Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
16
Penayangan
9
Bab

Bagi Kenzo, tidak ada yg lebih menakutkan dibanding rahasianya diketahui oleh gadis yg saat ini dicintainya. Gadis, yang sangat berpengaruh pada masa lalunya. Apa gadis itu akan tetap menerima nya? apa mereka mampu hidup dalam luka itu bersama bahkan setelah lika liku hubungan mereka yang sangat payah? - - Cerita ini mengandung unsur dewasa! Jadi yg dibawah umur harap minggir karna udah aku ingatin disini ya hehehehe. Genre nya juga udah aku bikin 21. Okai see u😚

Bab 1 MURID BARU

Aulia lagi-lagi mendapati dirinya berdiri dengan tampang bodoh di balkon kamarnya, berkali-kali ia mengecek pagar rumah megah milik keluarga Rinjani tersebut, but again,,,, wajah pria yang ia tunggu tidak kunjung datang.

Ini sudah seminggu, Albi tidak pernah lagi menjemput atau mengantar nya pulang, dia sendiri tidak tahu salah nya dimana hanya saja setiap ditanya Albi selalu berkilah karena alasan sibuk berada diruang OSIS atau akan ada turnamen bersama tim basket

Yeahhhh dia adalah kapten tim basket dan ketua OSIS. Sesempurna itu sampai Aulia Abiella Rinjani ini begitu terpikat dengan pesonanya.

"Aulia, you should go to school babe, your breakfast udah siap ini" Ayana Rinjani, suara hot mom yg sedang belajar berbahasa Inggris itu sudah menggema dilantai bawah.

"Yes mam" Aulia sedikit berlari kelantai bawah dan menyalami mommynya tanpa sarapan.

Lagi.

"Ga sarapan lagi?" Mommy nya mengerutkan kening

"Ga mom, au diet dulu"

"Yaudah hati2, jangan lupa makan siangnya dan juga..." Belum selesai Ayana menasehati putri tunggalnya tersebut, Aulia, sudah berada di dalam mobil bersama sang supir melambaikan tangan.

"Daaahhh mommy, i lvyou" Aulia tertawa cekikikan melihat ekspresi mommynya yg kesal karna ia telah memotong rutinitas celotehan mommie nya dipagi hari.

-

-

Diruang OSIS, Albi sedang sibuk mempersiapkan beberapa helai potongan baju untuk siswa baru yang katanya akan datang sebelum bel sekolah, tapi saat bel sekolah sudah berbunyi sekali pun, si murid baru belum juga menunjukkan batang hidungnya.

"Albiiiiiiii"

keheningan digudang itu terpecah oleh suara pekikan Aulia, Albi yang sudah tau si pemilik suara itu malah mengabaikan nya dan tetap merapikan beberapa potong baju yg berceceran dilantai.

"Mentang2 tau bakalan dicariin santuy bgt ya, padahal aku udah cape2 ga sarapan supaya bisa liat kamu sebelum masuk kelas, eh malah dikacangin" Aulia kembali membuka suara sambil memainkan ujung kuku tangannya.

Albi menghela nafas dan membalikkan badannya ke arah Aulia. Ia terlihat tidak begitu bersemangat.

"Ga sarapan lagi?" Albi mendekati Aulia lalu memeluk nya.

Aulia masih dengan tampang merajuk mendorong Albi namun sang empunya malah memeluk lebih erat.

"Maaf ya, nanti aku temenin beli ice cream deh habis jam sekolah"

Albi melepaskan pelukannya lalu mencium bibir Aulia singkat.

Part yg sangat disukai Aulia, ia selalu merindukan ciuman singkat dan pelukan dari Albi.

Us we know gais, gabakalan ada siswa atau siswi yg melintasi gudang ini makanya mereka berani menyalurkan kerinduan mereka yang memang sudah jarang berinteraksi.

Aulia dengan genit nya memanyunkan bibirnya lagi pada albi pertanda ia minta dicium sekali lagi.

Albi kembali mendarat kan ciuman nya dibibir Aulia hendak mencium nya singkat namun sayangnya Albi terkecoh. Gadis itu langsung menguasi Albi, ditariknya kerah baju Albi yg hendak menyelesaikan ciuman mereka dengan tangannya yang bergerilya diantara leher Albi, sedang Albi terus membalas ciuman Aulia yg semakin dalam, semakin menuntut dan sangat menggairahkan.

