Pesona Nona Khana
rt
*
ng wanita belia berparas paripurna. Lesung pipi di sebelah kiri
a lengkapnya. Namun, dia le
tengah mencari Nona," ucap
agi yang mau bertemu denganku harus bertujuan
wat! Wanita yang menunggu di luar it
itu pada sang majikan. Kedua kakinya terasa l
n, dan tak pernah sekali pun keberadaanku terekspos keluar. Lalu dari mana istra tidak t
akan menghadapnya sekarang,
enjaga Khana ikut melan
aya di kotanya. Sebelas bulan dua puluh tiga hari sudah ia menyand
mulai. Sebisa mungkin ia mencoba menyembunyik
bertatap muka secara langsung,
indah wahai jalang!" ci
par pandangan. Ini adalah kali pe
Ia masih mencoba bersikap tenang, walau gemetar
n kotormu itu, Nyony
ta nyalimu anak kemarin
ah dengan menunjukk
pukulan. Namun, statusnya sebagai wanita terhormat yang setiap detik sikapnya menjadi
g, kemudian menatap tajam
gin bicara empat mata pad
menoleh ke arah Khana. Ketigany
ani dan yang lain segera berlalu meninggalkan A
enapa-napa," bisik Mani
elapor pada Tuan Hus
rintah selanjutnya dari
*
warna ungu kesukaan wanita belia simpanan pengusaha kaya raya
ri keberadaanmu cukup membuang waktu say
ertama Husein itu juga memiliki paras yang cukup menarik. Namun, jika dibandingkan dengan K
Areta! Jadi lebih baik dipersingkat saja! Katakan
g yang tak dekat dengannya. Hal tersebut itu pula yang
hardik Areta sembari me
as manja. Pembawaannya yang tenang membua
nggalkan Tuan Husein atau kau akan menyesal!" Areta
uku panjang terawat milik Areta mula
cantikmu ini segera lenyap hingga berubah menjadi buruk rupa, jika ka
an Areta memang bukan main-main.
Khana, bukan?" Tangan lembut
nerima respon menantang
menegang. Areta kalap mata, ia tak mampu lagi me
nya dengan gerakan tangan cepat menar
Areta. Ia meringis pelan, tapi tetap seulas senyum teruk
ajah wanita yang berhasil me
ata dalam hatin
nyaris sempurna. Setiap mata lelaki yang meman
lembut di media ternyata bertolak belak
makin na
u
ca yang ada di hadapannya. Darah seg
pon Khana membuat Ar
alah kali ini,
juk arah cctv yang terpas
annya pada rambut Khana. Gerakan dadanya naik
dengan baik kali ini. "Hah! I
dari tas jinjingnya. Kemudian pan
!" ti
telepon genggamnya kemba
kar muncul. Khana menyipitkan mata mel
dahinya membuat kedua bodyg
a, Nyonya?" tanya salah
perintah Areta dengan
ksanakan
i dan segera memusnahkan benda yan
dik. Ia meraih ponsel miliknya yang tadi semp
a menyudahi aksi rekam di telepon miliknya itu. Ke
irim, barulah ia mema
tak mengenal siapa Khana," desisnya lembut sambil me
dengan merampas paksa
r
k Khana itu dihempaskan Areta
rihnya penuh
guhnya tubuh mungil itu sudah mulai goyah. Luka
sini!" titah Areta pa
g mempunyai harga paling fantastis itu. Namun, langkahnya terhenti
irih Areta denga