/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
"Dokter, dokter, pasien VIP 6006 sadar!." Seru seorang perawat. Karena terlalu bersemangat, perawat itu tanpa sadar membuat keributan.
Ia lupa bahwa bahwa setiap bangsal dilengkapi dengan tombol peringatan untuk memanggil dokter.
Di ruang serba putih dalam keheningan, terdengar bunyi fluktuasi dari elektrokadiograf yang awalnya stabil. Seorang gadis muda terbaring di ranjang sebelah nakas.
Tak lama kemudian, beberapa dokter serta perawat mulai bergegas memasuki bangsal itu.
Melihat keributan yang terjadi gadis yang tengah terbaring di ranjang itu hanya menatap dengan kosong.
“Bagaimana?” Tanya salah satu dokter veteran.
“Denyut jantung 70 bpm, tekanan darah 130/85” jawab seorang perawat disampingnya.
Mengeluarkan stetoskopnya, Dokter itu melanjutkan pemeriksaan kondisi vital pasien.
“Segera lakukan MRI!, dan hubungi dokter Bryan.” Perintahnya kemudian.
Dokter Bryan adalah dokter kardiotoraks nomor satu dirumah sakit ini.
Kelopak mata berbentuk almond berkedip ringan, mulai terbuka menyesuaikan cahaya. Batang hidung yang tinggi, dengan bibir ceri yang indah sedikit pucat.
Tatapan kosong tadi kini mulai sedikit teralihkan. Gadis itu terdiam lama, masih memproses apa yang baru saja dialaminya.
Dokter mencoba melambaikan tangan didepan matanya. Melihat pergerakan pupil mengikuti tangannya dokter yakin bahwa pasien tidak mengalami kebutaan.
Setelah memastikan semuanya stabil, akhirnya dokter menghela napas lega. Pundaknya yang satu tahun ini terasa berat kini menjadi ringan. Merasa beban berat dipundaknya lenyap begitu saja.
“Jika ada yang mendesak segera hubungi dokter jaga.” tegas sang dokter kepada perawat khusus gadis itu. Yang dibalas anggukan hormat perawat itu.
Satu tahun lalu, sebuah perintah dari atas datang dengan begitu tiba-tiba. Gadis ini adalah seorang korban kecelakaan mobil, dikabarkan bahwah rem mobilnya rusak. Menyebabkan mobil terbalik di tebing yang berlokasi ditepi kota A.
Waktu itu keadaannya sangat kritis. Dokter hampir saja akan menyerah. Hingga pihak rumah sakit mendatangkan seorang dokter yang sangat ahli dari Negara L.
Selamat dari kritis pasien ini tertidur dalam koma yang panjang.
“Nona apakah Anda ingat apa yang terjadi?” dokter bertanya dengan hati-hati.
Terkejut dengan suara yang datang, mata indahnya berkedip. Menyadari kedatangan orang lain disekitarnya.
Dalam beberapa menit bangsal kembali jatuh dalam keheningan. Dokter dan perawat menunggu jawabannya.
Pertanyaan dokter membuat Zeesya terbangun, kenangan masa lalu mengalir dalam otaknya. Zeesya ingat telah mengalami kecelakaan mobil. Matanya mulai basah, setetes air mata jatuh hingga akhirnya tumpah ruah.
Keheningan ini, keasingan ini, dan semua yang terjadi sekarang, satu persatu Zeesya mulai mengerti. Ketiadaan Roy disisinya saat ini membuat Zeesya memahami satu fakta. Bahwa mereka tak lagi bersama.
“Dimana..?”lirihannya terdengar.
Meski tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan. Dokter dan perawat hanya memakhlumi. Ada banyak pasien yang seperti itu.
“Anda sedang dirawat di rumah sakit, jangan terlalu memikirkan apa yang terjadi.” Jawab seorang perawat dengan penuh pengertian.
Para dokter pergi dan hanya meninggal satu perawat khusus untuk berjaga-jaga.
Setelah sekian lama, bangsal kembali sunyi. Bertolak belakang dengan hati dan pikirannya. Masa lalu sedang berkecamuk di pikiran gadis itu.
Saat itu, meski hatinya gugup, Zeesya merasa bahagia. Roy bilang akan membawa ia menemui keluarganya. Suka citanya berubah jadi duka yang besar. Hatinya sakit oleh kekecewaan.
Harapan besar untuk cinta mereka kandas saat kakek Roy pemegang keputusan terbesar dan bahkan semua keluarga Roy tidak setuju mereka bersama.
“Ak...” sulit baginya untuk berbicara, tenggorokannya pun terasa panas dan perih.
/0/8668/coverorgin.jpg?v=20250122135728&imageMogr2/format/webp)
/0/4346/coverorgin.jpg?v=20250121182517&imageMogr2/format/webp)
/0/2351/coverorgin.jpg?v=33bc23e32df7f5ac3937c4479d10eeea&imageMogr2/format/webp)
/0/23788/coverorgin.jpg?v=49b7e99d293c396a41c9a16456321089&imageMogr2/format/webp)
/0/2562/coverorgin.jpg?v=1c0bc876cf31e2917d8e16ad7eb33bc5&imageMogr2/format/webp)
/0/12466/coverorgin.jpg?v=9708eb3a96ea70a88003a6546546066e&imageMogr2/format/webp)
/0/7674/coverorgin.jpg?v=e866ee1b29c1e01e154519c8586ac548&imageMogr2/format/webp)
/0/9744/coverorgin.jpg?v=b7d6a75c2d1107be485a1e0e207ba64f&imageMogr2/format/webp)
/0/23616/coverorgin.jpg?v=4e035e194a5369d6dcd962de1423fc06&imageMogr2/format/webp)
/0/29150/coverorgin.jpg?v=da25fbbaf0ebab2ecfc9ccb90cedc2a0&imageMogr2/format/webp)
/0/7242/coverorgin.jpg?v=9dd27e4d10822b34509e52f3feb4289f&imageMogr2/format/webp)
/0/17304/coverorgin.jpg?v=7660d8588af6703681a2d7a699d8cab4&imageMogr2/format/webp)
/0/17322/coverorgin.jpg?v=42ab220d18228ed2cbfbbe34b318616c&imageMogr2/format/webp)
/0/6480/coverorgin.jpg?v=7b42e334b6b42ad5c0d3092eaacb4684&imageMogr2/format/webp)
/0/5817/coverorgin.jpg?v=5ef438976c051573a4e21b55f5f410c1&imageMogr2/format/webp)
/0/7027/coverorgin.jpg?v=75220ee91a5a06d65d76a3fd76c4fce3&imageMogr2/format/webp)
/0/15065/coverorgin.jpg?v=20250123120501&imageMogr2/format/webp)
/0/15780/coverorgin.jpg?v=4dceae18cd8653a26ddcb313f48d3eec&imageMogr2/format/webp)
/0/13100/coverorgin.jpg?v=20250123144826&imageMogr2/format/webp)
/0/17365/coverorgin.jpg?v=6db8622c3069ac6f74d1e2e5fb155f63&imageMogr2/format/webp)