Cinta yang Tersulut Kembali
Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Aku hanyalah seorang wanita yang pengepul barang yang sudah tidak di pakai atau rongsok, Siti Hamilah namaku. Dua anak balita ku akan menyertaiku sepanjang perjalanan, Faiz Fadillah 4 tahun dan Kayla Nisa 18 bulan. Di kota Jakarta yang penuh dengan hiruk pikuknya menandakan perjuangan hidup di dunia bak penjara sedangkan lapangnya adalah di akhirat, dunia adalah penjara bagi orang mukmin begitulah almarhum ayah selalu memberi semangat.
Suamiku Prajana Hadi kusuma ia adalah seorang tukang ojek, sudah sering Mas Praja menyuruhku berhenti memulung katanya kasihan anak-anak tapi ini perkerjaan ku selain mengajar TPA di Cempaka Putih yang menghantarkan jodohku walaupun jarak yang ku tempuh tak sejauh dulu. Tak seperti pemulung yang lainnya, aku tetap menjaga aurat ku. Aku berjilbab dan berkaos kaki. Hidup kami memang cukup dengan rumah peninggalan ayah dan ibu ku di Cempaka Putih. Mas Praja sendiri membeli motor bekas untuk menjemput rejeki Allah, pernikahan yang tak pernah di restui keluarga mas Praja yang berada. Aku anak yatim piatu tak berpunya. Kenekatan mas Praja tak akan di anggap anak ayah ibunya tak menyurutkan niatnya menikahiku yang berkulit hitam terkena teriknya matahari. Entah apa yang membuatnya mencintaiku, aku pun mencintai nya karena Allah. Dan inilah kisah hidupku.
HP ku berbunyi, "assalamu'alaikum abi"
"Waalaikumsalam, kamu di mana biar ku hantar makanan"
"Tadi abi nurunin di Cempaka Merah kan?? "
"Oke aku ke sana ummiku sayang..."
Tak beberapa lamapun motor butut abi di menepi tepat di hadapan ku saat ini. Di pos ronda warga, Warga sekitar sudah hafal betul kebiasaan ku sebelum menikah.
"Abi.. Aku lapal, pulang yuk.. "Sapa Faiz sambil menyalami bapaknya.
"Kayla bobok bi, pulang saja sebentar lagi juga mau sholat dhuhur." Kataku
"Alhamdulillah dapat banyak mi, biar ini di depan ya. " Kata abi sambil membenarkan barang rosok. Faiz dan Kayla digendonganku membonceng di belakang.
"Alhamdulillah bisa, beberapa warga Cempaka Merah sengaja menungguku mengambil barang bekasnya, ini saja baru sebagian yang terbawa. InsyaAllah besok turunin ummi di sini lagi ya bi. " Pinta ku
"Siap ummi.. Abi sayang ummi.. Kita pulan yuk....Baca doanya dong Faiz yang kenceng.. " Perintah abinya
""Subhaanalladzi sakhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin, wa innaa ilaa robbina lamunqolibuun." Lantunku menyertai Faiz.
Sampai di rumah 3*5 meter ini cukup membuat kami nyaman, ku tidurkan Kayla di kasur. Kami makan apa yang di bawa abinya, tadi ada penumpang yang baik memberikan bakso 2 porsi gratis.
"Penumpang nya cewek atau cowok bi kok baik banget?? "
"Cewek mi.. " Sambil makan kuah bakso, sambal dan nasi, sedangkan isinya ku bagi dua untuk Kayla nanti jika bangun.
"Cantik dong.. Apa suka sama abi.??" Tanyaku cemburu, karena memang laki-laki 28 tahun di depanku ganteng meski tubuhnya tak segagah saat pertama bertemu karena sering puasa dan kurang makan.
"Apaan sih mi.. Tetap ummi nomer satu di hati abi.. Yang lain mah numpang bonceng aja.. "
"Ummi gak mau ijo-ijonya"
"Ets Faiz harus makan biar sehat, gak boleh membuang makanan nanti di sayang Allah"
"Lasanya gak enak mi, mau muntah" Celotehnya lagi
"Enak cuma Faiz saja belum terbiasa, coba lihat abi. Ia makan cabe meski pedas apakah abi muntah??" Kataku. Faiz pun menggeleng pelan.
"Lihat abi sampai keringetan makannya, itu khasiat langsung yang abi peroleh dari makan bakso panas dan pedas. Sekarang Faiz makan insyaallah dapat khasiatnya nanti. Tubuh Faiz jadi sehat".
" Faiz coba mi. " Katanya sambil mengunyah makanan di mulutnya. Alhamdulillah berhasil, makanan ludes tak bersisa.
"Wah hebat Faiz habis makannya, ummi nanti makan apa jika dah habis?? " Tanya Abi
"Ummi masih ada tempe goreng tadi pagi. Abi mau berangkat lagi?? "
"Iya mi sekalian sholat dhuhur di masjid, Faiz mau ikut abi ke masjid?? Eh cepet banget boboknya Faiz" Kata abi sambil mencium kening Faiz dan Kayla di tikar berlubang di makan tikus.
"Faiz capek tadi, ia ummi tinggal main di KB Cempaka sama bu Heru. Semoga nanti ada rejeki buat Faiz sekolah ya bi.. "
"Aamiin, ini ada uang 20ribu buat ummi belanja. Abi pergi dulu. " Katanya sambil mencium kening ku lama entah kenapa aku merasa abi tak seperti biasa. Aku mencium tangan abi tapi abi balik mencium tanganku.
"Jaga anak-anak ya mi, abi pergi dulu Terima kasih sudah menerima abi apa adanya. " Kata abi berpamitan
"Abi kenapa seperti mau pergi jauh saja" Gurau ku
Abi pun mengeslah motornya sampai 3 kali namun tak mau hidup juga.Baru yang ke 4 kali abi baru bisa menghilang dari hadapanku.