Ntahlah, bagi Albi ciuman Aulia selalu terasa memabukkan

"Ahhh biiihh" satu desahan dari Aulia lolos saat albi mulai menciumi rahangnya.

Albi menarik pinggang Aulia mendekat dan saat ingin mencium nya lagi,

"Ehm permisi ketua OSIS, gua mau ambil seragam nih"

Damn!!!!

Rutinitas mereka langsung terhenti. Aulia langsung membalikkan badannya memunggungi Albi, mukanya langsung memerah,

sedangkan Albi masih dg tampang cool merapikan dasinya dan berjalan kearah si pemilik suara.

"Lu si anak baru?" Albi mengulurkan sebelah tangannya pada pria yang sedikit lebih tinggi darinya beberapa senti.

"Nama gua Kenzo, jadi gausah basa basi pakai salaman segala, Albi kan? Ketua OSIS?" Kenzo, si pemilik suara tersenyum miring lalu bersandar pada pintu gudang tersebut.

Albi menurunkan tangan dan menaikkan sebelah alisnya. Dia ingin tidak terlalu perduli, tapi bagaimana pun ia tetap merasa kesal, tidak ada satu orang pun disekolah ini yang pernah mengabaikan nya, tapi apa ini? Murid baru yang memergoki nya berciuman lalu memasang tampang songong seolah-olah mau mengajak nya berkelahi.

"Okai" Albi berbicara se cool mungkin, seperti tanpa rasa kesal oleh sikap Kenzo. Dia mengambil satu plastik penuh berisi seragam untuk Kenzo, mulai dari putih abu-abu sampai Pramuka. Diberikannya kepada Kenzo lalu ia menarik Aulia keluar dari gudang tersebut.

Tanpa berterimakasih, Kenzo masuk ke dalam gudang dan mengganti seragam nya didalam.

Aulia yang masih sedikit terkejut karna terpergok oleh org lain hanya memilih diam, bahkan sampai ia memasuki kelasnya pun ia tak banyak bicara.

Ntahlah rasanya aneh, seperti ia baru saja ke gep selingkuh sama cowok lain, padahal dia sama sekali tidak kenal dengan cowok yg baru saja memergoki mereka tadi. Apalagi saat cowok itu menatap nya, perasaannya malah menjadi merasa bersalah.

-

-

-

Aulia menggigit kuku ibu jarinya sedikit, dia juga gatau kenapa dia terlihat gelisah, ntah karna takut diadukan pada guru, atau ntah apa. Diliriknya Albi yang duduk didepan terlihat biasa saja.

Albi dan Aulia satu kelas, hanya saja mereka tidak satu meja, Albi duduk di bangku bersama Andin, sedangkan Aulia duduk dibelakang sendirian, bangkunya nomor 2 dari belakang dan disebelah nya kosong karna si pemilik sudah pindah sekolah.

Sebenarnya dulu mereka akan duduk satu meja, namun karna pemilihan kursi diatur oleh wali kelas, jadilah mereka terpisah.

Ditatapnya albi didepan sana yang seperti menjelaskan sesuatu pada Andin. kadang, Aulia cemburu melihat kedekatan Andin dan Albi, apalagi mereka memang sudah berteman sejak kecil, dan juga ada angin burung yg bilang kalau Andin suka pada albi membuat Aulia kadang merasa kacau tidak jelas. Lagi lagi Aulia mendapati Albi dan Andin yang sedang tertawa lepas sambil sesekali saling mengejek.

Rasanya dada Aulia memanas, ia tidak suka kedekatan mereka, tapi saat ingin membantah rasanya ia takut Albi merasa tidak nyaman karna sifat posesif tersebut.

Aulia dan Albi sebenarnya dijodohkan oleh org tua mereka, awalnya mereka berdua sama2 menolak perjodohan tersebut namun akhirnya mereka saling bertemu akrab dan mereka berakhir benar2 saling menyukai satu sama lain, setidaknya itu yg dirasakan Aulia saat ini

apalagi banyak sikap Albi yg terkadang membuat Aulia meleleh. Juga sentuhan-sentuhannya yg sangat memabukkan, membuat Aulia benar-benar ingin memiliki albi hanya untuk dia seorang, tak berbagi dengan satu perempuan mana pun.

Titik.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku