Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Beautiful Mistress

The Beautiful Mistress

Ryanty_tian

5.0
Komentar
206.7K
Penayangan
153
Bab

"Gugurkan bayi itu atau jadilah simpananku!" Berawal dari Shane yang mabuk dan salah meniduri Shaleta yang dia anggap Maria, tunangannya. Kehidupan Shaleta berubah 180°, memilih menjadi simpanan dan harus kehilangan sahabatnya karena hal ini. Maria kecelakaan dan meminta Shane untuk mempertahankan Shaleta yang hamil, namun kebenaran terungkap dan hal tersebut membuat Shaleta begitu membenci Shane. Roda kehidupan terus berputar, dan Shane harus menebus segala kesalahan di masa lalunya. Bahkan rela merendahkan harga dirinya sebagai seorang lelaki di hadapan Shaleta yang sudah menikah. Bagaimana kehidupan Shane setelah kehilangan Shaleta? Dan mampukah Shane mendapatkan kembali hati Shaleta yang terlanjur membencinya? Follow ig : Ryanty_tian

Bab 1 Malam tragedi

"Aku Shaleta, bukan Maria!"

Sakit dan perih harus Shaleta rasakan ketika Shane merenggut keperawanan yang dia jaga selama ini, lelaki itu bahkan terus menyebut nama Maria dan Maria saja dalam setiap desahannya.

"Sakit, aku mohon berhentilah," pinta Shaleta mencengkeram bahkan mencakar pundak Shane begitu pusakanya merobek selaput dara milik wanita itu.

Sakit dan pedih ketika diperlakukan seperti ini, diperkosa dan dianggap orang lain. Shaleta berusaha meronta dan membuat Shane sadar, namun usahanya sia-sia saja. Lelaki itu terus mengagahi tubuh Shaleta yang bergetar hebat akibat hujaman keras Shane.

Rintihan dan tangis seolah tak mempengaruhi hujaman yang Shane lakukan, dimata lelaki itu Shaleta adalah Maria, tunangannya. Gairah Shane tiada habis, seolah terus bertambah akibat himpitan nikmat pada pusaka besarnya.

"Kamu semakin nikmat, Sayang," desah Shane terus mencengkeram pinggang Shaleta dan terus bergerak untuk menuju nikmatnya surga dunia.

"Sadarlah, Shane. Aku Shaleta," isak Shaleta bercampur perih dan nikmat, pipi mulusnya telah basah akibat bening kristal yang sejak tadi luruh tiada henti.

Jika saja Shaleta tidak menginap di Apartemen sahabatnya, Maria. Semua ini tidak akan pernah terjadi, Shane akan tetap menjadi lelaki baik di matanya. Tapi, saat ini semua telah berbeda. Bagaimana Shaleta bisa menghadapi Maria setelah ini?

"Shane, please!" pinta Shaleta terus berusaha mendorong Shane, tapi percuma.

Aroma alkohol begitu tercium, pasti Shane minum banyak malam ini karena ada pesta bersama para sahabatnya. Maria meminta dirinya untuk datang, tapi dia tolak karena masih ada tugas kuliah yang harus diselesaikan.

Ketika Shaleta ingin berucap kembali, Shane lebih dulu mencium bibirnya dengan rakus. Bergairah dan bernafsu. Shaleta tentu saja sadar dengan yang dilakukan oleh Shane, lelaki itu pasti akan menyesal setelah melakukan hal ini padanya.

"Aku merindukanmu, dan aku ingin menciummu," ujar Shane tersenyum, begitu tampan seorang Shane Davies dimata Shaleta selama ini.

Tubuh Shaleta bergetar, dan merasakan penyatuan mereka terasa berbeda. Awalnya memang sakit, tapi nikmat. Namun, akal sehatnya harus tetap sadar. Shane sudah memiliki tunangan, dan dia tidak mungkin berkhianat pada Maria.

"Kita akan bermain seperti biasanya," seringai Shane menatap Shaleta yang tampak menantang posisinya.

Shaleta menggeleng kuat, dia menampar Shane sekuat tenaga supaya membuat lelaki itu sadar dengan apa yang dia lakukan. Bahkan sebelum ini, Shaleta sudah menampar lelaki itu tapi tak membuat Shane bergeming.

