SANG PENAKLUK MAFIA
a Al
hernya. Bayangan lelaki itu tiba-tiba saja masuk ke dalam kepala setelah
ke luar kota London. Kita tidak akan bertemu untuk beberapa waktu. Kau harus berhati-hati. Tapi saranku, sebaiknya kau
ih melindungiku. Aku sangat mengh
Riley melanjutkan. "Senang mengena
engusap tengkuknya.
emandangi kedua sahabatnya yang menatap ingin tahu. Abi menghel
alam ini. Mungkin, inila
*
alam. Memandangi rumah mewah yang ada di balik pagar hitam. Rumah di mana dulu dia pernah tinggal be
bih baik bersembunyi di balik flatnya. Namun dia tahu, kalau dia harus cepat mela
pa yang dia lakukan, lalu tanpa disadarinya dia
nya yang tertinggal," ucap Martha, si
Terima kasih Martha.
as kemungkinan tidak
ar namun tidak menemukan apapun. Dengan gusar, Abigail mencoba ke ruang kerja Thomas dan menggeledahnya sampai dia me
aku mohon
g Thomas berharap ada yang cocok namun tetap saja tidak bisa t
an terbuka de
gotak-atiknya denga
ari ini,
omas bersandar di ambang pintu sembari memegang amplop coklat. Abigail be
bisa ada di s
undangan dari kenalanku. Aku memutuskan pulang dan ingin pergi mencarimu tapi ternyata-" Abigail terkesiap saat menyadari Thomas sudah berdiri di depannya menyentuhkan
ras menahan air matanya tidak meleleh turun tapi tidak bisa. Dia seseorang yang emosional, menangis
nah bisa melihatmu menangis," ucapnya lembut seraya
alku seperti barang
homas menatap keseluruhan dirinya. "Kau berhasil lolos da
tersenyum seperti orang gila. Apa mungkin selama ini dia tida
tidak perlu takut aku akan melemparmu lagi ke lelaki kaya di
namun Thomas malah tertaw
ada banyak orang-orang penting yang bisa
!" Abigail ingin cepat-cepat
iba tubuhnya terdorong ke belakang hingga terlentang di atas tempat tidur
selain kau kan Abi," ucapnya. "Kenapa kau menyuruhk
ar. Thomas memang tidak pernah menghiraukan wanita
engerutkan kening. "Temani aku ke pesta besok malam dan setel
kan menjebakku. Nanti di sa
an berjudi di sana. Aku akan melepasmu kem
homas yang nampak serius. "Kalau
litan mengurus lagi surat-surat itu dan aku aka
ya penuh binar. "Aku benar-benar merindukanmu, Abi." Lalu
*