Marissa Sang Pelakor
. Memang rumah itu hanya kontrakan, tapi seluruh hidupku aku lalui disa
kosong di sampingku. Di kabin depan, dua orang pegawai Dinas Sosial yang berb
udian dibawa ke panti yang merupakan tujuan awal k
a, Pak Borka, begitu kami memanggilnya. Di depan pegawai
Di depan ada Pak Arif sebagai Security. Lalu ada Bu Hesti sebagai petugas kebersihan li
r shift. Yang pertama Pak Jaka yang brewokan serta dua ora
emua ada disana kecuali Bu I
Sosial menuju bangsal yang nantinya aka
empat tidur bertingkat yang terbuat dari besi kopong. Jika pe
u lagi hanya ditempati oleh lema belas anak, menjadi enam belas dengan kehadiranku.
an melihat lima tempat tidur bersusun di sebelah kanan dan lima tempat tidur lagi di
mpat tidur paling uj
sebagai pengganti orang tua kamu. Mereka akan merawat kamu dengan baik," ucap wanita pegaw
berada disitu tersenyum manis kepadaku. Aku h
Bapak, Bapak akan bantu!" u
ngangg
egera diurus. Kamu boleh kenalan dengan teman-teman yang a
a semua kemudian beranjak meningga
at perhatian dari lima belas anak-
ini aku seharusnya berada dalam pelukan hangat ibuku? Bermanja pada ayahku? Apakah hidup memang seperti in
an yang tengah menimpaku. Akhirnya aku memilih untuk tidur, setidaknya dengan
ada yang membangunkan ku untuk makan tengah hari dan santap malam. Mungkin mereka hanya
, jika kita terbiasa tidur di satu tempat dalam jangka waktu yang lama, maka ketika kita terb
pat ini dan orang-orangnya secepat mungkin. Bukankah aku berhak untuk bahagia? Lihatlah, anak-anak dis
dan bergegas menuju kamar mand
-anak harus mengantri, begitupun aku. Aku mengisi posisi paling
uan mendorongku. Badannya tinggi, aku rasa umurny
andi paling akhir!" bentaknya kasar. Belakang
ngkah dan membiarkan perem
sikap sopan, seperti yang
un bergegas masuk ke dalam. Aku membersihkan seluruh badanku. Seingatku sudah
ain gagang pintu di depanku, mendorongnya untuk membuka. Tapi ... p
luar? Tolong, aku terku
engar suara tawa beberapa
biar tahu rasa!" Aku mengenal suara itu, itu suara anak
langkah mereka
mar mandi ini, semakin aku merasa sedih. Beginikah rasanya j
u, kalia
enanti seseorang data
aku melihat wajah Bu Hest
bisa terkunci di
anya tidak mau mengadukan perlakuan Meri tadi padaku. Aku yakin d
an dulu sana. Semua orang sudah kum
rapan kita,
an tengah hari, Nak. Buruan, ka
angnya jam berapa Seka
h, buruan makan
sekarang jam satu siang. Berarti sudah