"Aku suka kamu yang kasar seperti ini, aku lebih bersemangat, Sayang," bisik Shane suka dan mengikat tangan Shaleta ke atas.

Shane kembali mencumbu tubuh Shaleta yang tetap memberikan perlawanan, percuma wanita itu berteriak sekencang apa pun karena apartemen ini kedap suara. Shaleta tak bisa berbuat apa pun, apalagi dengan tangan terikat. Dia hanya bisa menangis, merasakan pangkal pahanya begitu berkedut dan sakit secara bersamaan. Apalagi hatinya semakin terkoyak tak kala Shane terus menyebut nama Maria dalam pelepasannya.

Tak hanya sekali saja Shane menggagahi tubuh Shaleta, berkali-kali hingga lelaki itu merasa terpuaskan. Sakit, pedih dan nikmat. Air mata tiada henti mengalir deras membasahi pipi mulusnya, hingga Shane melepas ikatan tangannya.

"Aku mencintaimu, Maria," bisik Shane menatap Shaleta penuh pujaan dan penekanan.

Shane kembali menyapu bibir ranum Shaleta yang telah membengkak akibat ulahnya, terasa manis dan membuatnya menginginkan lebih. Hanya cumbuan sesaat, dan Shane tertidur di samping Shaleta.

***

"Shit," umpat Shane begitu bangun, dan kepalanya berdenyut.

Semalam Shane memang berpesta dengan rekan bisnisnya, dia sangat merindukan Maria sehingga datang ke apartemen ini. Shane melihat seseorang di sampingnya yang masih berbaring memunggungi dia, punggung polos dan menggoda.

Namun, Shane menajamkan mata bahkan mengucek mata miliknya. Bukankah rambut Maria berwarna pirang, tapi kenapa sekarang berubah cokelat?

"Sayang, bangunlah," ucap Shane mencium dan menyentuh pundak Shaleta.

Betapa terkejutnya wajah Shane begitu melihat Shaleta bersamanya, dan bukan Maria. Tidak! Tidak mungkin semalam mereka melakukan hal ini. Shane beringsut mundur pelan, menatap Shaleta tajam.

Namun, bercak merah terlihat di bawah sana dan tentu memperjelas semuanya.

"Kamu!" seru Shane keras.

Shaleta beringsut mundur, dan menutupi tubuh polosnya. Amarah Shane seketika naik, apalagi melihat bercak merah berjajar di leher wanita itu.

"Kamu menjebakku!" seru Shane menatap Shaleta benci.

"Aku tidak pernah melakukan hal itu, kamu yang memperkosaku semalam," balas Shaleta menatap Shane sendu, tega sekali lelaki itu menuduhnya.

"Pembohong, kamu sengaja melakukan hal ini karena iri pada Maria," tuduh Shane menunjuk Shaleta.

"Maria sahabatku, dan aku tidak mungkin melakukan hal ini padanya," tegas Shaleta membantah perkataan Shane.

Shaleta berusaha membela diri, menjelaskan dengan detail seperti apa Shane mabuk semalam dan menganggap dirinya sebagai Maria. Bahkan dia juga menunjukkan pergelangan tangannya yang membiru akibat ikatan yang Shane lakukan.

Bukan malah percaya, Shane malah tertawa seolah penjelasan Shaleta hanya angin lalu.

"Kamu kira aku begitu bodoh mempercayai alasan tersebut," ujar Shane yang sudah paham akal bulus wanita yang selalu mendekatinya.

"Aku dan Maria bersahabat, kamu sendiri juga mengenalku. Kenapa kamu tidak mempercayaiku?" balas Shaleta tidak menyangka kalau Shane menuduhnya.

Selama ini di mata Shaleta, Shane adalah sosok lelaki sempurna. Selain tampan, kaya, dan juga sangat mencintai Maria. Apalagi perlakuan Shane begitu manis dan romantis dalam setiap kesempatan, beberapa kali Maria mengajak dia untuk datang bersama.

"Justru yang paling berbahaya itu adalah musuh dalam selimut," sindir Shane menatap Shaleta benci. "Aku tidak menyangka kalau kamu wanita murahan yang menginginkan hartaku."

"Tega kamu menuduh dan menghinaku seperti ini, padahal kamu yang bersalah," balas Shaleta mengusap air matanya.

