icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Saat Ibu Mertua Berkunjung

Bab 2 Mengadu Pada Akbar

Jumlah Kata:1369    |    Dirilis Pada: 07/05/2023

b

u Pada

ambur ke depan begitu mendengar te

l melotot. Jari telunjuk dan jari tengahku ing

mengaduk

ua bukannya langsung nyahut malah diam aja

pa sih masalahnya?! Lagian bisa nggak sih ibu nggak

ya. Awas kalau Akbar datang, Ibu aku akan adukan semuanya sama d

anita itu, yang seperti mau mencari gara-gara denganku. S

tagfir

Ibu sekarang mau apa, coba je

an nggak kepayahan apa?!" Membuang napas yang bercokol di dada,

rc

m dada. Kenapa wanita itu tidak

mbil menghubungi seseorang. Yang kutahu kalau tidak anak perta

.

i sini, lama-lama bicara dengan istr

teriakkan di depan wajahnya, bukan hanya

n tentram. Ibu bahkan datang sambil membawa bom Hiroshima,

sisnya. Dia kembali duduk di kursi, meraih minumnya sambil memastikan panas

yang sudah diungkep sebelumnya, hingga akhirnya aku menggorengn

a makan. Namun wanita itu sepertinya masih betah berada di dalam kamar. Entah Ibu se

hut setelah aku berteriak. Barang bawaan Ibu masih teronggok dekat pintu masuk kecual

ibu yang melotot menyambutku. Berbeda ketika tenga

wanita itu mencicipinya terlebih dahulu dengan ujung jarinya, kemudian tanpa bicara dudu

an diri di kamar sambil memainkan ponsel. Membaca novel-novel online yang selalu berhasil membuatku tertawa, menang

lebarnya. Bagaimana jika ada kucing tetangga yang masuk, bisa-bisa ayam di atas meja digondol oleh mereka.

ngan sisa-sisa nasi yang tidak rapi. Padahal wanita itu tinggal di desa dan adiknya adalah seorang petani, seharusnya wanita itu tidak menyia-nyiakan

*

an. Aku segera mendekat setelah menyelesaikan ibadah shalat ashar. Sebelu

ngah sambil mencium tangan wanita itu. Aku masih b

segala pulang, kalau n

gi sih

juga Ibu datang, Ibu sudah disuguhi teh panas yang membakar lidah Ibu. Kamu lihat nih bibi

sambil melepas sepatu kemudi

u. Kerjaan di kantor sangat berat, apalagi para staf se

lain. Kasihan suamiku itu, pria yang sudah bekerja selama 8 bulan itu harus mendapat perlakuan tidak adil

ai membuat Ibu salah paham. Wanita itu selain selalu membuat ulah, juga kadang-kadang per

an aku. Padahal kamu tahu kan, aku begitu menyayangi i

mengenakan, aku berbicara duluan aga

sangat pintar sekali bersuara. Entahlah, wanita itu seperti m

dua tiga hari juga pulang. Tinggal bagaimana sikapmu saja menanggapinya, lagi pula kita kan harus memuliakan tamu. Te

uga nggak mau ya sampai Mas terlalu percaya pada perkataan Ibu. Jika sampai Ibu berkata macam-macam, tolong

mas waktu itu karena le

amanya. Bahkan aku merasa hidup seorang diri. Meskipun aku tinggal bersama dengan seorang suami dan keluarganya, tapi tak ada seorangpun yang mau bicar

ara aku memilih menunggu sambil memainkan ponsel. Ingin mengobr

san resah dengan ucapan Ibu yang serba s

engan suami dan jarang bergaul dengan tetangga; ke

a tidak menyetok daging sapi banyak-banyak, karena selain modalnya besar, takutnya ngga

ika mereka membutuhkan sesuatu, bisa langsung menghubungi ke nomorku. Jadi be

seger,

pi Mas la

ake sambal tomat." Semanis mungkin kupasang wajahku agar tidak membuat suamiku bete. Di kantor dia ditekan o

istriku ini pe

aku pada pelukannya yang menenangkan. Hingga

ehm

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka