Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mesin Waktu
5.0
Komentar
17
Penayangan
1
Bab

Kezya Anindya tak pernah menyangka jika di masa depan hidupnya tak akan bahagia. Suatu hari, setelah ia mendengar pertengkaran mertua dan suaminya, Kezya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dan berharap jika suatu saat nanti ia bisa terlahir kembali, ia ingin dilahirkan dengan diri yang sama, tapi nasib yang berbeda. Namun, permintaannya itu terkabul. Kezya tiba-tiba terlahir sebagai seorang putri bangsawan bernama Ainsley Mazzaya. Di kehidupan barunya ini, ia hanya ingin menikmati hidup bahagia yang dulu belum pernah ia rasakan. Namun, pertemuannya dengan seorang pria bernama Felix merubah keinginan awalnya. Bagaimana nasib Kezya selanjutnya?

Bab 1 Ceraikan Aku, Mas!

"Aku gak mau, Mas! Aku gak mau punya madu! Ceraikan aku!" putus Kezya dengan mata berkaca-kaca.

Setelah semalaman memikirkan tentang bagaimana kehidupannya akan dilanjutkan, akhirnya Kezya memutuskan untuk bercerai dari Arga, pria yang sudah menjadi suaminya selama empat tahun terakhir. Setelah suaminya itu memutuskan untuk menikah lagi, Kezya tak lagi bisa menyebut dirinya masih bersuami. Arga Pranaja sudah mengingkari janji yang dibuat sebelum pernikahan mereka. Janji untuk tak membagi cinta pada wanita atau pria lain.

Arga mengusak rambutnya dengan kasar. "Tapi, aku gini karena kamu, Zya! Kamu gak ngasih aku keturunan! Lantas, apa yang harus aku harapkan dari seorang wanita mandul seperti kamu? Sudahlah, lebih baik kau terima saja keputusanku ini. Lagipula, kau sudah tak memiliki keluarga dan hidupmu nanti akan sangat sulit. Menjadi seorang janda miskin itu akan sangat sulit untuk dijalani. Jadi, lebih baik kau bertahan saja denganku, ya?" bujuk Arga sembari melempar beberapa hinaan yang sukses membuat Kezya membulatkan niatnya untuk berpisah.

"Aku gak sudi punya suami kayak kamu, Ga! Lebih baik aku jadi seorang janda miskin daripada jadi istri yang akan menderita seumur hidupnya! Kita bercerai!"

Plakk!!

Tamparan keras di pipi Kezya berhasil membuatnya jatuh tersungkur ke lantai. Sudut bibirnya mengeluarkan darah. Bukannya berhenti, Arga justru malah semakin membabi buta menyiksa Kezya tanpa ampun.

"Kau wanita tak berguna!"

Plakk!

"Gara-gara kau aku harus menanggung malu karena tak kunjung mendapatkan keturunan!"

Plakk!

"Dan pagi ini kau berani meminta cerai kepadaku? Rasakan!"

Di akhir, Arga menendang perut Kezya hingga membuat Kezya menjerit kesakitan. Darah segar keluar dari mulut Kezya. Arga yang melihatnya tak sedikit pun merasa bersalah. Ia justru malah mengecup Medina, wanita yang selama ini menjadi selingkuhannya dengan brutal. Desahan-desahan Medina dan Arga membaur di ruang tamu. Mereka seolah tak peduli lagi dengan Kezya yang saat ini sedang menahan sakit yang disebabkan oleh Arga.

"H-h-hentikan!" pekik Kezya.

Arga menatap ke arah Kezya lalu tersenyum menyeringai. "Aku tak peduli denganmu! Yang jelas, nikmati tontonan ini dan rasakan bagaimana setiap tanganku menyentuh Medina."

~~~

Kezya membuka matanya setelah pingsan selama dua jam lamanya. Bukan sedang berada di rumah sakit, dirinya sedang berada di kamar dengan kondisi yang sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Bajunya yang penuh darah sudah diganti oleh Bi Ratmi yang saat ini sedang berada disamping Kezya dan menatapnya dengan iba.

"Non, sabar, ya? Bibi tau ini sulit buat, Non, tapi Bibi yakin, Non bisa menghadapi semua ini.

Kezya memeluk Bi Ratmi dengan erat. Setelah orang tuanya meninggal dalam kecelakaan pesawat, Kezya mulai menganggap jika Bi Ratmi adalah ibunya yang sudah lama meninggal. Bi Ratmi selalu ada untuk Kezya di setiap saat.

"Saya capek, Bi. Saya mau berpisah, tapi Arga gak mau menceraikan saya. Saya harus gimana, Bi? Saya merasa seperti tidak punya suami, tapi nyatanya saya masih menjadi istri orang. Saya harus bagaimana, Bi?" tanya Kezya dengan suara lemah. Tangisnya mulai mereda, Kezya mulai terlihat tenang.

Pembicaraan terhenti sejenak ketika pintu kamar Kezya di dorong oleh seseorang yang tidak lain adalah Fahri, putra satu-satunya Bi Ratmi yang usianya tak beda jauh dengan Kezya. Ia masuk dengan membawa satu kotak bubur ayam yang ia beli di depan kompleks.

"Ini, Non. Ini bubur kesukaan, Non." Fahri meletakkan bubur yang di bawanya di atas meja kecil disamping ranjang Kezya.

Tatapan Kezya sekilas memandang Fahri. Pria muda itu terlalu baik hingga bi Ratmi bingung untuk mencarikan anaknya istri. Tiba-tiba Kezya berpikir bagaimana jika dirinya menjadi istri seorang Fahri Alatas dan menjadi menantu bi Ratmi, tentu hidupnya akan bahagia. Mertua yang baik dan suami yang bertanggung jawab, Kezya tersenyum tipis ketika membayangkan bagaimana jika semua itu terjadi.

