Kontrak Cinta Dengan Iblis
h selamat?!" teriak Aluna syok begitu melihat
ya pada tubuh gadis itu, saat dirinya sadar ji
k langsung saja tertuju pada p
hat dan perhatikan baik-baik. Jelas-jelas tadi bus itu melaju kencang ke arah kita. Dan pastinya bus itu harusnya akan menerjang, melinda
unggu dan meminta penjelasan akan keluar dari mulutnya. Namun, kalian
ngatlah begitu mudah. Bahkan Denias pastikan, tidak ada satu pun iblis di muka bu
s untuk dikatakan kepada gadis itu. Hingga akhirnya, sebuah i
Dan ternyata, sebelum bus itu berhasil menghantam kita berdua. Sebuah palang beserta pembatas jalan yang baru akan dibangun itu, akhirnya menghalangi bus itu untuk sampai ke arah kita. Bus itu pun akhirnya menjadi berguling seperti itu karena menabrak bangunan baru yakni pembatas jalan itu.
men
meni
alihkan tatapannya tajamnya dari wajah Denias. Dan karena hal
g, dari tadi aku juga nutup mata aku rapat-rapat dan gak kasih celah buat lihat sedikit pun. Jadi, pasti apa yang kamu bilang itu memang fakta dan kebenarannya. Ka
g berlumuran darah segar. Buru-buru Aluna pun kembali menutup mat
buh orang-orang dalam bus itu. Aku mohon! Sekarang juga kamu nyalain mobilnya terus kita pergi secepat mungkin! Aku gak perdul
nyalakan mesin mobilnya kembali. Dari cara bicara hingga tatapan memohon yang diberikan
ri kamu! Ingat, kamu gak sendiri. Ada aku di sini. Kamu gak perlu takut sama semua ini," balas Denias
*
uri-curi pandang ke arah gad
at sedikit bergetar itu, membuat Denias akhirnya berinisiatif untuk menenangkan sekaligus
n aspal itu pun, seketika berhasil
begitu menyadari, jika mobil merek
u teralihkan pada suara bukaan p
ya juga, es krim di sini enak banget. Pas banget sama cuaca yang lagi
uman pun juga turut terukir di wajah Aluna.
uluran tangan dari pria
seseorang yang akan bekerja gitu. Jadi, kalo kamu kerja. Lalu, surprise buat aku gimana? Gak mungkin kan kamu bawa aku ke kantor kamu? Yang ada itu pasti bakalan nge-bosanin. Lagipula kita juga lagi akting doang
am. Seperti-nya, Denias tidak tertarik untuk membalas
u! Makasih," pesan Denias yang setelahnya membawa Aluna u
gacuhkan pertanyaan dari diri-nya. Aluna pun s
Aku mohon jawab pertanyaan aku, Denias! Aku butuh jawaban dari kamu! Bukan ti
ke arah Aluna. Menatap mata gadis itu dala
Aluna. Aku memang mau kasih surprise buat kamu. Jadi, tunggulah itu. Sekarang akan lebih baik jika kamu menikmati es krim kamu dengan t
i ka
dulu memberikan kode pada lirikan matanya yang menandakan jik
mutuskan untuk menikmati es krim coklatnya. Sebab, sebenarnya
*
ya di mars? Duh, Denias. Lain kali kalo mau kasih kejutan atau apalah itu, harusnya kamu udah tau tempat-nya. Jadi, kita bisa cepat sampai-nya. Pasti sekarang kita gak nyampe-nyampe karena kamu lupa tempat-nya
ng banget nih! Butuh tempat pelarian biar semua-nya gak numpuk di kepala lagi!"
bungkam dan mengabaikan keluhan demi keluhan y
ujuan mereka telah berada di penglihatan Denias.
up matanya, seketika kehilangan keseimbang
mobil nih! Kepala gue jadi kejedot kan! Kalo tiba-tiba entar gue amnesia gimana?! Kan be
itu pun justru hanya melebarkan senyuman-nya lalu menu
rah pandang dari pria itu. Perlahan, akhir-nya Aluna pun mula
n jatuh kepada sebuah gedung besar y
ntas menunjuk ke arah gedung itu sembari
ucap Aluna deng
kkan kepala-nya, menandakan jika pria itu mengiyak
iswi di UI ini!" tutur Denias yang langsung
Aluna, gadis itu dengan cepat langsung membuka amplop yang berisikan
u keluar dari dalam mobil-nya dan berlari
langsung saja melompat ke dal
pasti ada kaitan-nya sama kamu! Sekali lagi, makasih,
gan secepat kilat halilintar, Denias pun
is itu, Denias pun seketika ju
rut dalam tautan mata mereka. Sebuah sua
Bapak dosen yang ngampu di bidang hukum kan, ya, Pak
tika membuat tatapan mata Alun
ang salah dengar kan saat ini? Jadi, alasan
asil menyita seluruh perhatian mahasiswa maupun m
menampilkan seringai-nya, yang entah ber
*