Tuan Muda Konglomerat
a muncul ide. Lalu berkata, "Mega, sepertinya bantuanku
Pak Khair..."
Dia sudah menebak bahwa Sean dan Mega tidak bisa membayar tiga ratus juta saa
yuman liciknya dan menemukan suster yang bert
itu, "Orang tua Andin belum mendapatkan uangnya. Tolong nanti k
mengangguk kepalanya setelah meli
g dan raut wajahnya penuh dengan kekecewaan, "Sean, apak
kan kuenya diatas meja. Dia berkata,
minjamkan uang sebanyak itu? Sekarang selain Pak Khair, siapa lagi yang
tuk meminjam uang!" Sean menggelengk
ernah gagal, tapi dia juga memiliki b
engar dari belakang, "Kamu j
jauh dari dirinya. Seperti tenaga yang ditarik habis dari tubuhnya, sekujur tubuhnya terdu
alu sedikit terkejut. Sean keluar dari rumah sakit dan menyalakan sebatang rokok.
ng!! Semua ini
an terancam. Sean mencari tempat untuk duduk, lalu menghubungi beberapa nomor. Tapi
dan mengeluarkan telepon untuk men
ku," ucap S
mangat, "Apakah Tuan Muda menghubungiku karena sudah m
oby, aku menghubungimu, karena ada suatu hal. Apakah aku b
s juta, bahkan Anda boleh memiliki nyawaku!" Roby berbicara sambil terkekeh pelan, "Tapi dengan syarat, Anda ha
bisa kita bahas nanti. Aku sekarang su
Keluarga Diningrat, tapi anaknya sudah s
menandatangani surat perjanjian penerus warisan, Tuan Muda baru
an giginya, "Apakah
aaf, Tu
a mengangkat kepalanya untuk melihat la
ruti perkataan Ayahnya? Iya, memang sudah s
kan kulakukan
esakitan pada wajahnya, "
Dimana Anda sekarang? Sebaiknya aku menyur
n segera pergi mencarimu,"
dibatasi oleh kebencian. Awalnya dia mengira seumur hidup pun ti
ain lagi dan memilih untuk menundukkan kepalanya, berinisiatif me
ya dan pergi naik taksi me
langsung melihat Ibu Mertuanya Natalie Margaretha keluar dari gedung itu. Dia langsung berpiki
am uang, untuk apa kamu datang kesini?" Nat