~~~

Kezya terbangun kala mendengar suara ibu mertuanya yang sedang menjerit di luar kamar. Kezya terdiam sejenak lalu menarik selimut hingga menutupi wajahnya. Jika sudah seperti ini, ia tak akan sudi untuk keluar dan menemui ibu mertuanya. Sudah pasti, pertanyaan kapan hamil akan dilayangkan pada Kezya dan ujung-ujungnya Kezya yang akan disalahkan karena tak kunjung memberikan keturunan untuk keluarga Arga.

"Istri kamu itu gak berguna, Arga! Kita memintanya dengan susah payah dan sekarang apa yang sudah dia berikan pada kita? Tak ada satu cucu pun yang bisa ia hasilkan! Untuk apa menanam benih pada tanah yang kering! Ceraikan dia dan cari lah perawan yang bisa memberikanmu keturunan!" teriak Vida dengan suara yang memekik telinga.

Kezya memeluk bantalnya kuat-kuat. Air matanya sudah mengalir tanpa diminta. Rasa putus asa akan hidupnya pun kini ia rasakan. Perkataan Arga benar, di dunia ini tak akan ada yang mau menikahi seorang wanita yang tak bisa memberikan keturunan. Wanita yang tak bisa melahirkan tidak akan dihargai di dunia ini. Kezya protes pada dirinya dan juga takdir. Kenapa wanita hanya dihargai jika ia bisa melahirkan? Apakah wanita hanya sebuah mesin penghasil anak?

Kezya beranjak dari tempat tidurnya lalu membuka kotak obat yang sudah ia simpan sejak lama di kolong tempat tidurnya. 10 butir obat berwarna putih ia keluarkan dari botol. Kezya memandang foto pernikahannya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia melahap obat-obat itu.

"Aku hanya ingin dilahirkan kembali menjadi orang yang sama, tapi dengan nasib yang berbeda." Tulisnya pada sebuah kertas kecil yang ia tinggalkan di atas meja rias.

***

"Tuan Putri , berhati-hati lah! Kau bisa terjatuh!" ujar seorang wanita muda bernama Moi.

Wanita yang ditegur hanya diam sembari tersenyum tipis. Matanya memutar menatap ke setiap sudut ruangan tempat ia berada. Suasana ruangan ini terasa begitu asing. Ada banyak wanita muda berpakaian sama dan mereka menundukkan kepalanya ketika berpapasan dengannya.

"Aku berada di mana? Bukankah aku seharusnya sudah mati?"

"Tuan Putri Ainsley, anda sudah bangun? Pangeran Felix sudah menunggumu," ujar wanita bernama Moi.

"Pangeran Felix? Ainsley? Bisakah aku mendapatkan sebuah cermin?" tanya Ainsley dengan sedikit panik.

Ainsley langsung berdiri dan menatap wajahnya pada cermin yang tergantung di dinding.

"Aku terlahir kembali!" teriaknya kegirangan.

Moi yang mendengar ucapan Ainsley tertawa kecil. "Apa maksudnya Tuan Putri?"

Ainsley langsung berbalik dan memegang kedua lengan Moi. "Katakan, di mana aku berada sekarang! Aku tak bisa mengingat apa pun bahkan namamu!" tanya Ainsley dengan sedikit heboh.

Moi lalu tersenyum dan melepas tangan Ainsley dengan perlahan. "Tuan Putri, apakah anda lupa? Anda adalah putri dari permaisuri Evelyn dan adik dari pangeran Owen. Anda juga tunangan pangeran Felix, dan aku adalah asisten pribadimu, Moi."

Ainsley menggaruk kepalanya yang tak gatal sedikit pun. "Pangeran Owen? Pangeran Felix?"

Tiba-tiba seorang pria bertubuh jangkung dan berwajah tampan masuk ke kamar Ainsley. Pakaian kerajaannya yang berwarna merah terlihat begitu mewah. Ia menatap Ainsley tanpa tersenyum sedikit pun.

"Fahri!" pekik Ainsley kala melihat Felix.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Queenyna

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku