Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Happy Reading
........
Earl berlari ke arah sebuah restoran tangannya sesekali menatap jam yang melingkar dengan manis di pergelangan tangannya yang mungil. Kesan cantik dan sederhana terlihat sekali kini dia sudah sampai di depan pintu restoran, sebelum dia masuk Earl terlebih dahulu mengambil nafasnya dengan panjang lalu menghembuskannya.
“Tenang ini bukan pertama kali nya kamu bertemu dengan klien!” Ucap Earl pada dirinya sendiri lalu setelah itu dia masuk ke dalam restoran dan melihat seorang wanita paruh baya melambaikan tangan ke arah nya.
“Nyonya maaf membuat anda menunggu, hari ini cuacanya cukup bagus dan di jalan sangat padat oleh kendaraan!” Jelas Earl wanita yang ia sebut nyonya itu tersenyum.
“Tidak masalah, aku juga baru tiba disini. Bagaimana kamu mau pesan apa sebelum kita bahas pekerjaan lebih lanjut?!”
Earl tersenyum cangguk untung saja tidak di marahi jika tidak sudah habis dia.”Terima kasih nyonya, mungkin secangkir kopi Americano.” Jawab Earl dengan senyum menawan dibibirnya walaupun kacamata bulat melingkari matanya namun kesan cantik dan manis tak bisa hilang dari wajah tersebut. Kemudia seorang pelayan mendatangi meja mereka dan Earl langsung memesan kopi yang ia inginkan.
“Kopi Americano cukup pahit apa kamu suka?” Tanya wanita paruh baya itu dengan sedikit nada khawatir takut Earl kenapa-kenapa.
“Aku menyukainya nyonya!” Jawab nya dengan antusias yang membuat lega perasaan wanita paruh baya itu.
Kemudian Earl mulai membuka beberapa gambar desain yang telah ia rancang selama beberapa hari terakhir, ini adalah rancangan yang akan dia perlihatkan kepada klien karena klien sekarang ingin rumah bernuansa classic dan modern Earl sudah menyiapkan gambar yang cocok.
“Ini terlihat menawan, bagaimana menurut mu?!”
“Nyonya Nicola menurut saya itu juga bagus tetapi yang ini terlihat cocok untuk anda, interiornya dan kesan mewah masih ada.” Tunjuk Earl, yang Nicola tunjuk tadi itu adalah interior rumah impian Earl dia lupa menyimpannya dan mata Nicola tertuju pada desains itu.
“Begitu kah? Kalau begitu aku akan menggunakan ini. Tapi tolong tambahkan warna abu-abu di kamar yang ini sepertinya warna putih tidak cocok dengan putra saya.” Jelas Nicola, Nicola sangat kagum dengan keterampilan mendesain wanita muda ini. Dia pikir desainnya tak sebagus yang orang-orang katakana namun dia salah ternyata hasilnya lebih dari apa yang orang-orang puji di media.
“Baiklah, ada yang perlu di ubah lagi? Mungkin 1 kali pertemuan lagi kita bisa memulai pembangunan nya.”
“Sepertinya itu saja, nona Maddison jika anda tidak keberatan saya ingin mengundang anda ke pesta Berbeque di rumah saya.” Earl terkejut, ehm bukan karena apa dia sebenarnya tidak terlalu dekat dengan keluarga ini terlebih yang Earl tahu mereka dari keluarga terpandang di Negara Australia ini.
“Saya sangat senang bisa di undang secara pribadi oleh anda nyonya Nicola. Kapan itu di mulai?” Tanya Earl dia tidak enak menolaknya karena ini adalah klien penting untuk perusahaan desain miliknya.
“Malam ini, jangan lupa datang ya…jemputan saya sudah menunggu apa anda ingin pulang bersama?” Tanya Nicola dia sangat berharap perempuan cantik dan juga berbakat ini bisa menjadi menantunya di keluarga Yule.
“Tentu saja saya akan datang anda sudah mengundang saya, terima kasih nyonya Nicola.” Ucap Earl dengan tulus yang membuat Nicola tak bisa menyembunyikan niatnya yang ingin menjodohkan putranya dengan gadis ini.
“Kalau begitu sampai jumpa ya di pesta barbeque nya!” Nicola melambaikan tangannya ke arrah Earl begitu pun dengan gadis cantik itu kemudian saat Nicola sudah tidak terlihat di pandangannya Earl langsung duduk dan bernafas dengan lega.
Tidak lama setelah itu ponsel nya berdering nama temannya tertera disana.
[El kamu dimana, kamu lupa janji kita hari ini?!] Earl langsung menjauhkan ponselnya dari telinga ketika mendengar suara cempreng temannya. Huh selalu saja tidak bisa santai dan kalem sebagai seorang wanita.