/0/25091/coverorgin.jpg?v=32fc9b36aa4ede9f3eedb3c97ca99daa&imageMogr2/format/webp)
“Ohhh… Hhhhh… shhh…”
Suara itu kembali masuk memenuhi indera pendengar Liontin, saat gadis berusia 22 tahun itu menginjakkan kakinya ke dalam rumah.
Gadis yang baru saja pulang kuliah itu mengerutkan keningnya dan menajamkan pendengarannya agar bisa mendengar lebih jelas lagi suara aneh itu.
“Dari kamar mama lagi? Sebenarnya apa yang sedang mama lakukan?” gumamnya sambil mendekati pintu kamar sang ibunda.
“Oouh… hhhh… in.. Ini nik… nikmat sekali Sa… yang. Le… lebih keras lag… lagi. Lebih dalam lagi. Hhhh…”
Kini terdengar suara ibunya berbicara dengan suara tersengal -sengal.
Kriet… kriet… kriet…
Suara deritan ranjang bersahut -sahutan dengan suara desahan dan erangan itu.
Karena tak bisa memendam rasa penasaran, Liontin mengangkat tangannya dan mengetuk pintu kamar ibunya.
“Ma! Mama!!!” panggil Liontin dengan nada pelan.
Suara desahan dan deritan ranjang itu pun seketika menghilang. Tapi tak ada jawaban.
“Mama. Ini Liontin Ma. Mama ada di dalam kan?”
Tetap tak ada jawaban.
“Ma. Lion tahu kalau mama ada di dalam. Sebenarnya mama lagi ngapain dan sedang sama siapa di dalam? Kenap…”
“Woi!!! Ngapain kamu berdiri di depan kamar mama?”
Terdengar suara seseorang dari arah belakang membuat Liontin langsung menghentikan ucapannya.
“Kak Wulan. Aku mendengar su…”
“Suara aneh itu lagi? Astaga Liontin. Kamu ini kenapa sih? Kamu selalu bicara yang tidak jelas. Aku tidak mendengar suara apa -apa di dalam. Tapi kamu?”
“Tapi itu memang benar adanya Kak. Bahkan baru saja tadi aku mendengar suara itu lagi. Suara des…”
“Stop Lion. Kamu selalu saja membuat cerita yang tidak benar. Heran deh aku sama kamu. Dia itu ibu kita loh. Tapi kamu ngomongnya nggak pakai mikir dulu.”
“Kak Wulan. Ak…”
Wulan mencekal lengan Liontin dengan keras, membuat Liontin merintih kesakitan.
“Aw… sakit kak. Lepasin.”
“Ayo. Daripada kamu ngomong nggak jelas. Mendingan kamu siapkan makan siang buat kakak. Kakak baru pulang syuting. Kakak capek. Cepat.”
Wulan menarik -narik tangan Liontin dan mendorong tubuhnya ke dapur sehingga gadis itu terjerembab ke lantai dapur.
Bi Situ yang sedang memasak terkejut melihat Liontin terjatuh tak jauh dari kakinya.
Dia lalu berjongkok di hadapan Liontin dan membantu gadis itu untuk berdiri.
“Non Liontin nggak apa -apa kan? Nggak ada yang terluka?”
“Halah. Lebay. Hanya begitu saja luka. Ayo cepat buatkan aku makan siang. Nasi goreng plus telur mata sapi. Jangan lupa. Susu coklat panasnya.”
Wulan lalu segera berlalu dari depan pintu dapur.
Bu Siti mengelus lutut Liontin yang terlihat sedikit memerah.
“Sakit ya Non? Kalau begitu Non duduk saja di sini. Biark bibi yang buatkan makan siang Non Wulan.”
“Eitsss…”
Wulan kembali menghadap ke dapur.
“Bibi tidak boleh membantunya. Kalau bibi ketahuan membantu Liontin, makan bi Siti akan aku pecat. Paham?”
“I.. Iya Non Wulan. Bibi paham.”
Wulan lalu bergegas meninggalkan ruangan.
Bi Siti menatap wajah Liontin dengan raut wajah sedih.
“Maafkan Bi Siti ya Non. Bibi tidak bisa membantu Non.”
“Iya Bi. Liontin nggak apa -apa kok. Lion juga tak ingin bibi dipecat. Kalau bibi pergi, lalu siapa yang nanti akan temani Liontin di sini. Oya, di mana bawang merah dan bawang putihnya? Bibi cukup tunjukkan tempatnya biar Lion ambil sendiri.”
“Ada di rak yang sebelah kanan Non.”
Liontin meletakkan begitu saja tas kuliahnya di atas meja lalu mengambil bawang dan mulai mengupasnya dengan perlahan -lahan.
/0/19300/coverorgin.jpg?v=5b64df787a9f35410ad77322b8fc82cb&imageMogr2/format/webp)
/0/20283/coverorgin.jpg?v=4f80989f89a2d1ea79d667d26fd544dc&imageMogr2/format/webp)
/0/29864/coverorgin.jpg?v=bcfdeaad1f563330db6ea2a5726bc836&imageMogr2/format/webp)
/0/5296/coverorgin.jpg?v=b661641e628f8a8a69709a76ac5ad2a5&imageMogr2/format/webp)
/0/13460/coverorgin.jpg?v=d8931491bc8a0b6ce85be8a2dcf10733&imageMogr2/format/webp)
/0/6719/coverorgin.jpg?v=3caeb75bf0af84483c12ab799053d178&imageMogr2/format/webp)
/0/17190/coverorgin.jpg?v=6930a9824edd2f4f056669d76b3dfe68&imageMogr2/format/webp)
/0/4318/coverorgin.jpg?v=a16a7f280a121aa972c6f257b844ac5a&imageMogr2/format/webp)
/0/13167/coverorgin.jpg?v=fbe3725e71f0b9d903e30a34735feaff&imageMogr2/format/webp)
/0/7738/coverorgin.jpg?v=dba6a1467121e0612b2796ace98673a1&imageMogr2/format/webp)
/0/16889/coverorgin.jpg?v=60341e9fe96835f555cd64f9a6a99bc3&imageMogr2/format/webp)
/0/3601/coverorgin.jpg?v=83a5f88faaca10c1cf20247d703c0875&imageMogr2/format/webp)
/0/13387/coverorgin.jpg?v=6f51e7cf4b0e690b9f3c297fcbcf0850&imageMogr2/format/webp)
/0/23514/coverorgin.jpg?v=a9b1bb7c6b3467e7f12291528ae7be07&imageMogr2/format/webp)
/0/17255/coverorgin.jpg?v=a680771c51fe44c046f03e4d568b3cd2&imageMogr2/format/webp)
/0/6753/coverorgin.jpg?v=d36ae1d18fac4279e264095930825955&imageMogr2/format/webp)
/0/17363/coverorgin.jpg?v=b8f0db56c3cb97ecb3afe275c703f710&imageMogr2/format/webp)
/0/13545/coverorgin.jpg?v=92a81c562eb3e669253ed2ccef5f987f&imageMogr2/format/webp)