My Moonlight
u begitu menghampiri motorn
as Cassie dengan aksen y
ok itu lagi sambil mengena
ngerjap sok polos mem
lo mau," katanya m
tangannya di pinggang si cowok lalu motor Ninja Kawasaki membelah jalanan ramai. Keduanya tampak begitu akrab, ba
ah baru lo?"
. Dia terdiam, memikirkan kembali saat
alkan,"
itu te
sekolah Gi
tidak langs
assie dengan suara yang berusaha
seolah dia tengah terburu-buru mencapai sesuatu. Cassie tidak memak
a Cassie. Dia diam, rahangnya mengeras seolah dia marah akan sesuatu yang entah apa itu. Raut w
cewek itu tersesat, lalu Gio menawarkan
pan?" tanya Cassie saat Gio menghen
?" Gio balik bertany
an dagu di bahu cowok itu membuat jarak antara mereka tak berseka
sel di sekolah sia
mendengar
i sekolah itu bikin aku kesel sampe ke ubun-
gar begitu manj
n cuma ada saat male
ah Cassie memanyunkan b
gerutuan Cassie itu terdengar
iburan?"
Gi. Ogah balik. I won
ngat untuk membawa Cassie ke suatu
agus buat ilangin
he
gangan yang
lalu lintas berubah segera saja Gio mengambil kesempatan bahkan tak peduli dengan jalanan atau sekitarn
*
melihat Cassie beberapa saat lalu, tapi begitu sampai dia tak menem
ni tadi," gumamnya dengan p
i pengendara motor Ninja Kawasaki hitam itu. Zein jelas mengenalny
i?" tanyanya pada di
uatnya kembali ke tempat itu hanya karena seseorang yang dia kenal
nyangkal dengan keras k
mengucap berbagai
ungutnya
Zein sungguh tidak mengerti ada apa dengan dirinya. Tanpa kata dan te
acau ketika lagi-lagi teringat akan si pemilik motor yang familiar di benaknya. Sa
rpecahkan, fokusnya akan hilang. Itulah dia sampai lupa mengucap salam ketika tiba
nah sudi bertemu de
gkerut. Dia duduk di kursi ruang tamu saat memor
*
lan!" balas sosok cowok itu
menghentikan perkelahian yang mungkin saja
darah itu semakin mengejeknya. Zein berusaha untuk tetap t
u
erkan senyum lebar dengan mulut berdarah, waj
saat ada kesempatan, menghantamkan kembali bogem me
erseru sambil menarik tubuh
entak seorang laki-laki ya
nya, meremehkan keberanian Zein, serta prinsipnya ya
ap, hanya ada remang dari lampu jalanan yang sedi
dia pergi begitu saja tak peduli dengan luka di tubuhnya. Dia di
*
pan ruang tamu itu berjengit kaget melihat putranya diam di sofa dengan kedua telapak tangan menu
n tangannya dari wajah dan menatap per
bunya menatap prihatin, ber
u dulu gih, terus makan,"
itu. Meskipun Zein tak mengatakannya, sebagai seorang ibu, Zira paham ada yang tak beres dengan
uk menerima sebuah kenyataan walaupun sesungguhnya itu bukanlah salah Zein, atau terhubung padan