Shane malah tertawa, mencengkeram kedua pipi Shaleta dengan kasar. "Aku banyak menemui wanita murahan di luar sana, berusaha menjebak dan melakukan hal gila demi mencapai tujuannya." tepisnya langsung.

Shaleta tidak menyangka kalau Shane memiliki sisi jahat seperti ini, sangat jauh berbeda ketika bersama dengan Maria. Di depan bagai malaikat, tapi begitu di belakang bagai setan.

"Aku tidak pernah melakukan hal itu," seru Shaleta tetap kekeh pada pendiriannya.

"Mana ada maling yang mau mengaku," balas Shane sengit.

"Dan mana ada pemerkosa yang mau mengaku juga," ujar Shaleta sarkas menatap Shane.

Ternyata Shaleta wanita yang cukup berani juga, sangat berbeda ketika selama ini mereka bertemu dan itu membuat dia yakin kalau wanita itu sangatlah licik. Berwajah polos namun mengerikan.

Shaleta geram, padahal yang dirugikan di sini adalah dirinya. Tapi, kenapa Shane seolah bersikap sebagai korban sedangkan dia sebagai tersangka? Kenapa selalu wanita yang selalu dirugikan dan terpojok dalam keadaan ini?

"Wanita yang berani, tapi tidak tahu diri," ejek Shane sombong.

Shane sedikit mendekat, menatap Shaleta yang sama saja seperti wanita murahan lainnya. "Aku tahu apa isi hati dan otakmu seperti apa? Keberadaanmu di sini hanya demi menghargai Maria saja, tidak lebih."

Shaleta membulatkan mata mendengar perkataan Shane tentangnya, apa mungkin selama ini Shane tahu?

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Ryanty_tian

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
The Beautiful Mistress
1

Bab 1 Malam tragedi

23/07/2022

2

Bab 2 Menghindar

23/07/2022

3

Bab 3 Selalu bertemu

23/07/2022

4

Bab 4 Pesta Ulang tahun

23/07/2022

5

Bab 5 Hinaan Shane

23/07/2022

6

Bab 6 Club Malam

23/07/2022

7

Bab 7 Dua Garis Merah

23/07/2022

8

Bab 8 Pilihan yang Sulit

23/07/2022

9

Bab 9 Amarah yang Mendidih

23/07/2022

10

Bab 10 Rumah Baru

24/07/2022

11

Bab 11 Rasa ingin yang Mendera

26/07/2022

12

Bab 12 Hati yang Memanas

26/07/2022

13

Bab 13 Hanya Budak Nafsu

26/07/2022

14

Bab 14 Hati yang Pilu

26/07/2022

15

Bab 15 Candu Baru

26/07/2022

16

Bab 16 Sebuah Desahan

27/07/2022

17

Bab 17 Ditiduri lalu ditinggal

28/07/2022

18

Bab 18 Orang Ketiga dan Simpanan

29/07/2022

19

Bab 19 Ibu dan Anak ternyata Berbeda

30/07/2022

20

Bab 20 Dekat dalam Hitungan Jam

30/07/2022

21

Bab 21 Tak ada Belas Kasih

30/07/2022

22

Bab 22 Trauma yang masih Melekat

30/07/2022

23

Bab 23 Rahasia Kelam

30/07/2022

24

Bab 24 Shane yang Berbeda

31/07/2022

25

Bab 25 Semangat Baru

01/08/2022

26

Bab 26 Kucing Liar

02/08/2022

27

Bab 27 Hidup Rumit Shaleta

03/08/2022

28

Bab 28 Rasa Penasaran

04/08/2022

29

Bab 29 Memeluk Shane

06/08/2022

30

Bab 30 Alex Curiga

08/08/2022

31

Bab 31 Masuk Angin

09/08/2022

32

Bab 32 Peringatan Shane

09/08/2022

33

Bab 33 Perasaan yang Hadir kembali

10/08/2022

34

Bab 34 Pertengkaran Shane dan Maria

10/08/2022

35

Bab 35 Cacing dalam Perut

11/08/2022

36

Bab 36 Dating Dadakan

12/08/2022

37

Bab 37 Alex tentang Shaleta

14/08/2022

38

Bab 38 Hati yang Patah

14/08/2022

39

Bab 39 Kamu adalah Milikku

15/08/2022

40

Bab 40 Alasan Klise

17/08/2022