The Babby Project
an dasi dan tuksedo yang dia pakai. Dia baru saja memakai setelan itu selama tiga puluh menit, dan itu sudah terasa se
Man. Jadi gimana pesta ini menu
n Arga dan menenggaknya dalam satu tegukan yang berapi-a
ari panasnya suasana neraka acara
aptisa
an oleh masing-masing saudara perempuannya sepanjang hari. Meskipun mereka menyudutkannya di waktu yang berbeda, pesan mereka tetap sama. Dia sudah be
ada sedikit aja minuman keras di pesta itu,
kaleng beer, sudah pasti semua kakak perempuan gue akan lebih pa
elas-gelas minuman. Lo nggak mau langsung ke bar buat
n double shot,
lalu cepat Man. Ma
sejenak. Dia berbalik untuk melihat seorang wanita di depannya. Dia sudah pernah bertemu dan bercinta dengan wanita cantik sebelumnya, tapi yang satu ini sang
rti kulit kedua. Abyan menyukai rambut merah, tapi yang terpenting, dia menyukai rambut merah da
saja?" Akhirnya
cepat. "Aku minta maaf. Tumitku tersangkut
erbaiknya. "Nggak masalah, l
, aku minta m
ikan diri dengan desakan panas di bawah pinggangnya. Sekarang ada yang menarik. Dia hanya tipe wanita yang akan dia nikmati saat pulang ke rumah dan memastikan dia menjeritkan namanya beru
ua teman kerjanya yang lain, Randi dan Sandy, bergabung d
saat mengambil gelasnya. "Lo pasti sudah n
Kenapa me
enyum-senyum itu nggak a
a gue menemukan wanita yang akan
erak cepat. Siapa
e akan menikmati menghabiskan berjam-jam u
ng. "Sialan, di
tahu siapa yang lagi gue bicarakan hanya d
jang, payudara yang menakjubkan, mata cokelat terang yang sedikit
Scotch-nya. "
, Bro. Dia bekerja di lantai yang sama dengan gue, dan setenga
ingai. "Oh, gue suka tantangan. Gue biasa
ngus dan tertawa. "Jus
rmainan susah didapat itu ag
ang panas-panasnya seperti malam ini. Gue l
ya ke tengah kerumunan. Akhirnya dia melihat si
lmi
dulu, gue akan berusaha membuat Alm
" kata Sandy
wanita. Dia memiliki penampilan, daya tarik seks, dan kepribadian. Jadi kenapa jika bebe
*
hat ke arahnya lagi. Sebagai gantinya, dia mencoba memusatkan perhatian pada percakapan antara Casey dan gadis-gadis lain dari lantai yang sama dengannya. Tapi saat dia mengintip
inkan selama lima menit terakhir-mencuri pa
um sama siapa si
Almira dengan
in Almira lagi cari mangsa,"
a," prote
apannya mengamati ruangan. "J
atan tertarik, tapi gue terlanjur malu karena tumit gue sudah keburu tersangkut di karpet bodoh itu
lihatannya laki-lak
a sejelas hari-dengan mata biru yang tajam, rambut pirang berantakan, d
. "Oh, sialan! Almira meny
aat sebelum akhirnya berkata, "Jujur aja gue benar-benar
lebih gue nggak pernah melihat lo bertingkah kayak gini saat bertemu pria.
mana dia?"
las. Tapi dia bersandar d
seperti apa tanggapan mer
"Apa yang salah? Siapa