icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Saat Ibu Mertua Berkunjung

Bab 4 Buang Muka

Jumlah Kata:1268    |    Dirilis Pada: 07/05/2023

Buan

s. Sepertinya suamiku dan ibunya masih mengobrol. Entah jam berapa mereka pulang, aku

Ah, bukan mendengar hanya tak sengaja perca

kenyang. Lagian makan dua potong aja udah

belum punya kulkas. Mau disimpan di mana coba?

uh biar dihangatkan dengan cara dikukus. Ya udah, Akbar mau tidur dulu.

tidur. Semoga saja Ibu mertua tidak menga

ngan tubuh Mas Akbar yang merapat. Pria itu memeluk dari bagian belakang. Ada sejuta kehangatan saat dia melingkarkan tangannya di perutku, mencium ram

antuk membuatku mau tak mau harus duduk terlebih dahulu, sebel

aja tidur." Suara serak Mas Akbar menyambu

Biar aku sendiri aja yang belanja," sahutku. Pria itu semalam masuk ke kamar ham

entar, aku cuci muka dulu." Pria itu bangkit setelah membaca doa ban

ngeri-ngeri sedap, takut ada tetangg

mpu jalan. Beruntung jaket tebal dan masker yang kami kenakan, sedikit cukup untuk menghalau angin yang m

berangsur memutih dengan sendirinya, meskipun tidak memerlukan perawatan yang ekstra. Aneh sekali c

tar ke mobil," ujark

p, N

memang selalu belanja di pasar induk, yang mana teng

ke atas mobil, sementara yang terakhir aku dan

li ke rumah dan langsung membongk

nya. Pukul setengah enam pagi dia akan sholat, membantu sebentar di warung, lalu bersiap untuk pergi ke kantor

ahkan para pembeli, hingga aku sendiri tid

iasaanku shalat di warung ini karena terd

akan lampu luar, para pelanggan pun sudah pada berdatangan. Mere

hari. Maka tak heran jika di pagi buta seperti ini, para pembeli sudah bejibun memenuhi warung. Berdesak-desakan, sali

arena umumnya para pembeli akan membutuhkannya di pagi hari. Lagi pula tengah ha

turun ke warung untuk membantuku. Dia meletakkan sarapan yang kami beli tadi

uat Ibu, u

makan sambil n

kajian tentang kasih

p-sopan a

ana dengan kimono mandinya. Ramb

r ya, aku s

agi pagi, nih, takut telat," ujar wanita

pali obrolannya. Aku dan yang lainnya bahkan tak

, plus Masako dilengkapi dengan merica sachet dan daun bawang seledri secukupnya, kemudian memasukkan ke da

ja ke Mas Akbar," ucapku ya

pula bahan-bahannya juga udah komplit, praktis, tinggal langsung masak aja," u

bagai sekretaris itu. Wanita itu selalu membaw

mesan beberapa daging segar se

ayani pembelinya." Mas Akbar tersenyum padaku sa

mberut. Hanya lima menit wanita itu kemudian berlalu lagi. S

i, Mas. Udah sana k

Aku mengangguk sambil memperhatikan pu

bantuin istrinya. Mana dia juga harus ke

um dan meng

Alhamdul

nggak jelas, bahkan kadang malah mikirin hp-nya daripada lihatin anaknya yang lagi nangis." Salah

h, kebang

ing. Akhirnya kami berteng

lainnya. Warung yang dikunjungi oleh para tetangga untuk membel

elayani mereka. Sedikit ban

sama dari atas motornya. Mas Akbar tampak keren dengan jaket hitam yang dipakainya. Di kepalanya, ada helm impian berwarna

ketidaksukaannya padaku. Aku tersenyum tipis sambil menghitung belanja

i pelanggan yang menimbang baw

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka