Nafkah Untuk Keluarga Suamiku
ggu dari tadi juga." Aku hanya bisa menghela nafas
mengambil tas yang tersampir di tangan. "Tunggu dulu Bu. Aku
mbil segepok uang berjumlah dua ratus ribu rupiah. Uang yang sejatinya akan
a bisa kamu cari lagi besok. Ibu harus memb
sih gajinya kemarin Bu?" T
e untuk Ibu dan adik iparmu. Sudahlah jadi mantu jangan pelit. Sudah kewajiban kamu sebagai istri
an semua pada keluarganya. Jelas saja tidak cukup karena harus menghidupi orang tua dan ad
ti oleh keluarga Mas Eko. Bagi mereka asalkan a
setoran yang harus aku berikan pada agen. Sedangkan penghasilan hari ini tida
barang-barang yang masih ada di atas motor. Ada dua kardus berisi pakaian yang aku bawa kelilin
p tahun jujur saja membuatku kesulitan berjualan. Untung saja penghasilan dari menjajakan baju ke
membeli buku, tas, seragam dan perlengkapan sekolah yang lain. Itu semua dari uang jualan. Karena Mas Ek
bil mengerjakan PR. Di usia yang masih sangat muda, aku harus sering meninggalkan Dinda di rum
masuk ke dalam. Dinda menolehka
iar aku bisa ikut ujian." Aku mensejajarkan tubuh dengan
t ambil uang titipan Ibu dari bank disan
?" Aku hanya bisa tersenyum pah
Ibu mau mandi. Setelah ini k
g aku beli khusus untuk Dinda tidak di ambil Ibu mer
arnya. Hidupku yang sudah menyedihkan sejak kecil belum berubah. Menjadi istri Mas Eko
g harus aku lakuka
*
rjaannya sebagai satpam di sebuah pabrik memang membuat jam kerja Mas Eko jadi tidak me
k
kanan Rin?" Tanya Mas Eko
lu di masakan jika aku keliling pada sore ha
as. Tapi, Ibu sudah nunggu di teras. Ngga
ingin makan di rumah. Tapi, sampai di rumah kenyataan tidak sesuai harapan. Seharusnya i
dan Dinda makan yang tadi siang. Masi
gi. Aku sama Dinda makan mie instan tad
aku nggak
ya di atas tempat tidur. Aku hanya m
an telur ceplok. Bahan makanan yang bisa aku stok untuk satu bulan ke depan. Itu pun
li ayam atau sayur Rin?" Aku menganggukan k
a Dinda mas. Jadi menu malam ini juga akan sama."
p Dinda kamu harus beli ayam atau daging. Aku jadi
ngusap rambut panjang Dinda menenangkan. Biarlah ji
ang akan aku gelar di pasar. Setelah mengantarkan Dinda ke sekolah, aku pergi ke ruma
i titipin di bank keliling juga
t bayar biaya
mengambil baju yang akan di jual. Aku menunggu samp
uk ke dalam halaman rumah Bu Sumi. Tanganku gemetar saat menyaksika
Ngakunya nggak ada uang, tapi ternyat