Cinta yang Tersulut Kembali
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Jangan Main-Main Dengan Dia
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Gairah Liar Pembantu Lugu
Cinta di Jalur Cepat
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Sang Pemuas
“Bolehkah aku melakukannya, Ay?” Dengan suara serak dan mata yang berkabut gairah, Kiandra bertanya kepada wanita yang berada di bawah kungkungannya. Tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh keduanya.
Tidak jauh berbeda dengan Kiandra, kedua netra Ayra pun berselimut hasrat. Detak jantungnya berdegup dengan cepat. Tanpa kata-kata, wanita itu hanya mengangguk pelan, seolah memberi isyarat kepada pria yang sangat dicintainya itu untuk melanjutkan apa yang sudah mereka mulai.
Diusapnya pipi Ayra yang memerah, lalu mendaratkan bibirnya pada bibir tipis yang selalu terasa manis olehnya. Dibelainya bibir itu lembut dengan kehangatan bibirnya yang merah. Membawa wanita yang berada di bawah kungkungannya itu melayang dengan hasrat yang semakin berkobar. Hingga pekikan menahan sakit, pelan terdengar kala sesuatu dibawah sana menerobos masuk, dan mengoyak sesuatu yang belum pernah terjamah.
Sesaat tubuh Kiandra diam tak bergerak, tapi tidak dengan bibir dan tangannya. Pria itu tahu betul apa yang saat ini dirasakan oleh Ayra. Bibir pria itu terus saja memberikan kehangatan yang membuat Ayra melupakan rasa sakitnya. Begitu pula sentuhan lembut pria tersebut di tubuhnya. Sehingga membuat wanita itu tenggelam ke dalam hasrat yang baru kali ini ia rasakan. Hingga akhirnya Kiandra kembali menderanya dengan rasa sakit tak tertahankan. Tapi lambat laun rasa sakit itu sirna, dan digantikan oleh rasa yang ia sendiri tidak tahu bagaimana menggambarkannya. Sampai akhirnya erangan terdengar dari mulut Kiandra yang wajahnya terlihat menegang dan memerah, dengan urat-urat yang tampak menonjol di keningnya. Lalu pria itu diam dan tak lagi bergerak.
Diurainya pagutan bibirnya, lalu sedikit memundurkan wajahnya. Kini ia bisa melihat dengan jelas pelipis dan kedua sudut netra Ayra yang basah. Tapi sudah tidak nampak lagi buliran bening yang mengalir dari kedua sudut matanya. Diulurkannya tangannya untuk mengusap pipi Ayra. Kedua netra mereka saling bertautan dengan tatapan penuh cinta.
“Maafkan aku telah melakukan hal ini padamu. Aku sangat mencintaimu dan tidak ingin kehilanganmu.” Dengan suara lirih Kiandra berkata sambil terus menatap manik netra Ayra.
Senyuman manis tergambar di wajah Ayra. Dibelainya dengan lembut rambut Kiandra, tanpa mengalihkan tatapannya dari netra pria tersebut.
“Jangan meminta maaf, karena Kak Kia tidak mengambil apapun dariku. Akulah yang telah memberikannya pada Kakak, karena aku sangat mencintai Kakak,” ucap Ayra untuk menghapus perasaan bersalah yang dirasakan oleh pria tersebut.
“Aku janji akan bertanggung jawab atas dirimu. Apapun yang terjadi nanti, aku tidak akan pernah meninggalkanmu,” tutur Kiandra mengucapkan janjinya.
Dengan perasaan haru, Ayra langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher pria tersebut dan mendekapnya dengan erat. Air mata kembali meleleh dari kedua sudut matanya. Tapi bukan karena rasa sakit akibat perbuatan yang baru pertama kali dilakukannya.
Ayra tidak menyangka jika perkenalannya dengan Kiandra tujuh bulan yang lalu lewat media sosial, akan berlanjut hingga ke dunia nyata. Lewat candaan di setiap postingan mereka berdua, keduanya semakin akrab. Dan obrolan mereka pun akhirnya berlanjut ke bilik pribadi tanpa terbaca oleh publik. Hingga terciptalah rasa nyaman dan tumbuhnya perasaan cinta di hati keduanya.
Walaupun jarak yang terbentang diantara keduanya, tidak menyurutkan keinginan mereka untuk tetap melanjutkan hubungan. Bahkan cinta keduanya semakin kuat karena perasaan rindu acap kali hadir, saat keributan kecil terjadi dan keduanya tidak lagi saling berkirim pesan ataupun melakukan sambungan video.
Sesering dan sebesar apapun pertengkaran diantara keduanya, tidak lantas menyurutkan rasa cinta yang sudah semakin dalam. Sifat Ayra yang terkadang kekanakan dan pencemburu, seringkali membuat Kiandra stres. Tapi justru hal itulah yang paling dirindukan oleh Kiandra jika sehari saja tidak berbicara dan melihat wajah Ayra. Canda dan sifat manja gadis itu seperti sebuah oase yang membuat dirinya merasa berarti dan juga dibutuhkan.
Sampai kemudian seseorang yang mengaku sebagai istri Kiandra mengirimkan pesan pada akun sosial medianya. Wanita itu mengatakan jika dirinya dan Kiandra sudah memiliki dua orang putra. Dan wanita itu menanyakan apakah benar Ayra menjalin hubungan dengan suaminya, sebab ia sempat membaca salah satu komentar Ayra yang memanggil Kiandra dengan sebutan sayang.