icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Marissa Sang Pelakor

Marissa Sang Pelakor

icon

Bab 1 Chapter 1 ~ Pisah

Jumlah Kata:1053    |    Dirilis Pada: 16/12/2022

ada artinya lagi bagiku. Jika memang menyuda

sebuah bangku sebagai tempat memanjat. Aku menggantungkan tali itu di kayu loteng rum

u, menggeser simpulnya hingga tali itu mencengkram kuat batang

aga ketendang bangku y

EK

ping, otomatis tali menegang

E

ya, seolah mematah

ku sudah hampir

k bunuh diri? Kisahnya bermula

ga ayahku. Karena keluarga ayah merupakan orang berduit, sedangka

reka berdua tidak peduli dengan semua perbedaan itu, me

akan tipe 30. Keluarga ayah menganggap pernikahan itu sebagai pem

tara, di hari berikutnya masalah keuangan memaksa

anya yang kaya, mau tak mau harus memulai dari nol lagi. Perg

man rumah yang tidak seberapa lebar itu. Ada juga Indomie Rebus, Indomie Goreng, Teh Te

suatu h

aku hamil

ngar kabar kehamilannya, Ayah sanga

n di dalam perut. Karena itu ayah menyuruh ibu untuk menghentikan semua akt

matis ibu pun tidak berjualan lagi dar

h. Dia harus bekerja siang malam, apapun dikerjakan olehnya.

kan lauk seadanya

tidak lagi menyusu pada ibu. Namun ayah masih

menyediakan uang untuk pembayaran seragam sekolah, termasuk sepatu, buku tu

lakangan ayah mul

udah bosan miskin"

ng kita perjuangkan! Kita mesti kuat!

s delapan puluh derajat. Aku sering meli

sak, kedua orang tuaku bertengkar hebat. Ibu menangis, lalu memasukkan baju-ba

yang ibu yang sudah berada di luar

galin gitu aja?"

karan dua orang yang sangat kucintai, hanya mereka

kau itu!" balas ibu

h tak mau kalah, sua

h, karena dia juga masuk ke kamar dan

Nak! Nanti ibumu juga akan pulang, kamu tunggu disini ya, di rumah kit

menjawab, hanya

itu dan mengurusku, karena itu dia akhirnya juga per

mereka pernah saling mengas

adi surga bagi kami bertiga. Ayah mengira istrinya akan kembali ke

hun tertinggal sendirian di kediaman kami, ta

sudah berumur delapan tahun tentu mengerti tentang urusan perut, meski tida

depan tidak kukunci, kubiarkan tetap terbuka, berharap m

ayah dan ibuku di

Aku terbangun di pagi hari dengan posisi

tu itu kututup. Aku sangat yakin bahwa mereka akan kembali.

at aku terbangun, aku masih

h memperhatikanku sejak pertengkaran hebat ayah da

a hari saja! Tatapanku sayu, tidak ada semanga

hubungi kedua orang tuaku, namun tak

embuk mengenai nasibku. Akhirnya mereka sepakat u

al tiba, seorang ibu-ibu te

adi orang sukses!" ucapnya sambil seseka

ang juga, sebuah mobil Van

nya kembali, minta mereka untuk melapor ke Dinas Sosial. Ini k

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka