Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Ketika seorang wanita sudah menikah dan memiliki anak, otomatis menjaga suami dan anak-anaknya supaya bisa mempertahankan kerajaan kecil yang mereka bangun dengan sudah payah, itulah yang dialami Kinara sekarang.
Semalam pulang dari luar kota dan merasakan lelah, suami sudah berangkat kerja dan kedua anaknya sudah diantar ke sekolah oleh sopir. Para pelayan di rumah, tidak menyadari Kinara yang sudah pulang, dia memang sengaja pulang pagi hari untuk mengejutkan suaminya. Ternyata suami tidak pulang ke rumah semalaman, mungkin sibuk di hotel melawan kakak tirinya, sementara anak-anak sudah tertidur lelap tanpa mengetahui mama mereka sudah pulang.
Selama ini Kinara berusaha memajukan dua hotel yang baru dibangunnya untuk masa depan kerajaan kecilnya, dia terpaksa pergi ke luar kota lama untuk mencari klien ataupun bekerja sama dengan pihak lain.
Suami Kinara, Adit. Bekerja di perusahaan milik keluarga ayah tirinya di bidang hotel, sibuk bersaing dengan kakak tiri yang membenci mereka. Kinara juga sempat mengenal kakak tiri Adit yang merupakan mantan tunangannya.
Kenapa mereka berdua kerja terpisah dan salah satu tidak ada yang mau mengalah di rumah? Itu karena kondisi keuangan Adit yang kacau karena gangguan dari kakak tiri. Adit harus menangani hotel supaya stabil sementara kakak tiri Adit, Adelio sering mengganggu. Mau tidak mau, Kinara membangun bisnis baru untuk membantu kebutuhan harian di rumah termasuk sekolah anak-anak.
Kinara tidak sabar memeluk suaminya dan bercanda seperti biasa untuk menghibur kondisi mereka yang belum stabil.
Ketika hendak menuju dapur, Kinara mendengar suara tawa para pelayan.
"Nyonya terlalu sering ke luar kota, wajar saja bapak kesepian dan mencari kekasih lain. Pokoknya setiap nyonya pergi, tuan selalu membawa wanita itu ke rumah ini."
"Hati-hati, jangan bicara sembarangan. Kalau nyonya dengar gimana?"
"Tidak akan, nyonya kan belum pulang dan masih betah di luar sana. Heran deh, bukannya mengurus suami dan anak-anak, malah lebih suka kelayapan."
"Nyonya memang sangat dingin dan tidak peduli pada anak-anaknya, yah aku dukung tuan bersama wanita itu."
"Nyonya memiliki reputasi jelek di media sosial, kasihan tuan."
KInara memijat keningnya yang tiba-tiba sakit lalu menggeleng kecil dan meninggalkan dapur, tidak terlalu mengambil hati gosip ngawur yang dibuat orang-orang, dia sangat mempercayai Adit tidak akan pernah melakukan hal buruk di belakangnya.
Kinara melihat undangan terbuka di atas nakas tempat tidur lalu membacanya. "Arisan?"
Kinara membolak balik undangan, dia baru menyadari keberadaan undangan ini dan bertanya-tanya di dalam hati. Siapa yang sudah membukanya? Anak-anakkah? Atau mas Adit sendiri?
Kinara teringat dengan percakapan para pelayan di dapur lalu menggeleng. Tidak, pernikahan kami sudah mencapai dua belas tahun, tidak mungkin dia akan selingkuh dengan wanita lain. Dia berjanji akan setia padaku setelah membantunya selama ini.
Kinara bergegas mandi lalu ganti baju dan menemui penyelenggara acara arisan kompleks. Selama ini dirinya tidak pernah bergaul dengan para tetangga karena sibuk bekerja, ini pertama kalinya bertemu dengan salah satu tetangga di dekat rumah.
Begitu tiba di depan gerbang, satpam keluar dan bertanya pada Kinara. "Maaf, anda ingin bertemu dengan siapa?"
"Saya istri Adit Sanjaya yang rumahnya beda tiga rumah dari sini, saya ingin bertemu dengan penyelenggara arisan. Boleh?" tanya Kinara setelah jalan kaki dari rumah, tidak mau repot-repot membawa mobilnya.
"Oh, silahkan masuk. Saya akan beritahu nyonya."
Satpam membuka gerbang untuk Kinara dan memimpin berjalan masuk ke dalam rumah. Begitu masuk, dia bisa melihat berbagai ornamen mewah dipasang di berbagai tempat, Kinara tidak terkesan sama sekali, dia pernah melihat yang lebih mewah dari ini semua.
"Saya akan segera panggilkan Nyonya besar, beliau berpesan untuk menyambut anda ketika datang," kata satpam.
Kinara menangkap perkataan aneh si satpam, sejak kapan mereka saling kenal? Lalu teringat dengan suaminya yang kadang kala memberikan pesan saat di rumah dan menjaga anak-anak. Dia berpikir positif.
Kinara melihat lukisan besar di ruang tamu, lukisan keluarga. Sepertinya bagus juga memasang lukisan keluarga di ruang tamu, menunjukkan kebahagiaan kerajaan kecilnya.
"Nyonya Sanjaya, senang bertemu dengan anda. Suami saya mendapatkan proyek berkat bantuan suami anda. Saya tidak menyangka anda bersedia menolong kami. Ah, saya juga mendengar film terakhir anda sebelum mengundurkan diri, sebentar lagi keluar. Saya dan anak-anak pasti akan menontonnya."
Tubuh Kinara menegang ketika mendengar kalimat itu, dia balik badan dan melihat seorang wanita cantik berdiri tidak jauh darinya, memakai gaun bunga. Wanita itu juga terkejut ketika melihat wanita lain yang berdiri di hadapannya.
Kinara menyembunyikan emosi dan bersikap sopan. "Film?"
Wanita itu memegang dada dengan anggun dan bertanya dengan sopan. "Maaf, siapa anda? Apakah suruhan dari nyonya Aditama?"
Satpam yang berdiri di belakang menggaruk belakang kepalanya, dia anak baru jadi tidak terlalu mengenal wajah istri dari Adit Sanjaya yang selalu dibicarakan.
"Sepertinya saya tidak salah mendengar di sini, siapa yang anda maksud?" tanya Kinara dengan tegas dan tajam lalu memperkenalkan dirinya. "Saya Kinara."
"Kinara- Kinara-" wanita cantik itu berusaha mengingat nama yang tidak asing di telinganya.
Kinara tahu wanita ini tidak akan bicara jika dirinya menekan wanita itu, apalagi dirinya hanya seorang tamu. "Mungkin ada kesalah pahaman di sini, selama ini saya hanya bekerja di luar kota dan tidak pernah berinteraksi dengan para tetangga, tapi begitu melihat undangan ini- saya hanya ingin memperkenalkan diri dan mengucapkan terima kasih telah mengundang saya. Jadi, apakah kakak ipar saya sering datang ke sini untuk menggantikan tugas saya?"
Wanita itu tertawa canggung. "Ah, iya. Mungkin selama ini wanita yang saya kenal adalah saudara ipar anda. Saya-"
Kinara tidak ingin berbasa-basi. "Saudara ipar saya ada banyak, saya tidak tahu harus berterima kasih ke yang mana. Main film? Sepertinya saya sudah tertinggal informasi."
"Cynthia, namanya Cynthia."
Senyum Kinara berubah kaku ketika mendengar nama yang tidak ingin di dengarnya. "Cynthia? Apakah anda tidak salah?"
"Tidak, dia artis sejak kecil kata kenalan saya. Saya tidak terlalu mengikuti dunia artis, tapi saya pernah melihat satu filmnya."