/0/23599/coverorgin.jpg?v=ed918f85207337f1a3fe2e5fd61a4091&imageMogr2/format/webp)
Alena melebarkan senyuman saat sang photographer menyuruhnya tersenyum lebih lepas. Mengangkat tangannya ke rambut dan menyibaknya, kepalanya mengarah ke samping kanan agak diangkat.
“Okay! Satu kali lagi,” pinta sang photographer. “Ya. Bagus.”
Kaki Alena disilangkan, bersandar pada meja kayu di belakangnya. Tangannya menyentuh bibir sambil menatap kamera dengan wajah tenangnya.
“Selesai. Kerja bagus Leanne.” Laki-laki berbeda umur 10 tahun dari Alena tersenyum tipis. Meninggalkan kameranya sejenak sebelum melihat hasil fotonya.
“Terima kasih untuk hari ini,”
Sesi pemotretan terakhir yang dijalani oleh Alena telah selesai. Gadis itu berjalan menuju kursi lipat yang tak jauh dari tempatnya berdiri tadi. Seorang gadis berkacamata mendatanginya sambil membawakan air mineral padanya.
“Apa masih ada jadwal pemotretan lagi?” tanya Alena pada Tamara, sang manager.
Tamara membuka buku kegiatan yang selalu ia bawa. “Sepertinya tidak ada. Tersisa wawancara dengan salah satu majalah remaja. Dan setelah itu, kau bisa istirahat selama dua minggu,” jelasnya kemudian. Ia duduk di samping Alena.
“Majalah apa?” Alena meneguk air mineral di tangannya sambil memandang ke arah Tamara.
“Majalah Oricon. Hanya sekedar wawancara biasa untuk bahan majalah mereka.”
Alena menghela napas panjang. “Aku sangat lelah. Bisakah kita pulang sekarang?” Pinta Alena.
“Okay, aku akan berbicara dengan Curtis sebentar. Dia akan mengirimkan hasil foto lewat E-mail. Jika kau penasaran, kau bisa mengeceknya nanti.” Setelah mengatakan hal itu, Tamara pergi untuk menghampiri laki-laki berperawakan tinggi yang tengah berbicara dengan sang photographer.
Alena meneguk kembali air mineralnya, lalu merapikan rambutnya. Seorang lelaki menghampiri Alena, menyapanya. “Hay, Leann. Hari ini kau bekerja dengan bagus.”
“Terima kasih, Daniel.” Alena tersenyum tipis. “Mau duduk?”
Laki-laki yang dipanggil Daniel tertawa kecil. “Tidak. Tidak. Masih banyak pekerjaan yang harus kulakukan.” Ia mengangkat dua kamera yang ada di tangannya, memperlihatkannya kepada Alena. “Semua ini harus segera dibereskan sebelum Derek memarahiku.”
“Derek tidak akan melakukan hal itu selama kau masih menjadi teman dekatnya, Daniel,” kata Alena. Ia melihat Tamara berjalan ke arahnya. “Sudah waktunya pulang.”
Daniel menatap ke arah Tamara. “Sampai ketemu nanti, Leann.”
“Sampai jumpa, Daniel.”
Di perjalanan di dalam mobil. Alena melepas wig rambutnya dan menaruhnya di kursi sampingnya. Mengeluarkan ponselnya dan mengecek pesan yang masuk.
“Hari ini aku melihatmu mengobrol dengan Daniel lagi,” kata Tamara. Gadis itu duduk tepat di depan Alena. “Dan sepertinya, dia punya perasaan khusus kepadamu.”
“Apa?” Alena melongo. “Itu tidak mungkin. Kami hanya suka mengobrol. Itu saja.”
“Hey, kau cantik, bukan tidak mungkin jika Daniel menyukaimu.”
“Sebagai Leanne, ya. Tapi, sebagai Alena? Kurasa tidak.” Alena mendengus, lalu tersenyum seperti orang mengejek, lebih kepada untuk dirinya sendiri. “Menjadi Leanne atau menjadi Alena. Kurasa semua orang lebih menyukai Leanne ketimbang Alena,” komentarnya, kemudian.
“Itu karena Leanne gadis yang terbuka, sedangkan Alena cenderung pendiam. Bagaimana kau bisa menjalani dua kehidupan seperti itu? Apa sulit melakukannya?”
Mata biru terang itu hanya menatap Tamara tanpa membuka suara. Kembali pada ponsel yang sejak tadi dipegangnya. Hidup menjadi dua gadis yang berbeda memang menyulitkan. Gadis ceria, ramah, dan disukai banyak orang, Leanne. Dan gadis penyendiri, kutu buku, serta tak banyak diperhatikan orang, Alena. Bagi orang yang memiliki pilihan, pasti akan ada banyak yang memilih untuk menjadi Leanne.
