Titip Benih
ip
B
tertidur. Aku terbangun ketika me
mengunci pintu Dia. Dan sudah pasti mbak Laras ya
ata Mas Ikhsan datang denga
dulu ya... Biar ana
sini. Aku janji akan menjadi is
i istri yang penurut, Mas ak
pa selama ini aku belum ja
untuk kembali ke rumah sana." Entah mengapa hati kecilku tidak percaya denga
enurut untuk mu dan menjadi adik madu yang baik untuk Mbak
layani Mas... Mas sudah s
mas Ikhsan, bagaimana bisa Dia meminta
Mas dilarang un
ggilan itu keluar dari mulut mas Ikhsan begitu saja, entah meng
Mas terus memaksa maka aku akan teriak biar mbak
akan mengeluarkanmu dari rumah ini. Mas tidak sedang berca
jika Mas Ikhsan benar-benar tidak mau menolongku. Ak
uti kemauan mas Ikhsan, aku melaya
san bersikap dingin kembali kepadaku. Jadi aku sudah
mpai habis. Aku tidak m
kandunganku dengan baik. Asalkan kamu benar-
Y
pintu kamarku lagi, tapi, ternyata aku salah. Mas Ikhsan menguncinya kembali. Sedih sebenarnya rasanya hat
a didepan Mbak Laras, jadi tidak akan benar-benar bi
Mbak Laras membu
ku tidak mau jika an
ebat lalu mengikuti
mengekor di
edang menikmati roti yang di beri selai coklat. Enta
ontan. Mas Ikhsan terlihat sangat terkejut mendengar permintaanku.
at kamu itu tidak boleh melangg
ngekku. Entah mengapa aku sangat mengi
kearahku. Dan beberapa detik kemudian kepalaku ba
napa aku
ih tanya
a kesala
Mas Ikhsan untuk mem
ekali saja makan roti disuapi
disini yang berhak
uga istrinya. Aku juga
yonya Ikhsan disini yaitu aku
a aku juga ist
Apa memang rata-rata perempuan koto
kapan Mbak akan terus men
h. Kamu pikir aku sena
k sendiri yan
banyak bicara. Sekarang kamu makan dan jangan perna
s Ikhsan juga suamiku
ani
h tamparan keras mend
sedikit pun peduli denganku. Dia hanya diam dan terus
irnya hanya meminum susu yang baru dibuatka
ar, karena aku sudah tidak kuat lagi bera
atu asisten kepercayaannya
mar asisten itu
mantis seperti itu. Aku juga heran kenapa Nyonya mau jadi
aik kamu pergi atau kamu ingin aku melaporkan m
a!" ucapnya lagi sambil keluar
begini berat cobaan yang engkau berikan kepadaku. Mampukah aku mel
ten yang tadi pagi mengant
dak sopan. Dia cukup keras meletakkan nampan itu diatas meja s
dengan ku lebih baik
Nyonya Laras. Aku juga tidak su
urang ajar
adi wanita itu coba punya harga diri. Sudah tahu Tuan Ik
lebih baik diam. Dan kamu disini hanya seorang pem
khsan KW." Cibirnya sambil b
amanya karena aku tidak pernah dengar Mbak Laras menyebut na
kan dari pagi. Jadi aku juga
mas dan ketika aku akan pergi ke k
api tak ada yang mendengar ku
. Karena ketika aku membuka mata aku melihat
amun tak berselang lama Dia melepaskan pelukannya