Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Bab 1 Keluarga Baru
Setelah Ibunya meninggal lima tahun lalu akibat kanker yang telah lama menggerogotinya, Carissa dikejutkan oleh keinginan Lucas, sang Ayah, untuk menikah lagi. Carissa tidak melarang bila sang Ayah ingin menikah lagi, mungkin dia merasa kesepian setelah bertahun-tahun hanya hidup berdua dengan dirinya dan ditemani dengan si Mbok yang bekerja di rumah mereka.
Akan tetapi, Carissa merasa terkejut begitu mengetahui siapa wanita yang akan menjadi pengganti ibunya, wanita yang tidak lain adalah mantan pegawai yang pernah bekerja di restoran milik almarhumah sang Ibu yang kini di kelola oleh Ayahnya dan sahabat ibunya, Orlin. Dialah Hanna, seorang janda beranak satu, yang saat ini tengah menjalin hubungan dengan Ayahnya.
Hanna, yang Carissa tahu adalah seorang wanita yang sangat royal begitu juga dengan Sera--puterinya. Hanna diketahui telah beberapa kali melakukan kawin-cerai dengan beberapa pria kaya. Dan bila sekarang Ayahnya ingin menikah dengan wanita itu, apakah hubungan mereka akan awet?
Carissa mengenal Sera yang seusia dengannya dan kebetulan mereka juga satu sekolah. Sera adalah gadis yang populer di sekolah, memiliki banyak teman dan sering bergonta-ganti pasangan. Berbeda dengan Carissa, dia lebih menutup diri, bahkan teman dekat Carissa pun bisa dihitung dengan jari.
Satu bulan kemudian pernikahan sang Ayah dan Hanna pun berlangsung meriah. Selesai resepsi pernikahan, Lucas memboyong Hanna dan juga Sera untuk tinggal bersama di rumah mereka. Rumah berlantai dua yang awalnya sepi dan tenang kini berubah ramai, karena bertambahnya dua anggota keluarga baru.
"Carissa, sekarang kita satu keluarga," ucap Sera kala gadis itu baru saja melihat-lihat kamar barunya.
"Carissa bertemanlah dengan Sera baik-baik, kita sekarang satu keluarga. Dan kau bisa memanggilku Mama jika kau mau," ucap Hanna dengan senyum palsu.
Carissa hanya menatap kedua orang itu malas tanpa menjawab ucapannya.
"Sayang, kalian di sini rupanya." Suara Lucas mengeinterupsi ketiganya. "Ayo, kita makan malam dulu," ajak Lucas.
.
"Biar Rissa bantu, Mbok," ucap Carissa mengambil alih cucian piring yang menumpuk di wastafel. Ini bukan kali pertama sang Nona majikan membantu mengerjakan tugasnya. Tiap kali wanita tua itu melarang tiap kali juga gadis itu akan membantah.
Mbok Wati, yang kini berumur 60 tahun itu sudah lama mengabdi di kediaman keluarga Gunawan dari sebelum putri pertama mereka lahir. Dulu sekali Nyonya Mira, ibunda Carissa, sering mengalami keguguran akibat kandungan lemah. Setelah keguguran yang kali ketiga mereka terpaksa berhenti melakukan program hamil.
Barulah sekitar usia pernikahan menginjak di tahun kelima mereka mencoba lagi untuk program kehamilan. Mereka berhasil, dan lahirlah seorang putri cantik yang mereka beri nama Carissa Putri Gunawan.
Enam bulan pun berlalu, tak terasa kini Carissa telah menamatkan sekolah. Dia sudah merencanakan untuk melanjutkan kuliah di universitas yang sudah lama diimpikannya. Sejak sang Ayah menikah lagi, dirinya sudah jarang sekali mengobrol dengan pria cinta pertamanya itu. Ayahnya selalu menghabiskan waktu dengan Hanna, bila tak sengaja berkumpul pun sepertinya Hanna sengaja membuat jarak antara dirinya dan sang Ayah menjauh.
Malam itu saat Carissa melihat sang Ayah baru saja pulang, segera dia menghampirinya untuk membicarakan perihal keinginannya untuk kuliah di luar kota.
"Ada perlu apa, Rissa?" tanya Hanna datar.
"Aku hanya ingin berbicara dengan Ayahku," balas Rissa ketus.
"Risaa, tolong mengerti. Ayahmu lelah," ucap Hanna. "Katakan saja apa maumu, biar nanti aku yang sampaikan," tambahnya lagi.
Carissa membuang napas kesal. Untuk bertemu dengan Ayahnya saja dia dipersulit. Akhirnya mau tak mau Carissa mengatakan rencananya pada wanita yang kini menjadi Ibu tirinya. Setelah selesai mengatakan rencananya, wanita itu menutup pintu kamar dan membiarkan Carissa berdiri mematung di depan pintu itu.
Malam berganti pagi, seperti biasa Carissa selalu membantu Mbok Wati menyiapkan sarapan. Carissa menata piring di atas meja makan, mata gadis berambut sepunggung itu menatap pintu jati berukiran naga itu sejak tadi, yang tak lain adalah kamar Ayahnya. Dia ingin tahu jawaban sang Ayah atas rencananya semalam. Tapi, dirinya tak yakin bila wanita itu sudah menyampaikannya atau belum.
Carissa menaruh nasi goreng dan menatanya di atas meja makan, bersamaan dengan Lucas yang keluar dari kamar dengan terburu-buru.
"Ayah?" panggil Carissa.
Lucas menghentikan langkahnya dan menatap pada sang putri, Hanna berdiri di belakang Lucas dengan wajah tak suka.