Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Sekarang, kau lihat, siapa yang ada di bawah?”
Kaki mulusnya yang menggunakan heels merah menginjak tangan yang tergeletak di lantai. Gaun merahnya yang membarah sedang memberitahu orang-orang bahwa dia telah berhasil membalaskan dendamnya, dia sekarang telah ada di puncak.
Lihat aku sekarang! Itulah yang dia inginkan agar semua melihat dirinya yang tidak pernah mereka pikirkan.
Sebuah tangan besar, berbulu cukup lebat memeluk pinggangnya dengan manja. Sesekali bibir pria tersebut menciumi kepalanya dengan penuh nafsu. Dia tidak marah atau pun merasa terganggu oleh itu.
Dia malah menyukainya, melihat wajah gelisah orang-orang yang telah menyakitinya karna perlakuan hangat dari pria di sampingnya. Dengan sengaja, dia membelai lembut pipi pria yang berbulu halus namun sangat membuatnya bergairah.
Tatapan mereka seperti jijik padanya, tapi dia tidak peduli. Lihatlah, betapa pria di sampingnya sangat mencintainya. Dia bisa melakukan apa pun bahkan untuk mematahkan tulang-tulang mereka. Kukunya sengaja di cat warna merah, menarik kuat penuh gairah dagu pria di sampingnya. Lalu bibir tipis miliknya, menyentuh kasar bibir tebal pria tersebut.
Pria tersebut mengeratkan pelukannya, tidak mau terlepas dari sensasi menyenangkan yang diberikan oleh wanitanya. Dia melirik dengan sengaja kepada orang-orang yang berani menyakiti wanitanya, dan dengan penuh nafsu, dia memasukkan lidahnya, memenuhi mulut wanitanya hingga dia kelelahan.
Sorot mata menikmati itu, dia sangat menyukainya. Jempolnya yang besar, mengusap bibir wanita kesayangannya. Lalu mengecup bibir itu sekali dengan sangat lembut dan hangat. Tangannya memegangi tubuh wanitanya, agar tidak terjatuh sehabis mereka beradu lidah dengan panas.
“Bawalah mereka, hancurkan jemari mereka dan lidah mereka yang berani menghina kekasihku!” titahnya pada setiap orangnya yang telah siaga di sana.
Tidak bisa seperti ini, dia tidak akan mau melepaskan satu orang pun yang lolos setelah berani menyakiti wanitanya.
Wajah wanita itu masih memerah, dan terlena karna kenikmatan ciumannya. Pria tersebut tersenyum. Setelah semua orang di bawa pergi dari hadapannya, dia harus memberi kenikmatan pada kekasihnya lagi.
Dia tidak pernah ingin mengecewakan kekasihnya ini.
Sekarang kedua terbaring di atas sofa tanpa gangguan. Tidak ada waktu untuk membawanya ke kamar hotel di tengah tubuh yang memanas ini. Ada di ruang kantornya, mereka harus melakukannya di sini. Orang mana pun juga tidak akan berani mengganggu aktivitas penuh keringat mereka.
**
Dua tahun yang lalu,
“Sebagai seorang wanita, kau itu ada di bawah kaki pria. Harus menurut apa pun!” mertuanya sedang mengajarinya lagi tanpa di minta.
Mata mereka begitu liar untuk mencari kesalahannya yang bahan tidak terlalu penting untuk di ungkit. Bahkan yang tak ada, dibuatnya menjadi ada. Tidak akan puas jika mereka belum memarahi Vina, membuatnya menderita adalah salah satu hobi mereka.
“Kotor! Kau lihat debu ini?” dia menunjuk sudut meja yang tadi telah dia bersihkan. Mata itu terlihat siap untuk melahap Vina.
“Wanita itu harus menjadi orang yang bersih, jika rumah bersih maka suami akan tenang," keluhnya lagi dengan sudut bibir menyebalkan yang membuat tubuh Vina gatal.
Vina menuruti ibu mertuanya. Siska, itulah nama Ibu mertuanya yang dia kira adalah seorang ibu mertua yang penyayang dan berhati lembut. Selama setahun Vina dan Gerry berpacaran, ibunya selalu memperlakukan Vina dengan sangat baik, melebihi semua anak-anaknya.
Ternyata itu hanyalah kedok.
Semua berubah dengan sangat cepat, saat kedua orang tuanya secara tiba-tiba bangkrut dan bunuh diri bersama.
Kehilangan sumber harta yang besar, akan menyulitkan Siska dan keluarganya. Untung sekali untuknya mendapati satu rumah besar pemberian orang tua Vina. Tapi, Siska tidak mau mengakui bahwa dia beruntung hanya dengan satu buah rumah.
Dia ingin lebih. Hidup secara hedon bakal sosialitalah yang dia ingin. Sekarang, anaknya—Gerry, telah menjadi direktur di perusahaan yang dia dirikan. Perusahaan itu memang dibantu oleh ayah Vina, tapi secara kasar, Siska menghardik Vina sebagai orang tak berguna.
Di saat Vina mengalami pukulan hebat dengan kematian kedua orang tuanya, dia kehilangan satu sayapnya. Dia menangis sejadi-jadi sambil merapi tubuh kedua orangnya. Namun, sebuah perkataan menenangkan tidak keluar satu pun dari mereka, mereka lebih memilih menorehkan luka lebih dalam lagi pada Vina.