icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Marissa Sang Pelakor

Bab 2 Chapter 2 ~ Panti Asuhan

Jumlah Kata:1060    |    Dirilis Pada: 16/12/2022

. Memang rumah itu hanya kontrakan, tapi seluruh hidupku aku lalui disa

kosong di sampingku. Di kabin depan, dua orang pegawai Dinas Sosial yang berb

udian dibawa ke panti yang merupakan tujuan awal k

a, Pak Borka, begitu kami memanggilnya. Di depan pegawai

Di depan ada Pak Arif sebagai Security. Lalu ada Bu Hesti sebagai petugas kebersihan li

r shift. Yang pertama Pak Jaka yang brewokan serta dua ora

emua ada disana kecuali Bu I

Sosial menuju bangsal yang nantinya aka

empat tidur bertingkat yang terbuat dari besi kopong. Jika pe

u lagi hanya ditempati oleh lema belas anak, menjadi enam belas dengan kehadiranku.

an melihat lima tempat tidur bersusun di sebelah kanan dan lima tempat tidur lagi di

mpat tidur paling uj

sebagai pengganti orang tua kamu. Mereka akan merawat kamu dengan baik," ucap wanita pegaw

berada disitu tersenyum manis kepadaku. Aku h

Bapak, Bapak akan bantu!" u

ngangg

egera diurus. Kamu boleh kenalan dengan teman-teman yang a

a semua kemudian beranjak meningga

at perhatian dari lima belas anak-

ini aku seharusnya berada dalam pelukan hangat ibuku? Bermanja pada ayahku? Apakah hidup memang seperti in

an yang tengah menimpaku. Akhirnya aku memilih untuk tidur, setidaknya dengan

ada yang membangunkan ku untuk makan tengah hari dan santap malam. Mungkin mereka hanya

, jika kita terbiasa tidur di satu tempat dalam jangka waktu yang lama, maka ketika kita terb

pat ini dan orang-orangnya secepat mungkin. Bukankah aku berhak untuk bahagia? Lihatlah, anak-anak dis

dan bergegas menuju kamar mand

-anak harus mengantri, begitupun aku. Aku mengisi posisi paling

uan mendorongku. Badannya tinggi, aku rasa umurny

andi paling akhir!" bentaknya kasar. Belakang

ngkah dan membiarkan perem

sikap sopan, seperti yang

un bergegas masuk ke dalam. Aku membersihkan seluruh badanku. Seingatku sudah

ain gagang pintu di depanku, mendorongnya untuk membuka. Tapi ... p

luar? Tolong, aku terku

engar suara tawa beberapa

biar tahu rasa!" Aku mengenal suara itu, itu suara anak

langkah mereka

mar mandi ini, semakin aku merasa sedih. Beginikah rasanya j

u, kalia

enanti seseorang data

aku melihat wajah Bu Hest

bisa terkunci di

anya tidak mau mengadukan perlakuan Meri tadi padaku. Aku yakin d

an dulu sana. Semua orang sudah kum

rapan kita,

an tengah hari, Nak. Buruan, ka

angnya jam berapa Seka

h, buruan makan

sekarang jam satu siang. Berarti sudah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka