Pembalasan Dendam Istri TKI
ngan Mutia yang sudah berdiri di depannya. 'Halus.' P
a yang sekarang sudah berubah. Kulit Mutia yang pada dasanya berwarna kuning langsat tampak sangat bersinar. Rambut hitam panjangya terlihat sangat h
k bermaksud marah pada Tiara. Tapi, Tiara sudah terlanjur k
elur seperti itu." Tunjuk Mutia ke arah putri mer
rgi malam-malam sayang." Mutia tertawa terbahak-
main sampai Kecamatan lalu ketemu sam
Mulus sekali kebohongan demi keboh
nya di sana." Kata Saka sambil melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Jam segini Sekar masih berada
sudah mengatakan bahwa kamu yang memukuli dia sampai babak belur mas." Saka menatap tajam sang putri yang
us penganiayaan an
tidak punya bukti kuat kan kalau aku yang memukul Tiara." Mutia
ang dan menjambak rambut Tiara. Kata-kata umpatan samar terdengar dalam
ku mohon percaya padaku." Sak
ail. Jadi, aku tinggal mengunduhnya. Lagipula, hp yang kamu banting itu hp jadulk
si, maka aku akan menceraikan kamu. Kamu nggak takut jadi
au nanti kamu di penjara kare
. tii
dari mobil. "Cepat seret Tiara dong. Biar dia bisa masak buat makan siang. Kamu malah
rena terpaan sinar matahari. Mutia terlihat seperti wanita yang baru berumur dua puluh tahun. Walaupun saat ini wanita itu t
t pada Sekar karena ia belum berhasil meyakinkan Mutia, istri keduanya itu jus
ng. Jangan perca
g lagi kan?" Dini yang tadi menunggu di dalam mobil,
Bapak mas?" Saka menggelengk
Mungkin Dini
a terkekeh pelan. Sedetik kemudian matanya
sudah menikah lagi. Sudah menganiaya anak kita
aka boleh menikah lagi."
padaku dengan tanda tangan yang sah. Jika tidak aku bisa melap
ima. Cukup sudah ia bersabar m
engadilan. Eh, bukan. Tapi di rumah Ibumu. Cepatlah pulang karena aku sudah mengiri
*
tas baru. Ibu bila
a yang berada di pangkuan Sekar
ah kamu dan Ibumu tadi." Mat
nyuruh Tiara tidur di luar hingga bisa bertemu dan mengadu pad
bunya Mutia, Sekar. Biasanya kamu masih bekerj
n karena ketahuan men
isa jadi office girl di sana. Gajinya lumayan b
iman dari Mutia kamu buat untuk renovasi rumah Ibu. Bukannya untuk membeli rumah kita sendiri.
orang pria berbadan besar yang menggunakan jaket hitam. Bu Jarmi berlari menghampiri Saka. "Cepat
"Tolong berikan saya keringanan Pak. Selama tujuh bulan saya selalu rutin membaya
membayar, maka mobil itu terpaksa kami gulingkan pada pembeli lain. Bapak juga bis
itu. Iya kan mas?" Seru Sekar tidak terima
kah Bapak berdua suda
Sak
Bu Jarmi dan Sek
duk dulu." Saka menghentakan tang
mbaca isi dalam setiap paragraf. Salah satu pria itu memasukan kembal
m kamar untuk mengambil kunci mobil yang di maksud. "Mulai hari ini
h menggulingkan kredit mobilnya yang menunggak. Kalau begitu, Saka bisa memi