Married With You
Kakinya yang tinggi semampai. Tak mengurangi karisma yang terpancar dari wajah sempurna miliknya. Matanya yang tidak sipit juga tidak bulat. Alisnya yang tebal bak pangeran
a yang hitam pekat dengan poni yang menjulang ke atas. Pesonanya menyihir semua insan, baik wanita ma
angan. Meski semua gunjang-ganjing terus menghampiri dirinya. Bahkan para tetua yang tak henti menjodohkan dirinya. Mr. Wil tak pernah go
ada satu pun yang berani untuk ikut masuk ke dalam lift. Dan membiarkan Mr. Wil dan sekretarisnya menaiki lift tersebut. Sesampainya di lantai utama, Rafida sekretaris Mr. Wil me
gan perusahaannya pada pukul dua belas siang. Setelah itu pukul dua siang, Anda mendapatkan undangan pembukaan kafe terbaru putri pemimpin grup Jaya Abad
kan kah hari ini adalah hari rabu
Sayangnya jadwal hari ini sangat penting sehingga tidak mu
tetap tidak bisa. Ah ... bagaimana jika jadwal pertemuan dengan keluarga kau tunda
a pertemuan keluarga. Bahkan ini adalah und
ngan kecuali yang ini, bilang pada Wisnu untuk menemui saya pukul empat
ruangannya. Rafida menghela napasnya karena sikap angkuh serta s
l," jawab Ra
erada di kantin bersama rekan
saat jam makan siang. Ia menaruh kepalanya di
ngat tua?" tegur Said yang ke
an buat surat pengunduran diri
apa lama menjadi sekretar
an ini sangat sul
in
terperanjat terkejut. Ia melotot kan mata
itu terlihat frustasi?" ta
a memaksaku untuk ikut dengan
man
*
saat Rafida meminta ijin
sa menolak permintaan mereka. Hanya hari
saya sangat p
ntikan saya untuk menjadi supir sekaligus sekretaris sehari anda,"
id
memelas menatap de
diri dan berjalan menuju pintu. Ia terhen
g kamu lakukan?
keduanya sudah sampai di lobi, Rafida terpikirkan sesuatu. Mr. Wil suda
n?" teriak Mr. Wil dan tiba-tiba ses
kamu?" tan
gantikan Rafida hanya untuk hari i
a itu. Mereka bahkan bisa saja memberikan Rafida pada pria tua yang
*
fe. Ia memesan secangkir espresso. Berkali-kali menatap jam di tangannya. Teman ya
di tempatnya? Dia bahkan tak meng
*
sedang sibuk mempersiapkan sajian untuk makan malam. Acara malam itu terasa sangat tidak biasa. Semua anggota keluarga sudah duduk
taranya. Rambutnya yang tergerai indah berwarna coklat berkilau. Gaun di atas lutut memukau dengan ukuran yang sangat pas di tubuh seksinya. Berjalan dengan s
sangat rapih dan memenuhi meja panjang tersebut. Bahkan tak ada suara d
r
gan sangat lebar. Tampak langkah seorang pria ya
uga," ucap sang tetua
rlambat," ucap Mr. Wil
antun juga," gumam B
semua orang yang hadir hari itu. Hingga tatapan seseorang membuat Mr. Wil mera
cap wanita i
r. Wil yang juga