Tapi, bagi Alena, menjadi Leanne hanyalah perannya sebagai model majalah remaja yang sudah ia geluti semenjak usianya 16 tahun. Tak banyak orang yang tahu jika Alena —gadis pendiam dan kutu buku— adalah sosok Leanne yang digemari oleh kalangan remaja laki-laki maupun perempuan.
Rahasia ini hanya diketahui oleh keluarga, serta Tamara yang selalu menjaganya setiap waktu. Dan untuk alasan yang sama, Alena tidak akan pernah mengatakan pada siapapun tentang kebenaran yang tersembunyi itu.
***
Mata Alena mengerjap beberapa kali saat sinar matahari masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia melihat ke arah jendela yang tak jauh dari tempat tidurnya. Wajahnya langsung ia tenggelamkan di bantalan yang empuk lalu kembali menatap jendela kamar. Ia menghela napas berat dengan mata sayunya.
Kegiatan yang tak akan pernah bisa Alena tinggalkan selama ia masih menjadi murid di salah satu sekolah di Houston, Amerika serikat. Menjadi murid dan gadis biasa tanpa sesuatu yang istimewa.
“Pagi, Moms.”
“Semangatlah! Hari ini tahun pelajaran baru. Adik-adikmu akan masuk sebagai murid baru di sekolahmu,” sang Ibu berujar lembut. Memperhatikan anak gadisnya yang semata wayang berwajah ngantuk.
“Itu bukan berita gembira,” Keane berujar ketus. “Satu sekolah dengan kakak culun bukanlah sesuatu yang menggembirakan. Haah, aku yakin, aku akan menjadi bahan olok-olok jika teman-temanku tahu, bahwa aku punya kakak kutu buku seperti dirimu.” Mata birunya menyipit tajam pada Alena yang duduk di depannya.
Alena mendengus kesal. “Kalau begitu carilah kakak impianmu itu di luar sana!” ujarnya tak kalah ketus.
Kacamata bulat, rambut yang diikat dikedua sisi, dan membawa buku ke mana-mana bukanlah trend masa kini. Terlebih kota besar seperti Houston. Semua orang akan berpikir bahwa hidup Alena sia-sia karena menjalani hidupnya seperti itu.
“Itu hanya kamuflase, Keane,” Keene berujar lembut. Tersenyum tipis pada Alena. Mereka saudara kembar, tapi Keene satu-satunya adik yang perhatian padanya, ketimbang Keane. “Alena cantik dalam segala hal,” lanjutnya memuji sang kakak. Alena membalas dengan senyum tipis.
“Jangan melindunginya, Keen.” Keane menatap tajam adiknya.
“Aku tidak, hanya berbicara fakta.”
/0/6534/coverorgin.jpg?v=b790e39ddd1e8158c2df910a2dd31955&imageMogr2/format/webp)
/0/14917/coverorgin.jpg?v=e51eb3cdb337c04e1854ed8f076b46a4&imageMogr2/format/webp)
/0/2765/coverorgin.jpg?v=73c87851898f3527cba598cd0d6fce68&imageMogr2/format/webp)
/0/17610/coverorgin.jpg?v=0e412cdadc22ee0beca3dba45f599bce&imageMogr2/format/webp)
/0/6898/coverorgin.jpg?v=b2ce81286f60c0b8f38f7da779991969&imageMogr2/format/webp)
/0/3295/coverorgin.jpg?v=f703043a166bab6ff7377be5d3ea9792&imageMogr2/format/webp)
/0/9457/coverorgin.jpg?v=749cc01d359e6c9b033ed0b578fdd884&imageMogr2/format/webp)
/0/3033/coverorgin.jpg?v=5649f195c4b1728b9f5e17557a743f86&imageMogr2/format/webp)
/0/17801/coverorgin.jpg?v=d72b80d8c3dc5fa36cdb44037d641687&imageMogr2/format/webp)
/0/2737/coverorgin.jpg?v=20250120160007&imageMogr2/format/webp)
![Call Girl [21+]](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/6027/coverorgin.jpg?v=c65b827f6d3922ada9dfed64e83f0f11&imageMogr2/format/webp)
/0/10937/coverorgin.jpg?v=95294e4cff5a968434adf67880f651ef&imageMogr2/format/webp)
/0/7113/coverorgin.jpg?v=c33b0f5fd43cfe98097da6b6cebf6198&imageMogr2/format/webp)
/0/8703/coverorgin.jpg?v=e51ed7fec47989034f7631dc60a2851f&imageMogr2/format/webp)
/0/20687/coverorgin.jpg?v=cd1175ed73971d72d14a9d65cc1c01ff&imageMogr2/format/webp)
/0/29581/coverorgin.jpg?v=cef77ef63ec72ae6bb83987cf0e7c459&imageMogr2/format/webp)
/0/4255/coverorgin.jpg?v=20250121182421&imageMogr2/format/webp)
/0/10592/coverorgin.jpg?v=0893ac17885e413ccdd7cacd9d5cddaf&imageMogr2/format/webp)