dan sekarang, hanya tersisa
dihadapanku," berucap dalam hati dan entah kenapa,
9
ya dan sekarang ini, dia tinggal memulai a
endapatkan pekerjaan yang lebih layak yang dapat m
gkin ia buang jauh-jauh. Dia tidak ingin menjadikan kejadi
!" Semangat demi semangat mul
ia pun memantapkan kedua kakinya untu
kemu
pengajuan proposal yang berantakan seperti sekarang ini. Jika kejadian ini terulang kembali,
dia juga langsung pergi dari ruangan r
rapat itu, mulai berbisik satu sama lain membicarak
uah ru
asi. Segala pikiran dan keinginannya, masih terhanyut di dalam hipno
anak buahnya atas segala perintah yang t
gelangan tangannya. Sudah 2 jam lamanya dan dia
ponselnya, masuklah seorang wa
pintu jika bukan Sarah. Wanita itu, sudah terbiasa melakukan hal demikian
l William dan bahkan mengecup ked
dengan tatapan yang kosong terlebih lagi denga
lliam dengan tatapan yan
mited edition, jadinya aku buruan ke mall buat beli," berucap dengan begitu heboh, padahal tas yang dibe
dak pernah memiliki kesibukan lain, selain b
ikan untuk membahagiakan Sarah. Namun sejak kejadian itu, dia merasa jika Sa
ernah memperlihatkan pera
yang terlihat tidak senang atas
ya, aku pergi belanja kaya
gkam dengan segala unek-un
tu bisa membuatmu bahagia." Mengatakan hal yan
memilih untuk menganggukan kepala di
tiran di hati Sarah seketika mengurang, meskipun kenyataannya, dia ti
h karena belum beruntung atau memang sudah jalan takdirnya tapi yang pas
a, sudah ia lamar. Namun hasil
pun berniat melanjutkan langkahnya
panggilan dari pihak rumah sakit yang
anggilan tersebut karena entah kenapa, di
panggilan itu denga
rkejut dengan informasi yang diberikan
lama, ia pun mengakhiri panggilan tersebut dan men