Pelakor XXL
Jun sesekali menatap gadis yang ia cintai. Reya terlihat begitu cemas sambil terus berkomunikasi dengan sang adik. Ibu Reya,
un memperkenalkan mereka berdua. Reya dikenalkan dengan Juniar karena ia ingin menjual rumah petak s
Ratna menderita penyakit komplikasi sirosis hati, diabetes d
kontak. Ya sedikit lucu jika dipikirkan, tapi dari sana ia mengamati Reya. Gadis pekerja keras yang menghabiskan waktu untuk merawat
tu mengunggah foto dengan wajah aneh dan berbagi efek yang nyeleneh, Jun suka ia terhibur. Berawal dari pertemuan-pertemuan membahas pemb
ucap Jun berusah
jelas ia tak bisa tenang. Kem
mu hubungi saya ya?" Jun memint
elan, meminta agar Reya menyandarkan dirinya disana. Gadis itu bersandar, Jun segera meletaka
get ada apa-ap
Kamu doain dong. Jangan cemas, pi
" Reya berkata coba membuat per
kin pusing nanti. Kamu butuh tenaga untuk jagain ibu, hmm?" pinta Jun. Ia tau Re
pai langsung ban
udian memegang wajah Reya da
pucuk kepala dan mengusap-usap kening Reya. Ia juga tak tega dengan keadaan Reya saat ini. Pria itu mengambil p
u
an? Gimana ke
u
lah beberapa urusan benar-be
u
lambung Pi. Aku ud
u
itu papi mau r
ggu sang ibu yang sudah sadar. Arka tengah memegangi botol
r pulang Ka?"
Udah di jalan diantar t
ok lho. Gimana dia? bolak-balik kesian nanti." Rati
," sahut Arka enteng. Menurutnya
at uang dari sana ngisi materi. Ibu enggak bisa kas
aneh-aneh lah. Fok
tau pemberitahuan mengenai kecelakaan yang dialami sang ibu pasti akan membuat Reya cem
melihat sang ibu yang menatapnya dengan senyum. Gadis itu berjalan mendekat lalu mencium tangan
ena sang ibu sudah sadarkan diri. Sepanjan
potin ya?" tany
ni tak akan menjadi beban untuknya. "Engga
kamu
ngerti pasti," jawab Reya, bohong. Itu yang sudah me
kalau
enasaran dengan apa yang terj
an wanita i
ng ibu. "Reya t
alik ibu udah jatuh dan pi
saan sang ibu yang tak bisa melihat kamar mandi licin dan berlumut sedikit saja. Tak ada
ngan kosek kamar mandi. Tunggu a
k perlu operasi dan hanya butuh istirahat dan
s Rey." Ratih katakan itu karena ta
parah. Namun tetap saja ia tak ingin Ratna keras kepala dan melakuk
ian beranjak dari tempat duduk
na Mbak?"
aja temenin ibu." Reya kemudian mela
*