icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Saat Ibu Mertua Berkunjung

Saat Ibu Mertua Berkunjung

Penulis: Bun Say
icon

Bab 1 Menjemput Ibu Mertua

Jumlah Kata:1371    |    Dirilis Pada: 07/05/2023

a

put Ib

get sih k

udah nunggu sa

luar dari bibir ibu mertua, saa

ku hendak menyalaminya. Namun bukannya berh

ng, kamu pikir Ibu nggak tahu apa! Yang macet itu pagi dan sore hari, saa

ar.

Beliau berjalan lebih dahulu sambil menunjuk ke

un kesulitan membawanya, dikarenakan tubuhku yang mungil ini. Entah apa yang ibu bawa namun be

u malah

Katanya kalian ud

g-barang ibu di belakang mobil bak terbuka

Namun bukannya senang, wanita itu malah melotot

ernah bersikap baik padaku. Dua tahun pernikahan kami selalu diw

tanya ibu seperti tidak percaya. Aku mengang

semacam Avanza, Innova, Xpander, atau setidaknya paling

i untuk usaha, bukan untuk pamer atau sebagainya." Mobil ini memang biasa dipakai untuk belanja sayur-sayuran

Ibu nggak kuat terus-terusan berdiri di cuac

enyalakan mobil dan me

hun. Dulu kami tinggal di desa bersama dengan ibu, namun hanya kuat 3 bul

berkeluh kesah atau putus asa. Kami tetap berjuang bersama agar dapur bisa ngebul. Maklu

aan besar. Kami hidup dari menjual sayuran yang ternyata untungnya berkali-kali lipat. Beruntung setelah kerja nggak jelas, Mas Akbar diterima kerja di per

ng pasti membutuhkannya untuk sehari-hari. Dari usaha itu jug

berumah tangga, Ibu baru k

kan, namun baru beberapa jam tinggal, ibu memutuskan untuk perg

uihhh!!" Aku masih ingat perkataan Ibu wakt

a beristigfar menyaksikan hinaan ibu di d

n tiga kali tujuh itu ditinggali olehku dan s

gitu? Kok berhenti di sini? Buk

kan perkataannya. Memangnya rumahku di kawasan pas

nggak kuat, panas. Ugh, kota

ri mobil sam

ikan mesin dan menurunkan barang-barang Ibu, lalu berjalan b

nggak sebagus rumah orang atau rumahnya Mbak Mika, tapi di s

masuk dan memi

beli rumah yang cukup nyaman untuk kalian tinggali berdua. Rupanya cu

n ibu makin pedas saja seperti boncabe level 500. Sementara Ibu mondar-mandir ke setiap

ah yang sedikit memprihatinkan. Memang tidak bagus dan tidak juga besar. Ha

umah yang biaya perbulannya di atas tujuh ratus ribu. Toh di tempat ini juga usahaku berjalan. Di samping rumah aku membuat warung untuk menjual aneka sayuran. Biasanya aku ber

adannya. Nanti aku akan menyi

eh pahit?" tanya

manis, sep

ikit. Beberapa detik kemudian, wanita itu meny

, pan

s kuambil tisu dan berniat untuk mengelap bajun

u takut lidah ibu terbekar. Namun aku merasa tidak berbuat kesalah

ak becus melayani mertua!! Mantu nggak berguna!!" sentak Ibu sambil menghantamkan gelas itu d

ngomong gitu smn

Dasar kurang aj*r kamu, ya!! Gobl

tahu kebiasaan itu ketika kami masih tinggal satu

bukan. Aku tidak tahu. Yang jelas baru beberapa meni

a panas panas begini masa' disuguhin air panas. Gimana sih? Apa nggak ada kulkas atau apa kek, buat dinginin minuman?!" Ibu melotot de

g macam-macam oleh ibu. Padahal kupikir beliau sudah berubah sa

u yang salah. Sik

beda. Di sana semuanya lengkap bahkan Ibu tidak usah ke repot-repot kepanasan dan berkeringa

a, kemudian mengipasi wajahnya yang memerah, entah ka

i ke dapur sambil membawa ge

ma tinggal di sini jika h

engar di telingaku. Aku yang tengah mengisi gelas i

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka