Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
“Cuy, ayo ke Bar untuk mengurangi rasa stresmu. Sesekali lah tidakk masalah kan?” ujar seorang pria gendut pada Riko. Riko Adreseso adalah seorang CEO di kantor peninggalan ayahnya, ia yang adalah seorang CEO pasti sangat sibuk dan itu membuat ia merasa sangat stres, ia memang bukan tipe orang yang sering bermain ke Bar. Namun, untuk kali ini ia setuju karena ia berfikir mungkin benar yang dikatakan oleh temannya itu.
Riko mempunyai seorang sahabat yang bernama Reno, ia adalah seorang pria gendut yang selalu mendapat penolakan oleh perempuan, tapi ia sering sekali pergi ke Bar untuk bisa melihat perempuan-perempuan yang minim pakaian.
“Okey dah Bro! sepertinya apa yang kamu katakan itu ada benarnya juga, mungkin itu bisa menghilangkan stresku, tapi kamu itu lho jangan terlalu sering dong!” ujar Riko pada sahabatnya itu samping menepuk bahunnya menandakan keakraban mereka. Mereka sudah saling mengenal satu sama lain sejak mereka berada dibangku SD. Tak ada hari yang mereka lewati tanpa bersama.
Dengan bersemangat, mereka langsung pergi ke sebuah Bar dekat dengan kantor milik Riko menggunakan sebuah mobil sport mewah miliknya, dengan hembusan angina mereka pergi, membuka atap mobil itu. Sahabatnya juga berdiri bak cabe-cabean dengan memamerkan ke semua orang sepanjang jalan ini bahwa ia sudah berada dalam mobil sport mewah yang hargannya sampai mencapai angka miliaran rupiah.
Sesampainya di sana, sahabatnya itu langsung turun dari mobilnya dengan, loncat tanpa membuka pintu mobil yang slime dan pendek itu, dengan lenggak-lenggoknya, ia langsung menyapa semua orang yang ia kenal di luar Bar itu. Sedangkan, Riko turun dengan gaya calm dan terlihat biasa saja dengan kekayaan yang ia miliki, berbanding terbalik dengan sahabatnya yang sombong, tapi terlihat lucu karena badannya yang terlihat melipat seperti ulat bulu, namun berlenggok seakan dirinya langsing dan sangat tampan.
“Hoii Bro, udah lama Loe di sini?” tanyanya pada salah satu orang yang berada di sana, namun orang tersebut terlihat sangat bingung karena ia bahkan tidak mengenal Reno sama sekali. Riko yang melihat tingkah sahabatnya itu langsung menarik tangannya masuk ke dalam Bar itu.
“Apaan sih kamu, main sapa aja, dia gak kenal kamu sama sekali kok!” sambutnya karena merasa malu dengan sahabatnya itu, tak lama setelah itu sahabatnya itu juga langsung tertarik pada seorang perempuan yang berjalan di hadapannya, membawa segelas minuman bersoda dan berjalan dengan lenggoknya menunjukkan bentuk tubuhnya.
“Hai Cewek! Main sini dong sama Abang!” serunya pada perempuan itu, perempuan itu langsung melihat kearahnya dengan mengibaskan rambutnya pada panjang dan indah. Namun, tiba-tiba wajahnya berubah setelah ia melihat orang yang menyapanya itu, dengan wajah nyinyir, menaikkan alis dan bibirnya.
“Ihhh sok kenal deh Loe, badan melar gitu ngomongnya kayak orang ganteng aja. Ngaca dong ya!” jawabnya kasar pada Reno. Riko langsung tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang di katakan oleh perempuan itu, sahabatnya itu terlihat malu karena itu dan langsung menepuk bahunya.
“Ketawa kamu! Aku lagi di bully nih, harusnya kamu belain aku bukannya malah ikutan ngejek dong,” keluhnya pada Riko, ia merasa sedikit marah pada Riko namun itu tidak lama, hanya membutuhkan waktu hitungan detik saja langsung berubah lagi.
“Kamu sih, gak kenal sok sapa! Ini dah balasannya yang kamu dapat hahahha. Yasudah lah gak masalah, cari yang lain lagi,” ujarnya menasehati sekaligus memberikan semangat pada sahabatnya itu dengan ucapan, “Cari lagi!”. Sahabatnya itu juga langsung tertawa dan mengajaknya untuk berjalan mengelilingi Bar itu karena sesungguhnya Riko tidak pernah masuk sebelumnnya ke dalam Bar. Ia terlihat sangat canggung dengan tempat itu, ia juga terkadang merasa sangat tidak nyaman melihat begitu banyak wanita dengan pakaian minim di sana, bukannya tertarik ia malah merasa rishi dengan hal itu.