Siswiku Canduku
tubuh, menunggu reaksi. Namun, tidak ada tanda-tanda pintu akan dibu
mudah marah, dan terlalu banyak overthinking. Apalagi kemarin, ia malah menemukan video Chanda
ya saat pertama kali menyatakan perasaan, seperti saat ia menguca
anggil, disusul tiga ketukan dengan jarak wa
dua juga terbuka. Berarti istrinya masih ada di dalam rumah, tetapi ia sedikit ragu jika harus sedikit agresif untuk membuka pintu tanpa
memintanya untuk segera pergi, meski perutnya terus mengirimkan sinyal agar segera diisi, Chandra tid
u saja. Namun, bukan menyambut, Shila malah menghadiahi Cha
u. Aku nggak bakalan pernah berpikir 2 kali buat b*nuh kamu kalau muncul lagi di rumah aku," kata Shila di
t tenangnya agar tidak memancing reaksi berlebihan dari Shila.
u ke kamu. Bakalan aku b*nuh orang itu d
elah semua kenyamanan, fasilitas, kekayaan, aku kasih ke kamu, kamu mala
t mengambil pot bunga yang bercecer di pi
aku jatuh cinta terus berkhianat kayak gini. M*ti kamu!" Shila berteriak tanpa terkendali, d
pergi dari tempat itu. Namun, di jarak 100 meter dari rumah Shila, Chandra berhenti sejenak. Berpikir, ini tidak ak
lagi dengan Shila, karena
saat ia ikut bergabung duduk di ruang makan dengan semangkuk mie i
ya. Melirik sekitar yang sepi sej
ua kamu
"Percuma, Pak. Mama saya malah ngedukung. Karena Mama saya juga nikmatin uangnya. Sekarang l
untuk menyensor pekerjaan terlarang tersebut, bagaimana pun,
beradaptasi dengan keadaan baru ini. Mama lebih manja daripada aku hidupnya, jadi, ya diem aja karena pekerjaan ini
menyadari, bahwa sedari tadi, Mi
all, kesal. "Bapak ngajakin saya keluar buat apa? Kalau kayak semalam, nggak
Chandra meyakinkan. "Kamu cuman perl
k-anggukkan kepalanya seola
tinya memiliki pemikiran berbed
ngb
jawaban tersebut, sebuah pukulan la
cepat. "Lagipula, di mobil itu yang tera
mulut, tetapi Chandra
ri saya. Kalau saya nggak nemu pelakunya, berarti kamu yang kirim!" ucap Chandra penuh penegasan di tiap
hall. Namun, setelah sampai di sebuah rumah sakit, dan menemui seorang dokter yang mer
l, ketika hanya tersisa mereka bertiga di ruangan; Chandra, Mishall, dan wanita yang terbaring lemah di tempat tidur. Wanita yang berusia sekitar 30-an
marin pake pengama
an tersenyum sarkas.
cerobohan kamu itu, saya jadi ragu kamu bisa
. Urusan sekarang yang lebih penting. Toh, p*la
rusak anggota tubuh dari dalam. Hari ini kamu lumpuh, besok tidak bisa bergerak. Setiap hari, kamu merasaka
"Tinggal b*nuh diri. Saya
ulari pelanggan kamu yang lain. Memang kamu tidak merasa berdosa, Mishall? Kamu tidak punya h
n. Kewajiban mereka memang menghindari p*lac*an kayak saya ini, tapi mereka malah milih buat jadi pelangg
yang ia hadapi sekarang terlalu keras kepala. Car
all. "Ada pelanggan saya yang lain
wa kamu malam ini, dan malam
kok,