icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

The Babby Project

Bab 9 Project Number Nine

Jumlah Kata:1193    |    Dirilis Pada: 16/12/2022

inggu

uluh menit atau satu jam lebih awal, tidak diragukan bahwa dia akan terlambat karena kemacetan. Ujung tumitnya menyusuri trotoar saat dia be

nya. Dia berjalan menghampiri Bagas. "Gue sangat, sangat men

gak masalah. Gue sud

a, dia melepaskan jaket dari bahunya. Saat dia melihat tatapan Bagas, dia menaikkan alisny

h. "Gue sama So

tangan dan meremas tangan Bagas. "Kalian nggak sampai putus, kan? P

ap Bagas. "Mungkin nggak, kalau

n kalian pindah lagi. Gue nggak akan bisa tahan membay

an tentan

tenta

dari bibir Bagas sebelum

k mau cerita sama gue?

a pada Almira. "Dia bilang dia akan tinggalin

engan ngeri. "Tapi kenapa dia bisa bilang kayak

sedikit cemburu dengan perasaan gue sama lo. Dia berpikir kalau gue punya

Memiliki anak dari Bagas akan selalu mengikat mereka bersama. "Tapi dia tahu lo akan menandata

diri lo, gue pasti akan terlibat secara emosional." Bagas memberinya senyum sedih. "Dan bagaimana

alian berdua berpisah. Gimana kalau gue yang

akan mengu

us berjuang untuk bernapas. "Jadi lo nggak akan melanjutkan persetujua

n nggak bisa," jawabnya sambil te

da kemarahan. "Ya, lo bisa! lo hanya bersikap

ase. Gue sudah bersama Soffie selama lima tahun. Gue mencintain

elapan belas tahun. Kalau Tante Soffie benar-benar mencintai lo, dia nggak akan buat lo memilih di antara

di ibu. Gue harus meng

a nggak harus menjadi ibu, begitu pun lo. Y

nggak

o beneran nggak bisa mewujudkan kei

u-satunya pilihan. Ada ribuan pendonor di luar s

Mereka bisa mencampuradukkan sampelnya, dan akhirnya gue bisa melahirkan anak seorang pembunuh b

o harus mencar

sama gue? Lo sudah janji sama gue kalau lo akan bantu gue-Gamma memberit

sesederhan

akitin gue, lo bahkan nggak mau berjuang buat gue. Lo menolak bua

at sama Soffie sampai wajah gue berubah jadi biru, tapi lihat hasilnya sekarang. Gue bisa aja milih lo,

ri pernyataan terakhir itu. Kalau lo memilih untuk tidak menja

rsinya, Bagas meraih lengannya

begitulah perasa

apa gue mencintai

an keluar dari kedai kopi. Sambil meraba-raba dompetnya, dia mengeluarkan ponselnya saat dia menyusuri trotoar ke mobilnya. Dia

*

ulan K

ntas di wajahnya. Entah bagaimana dia bisa menciptakan keajaiban, berhasil mengubah ruang konferensi

annya. Tentu saja saat kesempatan datang untuk menjual gambaran yang diinginkan bagi setiap calon ibu pada

ri. Setelah dia membetulkannya, ujung-ujung jarinya merapikan bagian atas taplak meja warna pink puca

al lehernya. Ya, sebenarnya pesta seperti inilah yang kuinginkan untuk acara baby shower-ku... jika aku bisa mengada

dekat, melayang di atasnya seperti awan gelap, sementara menjadi ibu, bersama dengan Tuan Idaman, masih

yang telah hilang dengan mencari suami dan memiliki seorang anak. Sayangnya, tidak apa satu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka