Bethani Brielle Abigail Clancy. Akrab dipanggil dengan nama Clancy. Remaja berumur 19 tahun, kulitnya putih, matanya coklat, dia memiliki rambut coklat yang sangat lebat. Tubuh Clancy tidak begitu tinggi, tidak pula pendek. Badanya cukup berisi tidak gendut dan juga tidak kurus. Gadis cantik yang memiliki lesung pipi ini sangat ceria, dia senang sekali membantu kedua orang tuanya di kebun. Keluarganya memiliki kebun pribadi yang sangat luas, menanam berbagai macam buah dan sayuran. Ibunya sangat suka mengoleksi bunga-bunga yang cantik. Rumah Clancy jauh dari perkotaan, karena mereka tidak begitu menyukai hiruk-pikuk kota. Mereka lebih memilih tinggal di Padang rumput yang damai, berjalan lagi beberapa kilometer Clancy akan disuguhkan pemandangan pantai yang sangat menakjubkan. Clancy adalah anak tunggal, dia tidak memiliki saudara. Ayahnya bernama Harvey dan ibunya bernama Diana. Harvey berumur 48 tahun sedangkan Diana berumur 38 tahun, mereka tinggal di rumah kayu yang cukup besar, banyak tanaman, terdapat 3 kursi yang berjajar di teras, karna hampir setiap sore mereka menikmati teh hijau bersama. Mereka memelihara beberapa hewan ternak seperti ayam, bebek, angsa. Mereka juga memiliki anjing bernama Ben dan Tom serta kucing lucu yang memiliki bulu sangat lebat namanya Angela. Clancy bisa berkuda memasuki hutan bersama ayahnya, atau sekedar memanen apel, berenang bersama Tom dan Ben di pantai. Terkadang Clancy ikut Harvey ke laut mencari ikan segar. ketika umurnya 20 tahun. Hal-hal aneh pada dirinya mulai bermunculan. Berawal dari bayangan nya yang tidak terlihat di cermin, bisa mengendalikan lautan, dan menyalan api tanpa pemantik. Semua itu terjadi diluar kendali, Clancy tidak tahu bagaimana cara melakukan nya, itu semua terjadi begitu saja di beberapa kondisi tertentu. Hingga tiba di suatu malam yang senyap, lautan seolah membisikan sesuatu kepada Clancy yang tengah tertidur. Clancy mengikuti deburan ombak itu, Clancy mengikuti arah suara yang memanggil jiwanya. Alangkah terkejutnya ketika dia mendapati manusia setengah ikan duduk di atas bebatuan tepi pantai. Seperti mimpi, tapi itu adalah nyata. Disaat itu Clancy mengetahui kebenaran bahwa dirinya bukanlah manusia. Manusia setengah ikan itu membawa kabar buruk dari negeri Andorra. Negeri yang subur makmur, di pimpin oleh raja yang bijaksana dan ratu yang baik hati. Peradaban yang damai, semua makhluk hidup berdampingan saling bahu membahu. Seluruh rakyat nya hidup makmur tanpa terkecuali, keturunan murni kerajaan masing-masing mewarisi kekuatan, ada yang dapat mengendalikan air, api, tanah, udara, dan kabar mengejutkan nya adalah, Clancy adalah putri dari raja Andorra, ketika Clancy lahir, Clancy di culik penyihir bayaran yang hendak melengserkan tahta raja. Portal dibuka, Clancy dibuang ke dunia manusia guna mengalihkan perhatian hidup raja dan ratu atas hilang nya anak mereka agar Tavir dapat menguasai negeri Andorra. Jadi apakah maksud dari kedatangan manusia ikan itu membawa kabar untuk Clancy? Apa yang akan selanjutnya terjadi kepada Clancy dan Andorra? Silahkah masuk ke dunia Andorra, ikutlah bertualang bersama Clancy dan keajaiban negeri Andorra.
Clancy membawa keranjang yang biasa dia gunakan untuk memetik apel, keranjang tersebut berwarna coklat tua ukurannya cukup besar biasa mampu menampung hingga 20 apel banyaknya. Rambutnya di kepang agar tidak berjatuhan kedepan. Hari ini dia memanen apel dengan Diana, cuaca sore ini cukup nyaman, tidak terlalu panas dan juga tidak dingin. Ben dan Tom sibuk berkejaran saling menggigit bercanda satu sama lain.
"Clancy lihatlah, besar sekali" Diana tersenyum senang memperlihatkan hasil petikan nya
"Hey warna nya sangat merah" Clancy mengambil apel tersebut dengan excited
"Benar kan, kali ini kita panen apel yang berukuran cukup besar dan manis" Diana berjalan mendahului Clancy, menyusuri perkebunan apel tersebut. Angela mengekori mereka berdua, bulu putih nya yang lebat sangat terlihat jelas diantara tumpukan tanah dan hijaunya dedaunan
"Meonggg" Angela berusaha berbicara dengan bahasa kucing
"Harusnya kamu menggunakan bahasa manusia yang baik dan benar Angela" Clancy menunduk mengelus kepala Angela dengan sayang, Angela memiliki warna mata biru, hidungnya berwarna merah muda bulunya sangat lebat nyaris menutupi telinga. Diana terkekeh mendengar penuturan Clancy, putrinya tidak pernah berubah meski sekarang dia sudah sangat besar, bahkan tingginya sudah hampir mengalahkan tinggi Diana.
"Bu, lihatlah, apel ini berbentuk hati" ucap Clancy sambil memegang sebuah apel yang masih menyatu dengan batangnya
"Benar, kenapa bisa ya" Diana mendekat penasaran
"Entahlah" ucap Clancy, Diana memetik apel tersebut lalu melekatkan nya dalam keranjang.
"Sepertinya cukup Clancy, ini sudah banyak sekali" Diana melihat keranjang coklat yang sudah terisi penuh
"Ibu ingin membuat kue apel sepertinya enak" Diana berjalan lebih dulu menuju pintu kebun, Angela mengikuti mereka sedikit berlari khawatir terkunci didalam kebun.
"Aku tidak pernah membayangkan rasa kue apel" ucap Nancy
"Lezat, ibu akan membuat nya" Diana sangat antusias jika menyangkut per kue an Clancy mengikuti Diana hingga dapur mereka yang menghadap langsung ke hamparan rumput yang hijau. Dapur mereka bisa menjadi dapur yang mereka inginkan, bisa menjadi outdoor dan indoor, hanya perlu menekan sebuah remot yang tersedia maka bagian atap dan dinding akan otomatis terlipat jika pengguna mengaktifkan mode outdoor, begitu pulsa sebaliknya. Kali ini Diana mengaktifkan mode outdoor karna cuaca sore yang sangat menenangkan, ditambah lagi kicauan burung-burung liar sebagai backsound. "Clancy, tolong antarkan ini kepada paman Jam dan bibi Ham" Diana menyerahkan beberapa apel yang ditaruh kedalam sebuah mangkuk kaca berukuran cukup besar
"Mereka pasti menyukainya" ucap Diana lagi
"Tentu saja, meraka hampir setiap hari bertanya kepadaku kapan apel kita panen" Clancy terkekeh mengingat betapa lucunya paman Jam dan bibi Ham Clancy menyanggupi permintaan Diana, dia mengantarkan apel yang diperuntukkan untuk pasangan suami istri yang menjadi tetangganya kurang lebih 10 tahun itu. Rumah nya tidak terlalu jauh dari kediaman Clancy hanya beberapa langkah Clancy mengetuk pintu beberapa kali, hingga oada akhirnya tubuh jangkung paman Jam memenuhi pintu, dia selalu tersenyum ramah terlebih jika Clancy yang datang bertamu
"Si cantik Clancy, si cantik bagai purnama ada apa gerangan kau kesini nak" Paman Jam memang seperti itu, dia sangat puitis dalam hal apapun, entah cara dia berbicara, cara dia bercanda, cara dia sedih, dia selalu mengungkap kan nya dengan bahasa yang puitis Clancy menyerahkan mangkuk kaca yang berisi kan apel merah yang tadi mereka panen.
"Sore ini sepertinya cocok menikmati jus apel, di teras bersama bibi Ham" ucap Clancy "Oh Tuhan, terimakasih banyak, hatimu sangat baik Clancy, bak air di segelintir pasir di tepi pantai, kau sangat halus dalam hal apapun" Paman Jam dengan senang hati menerima apel tersebut
"Katakan pada Diana, pria tua ini senang sekali menerima nya" paman Jam tersenyum tulus
"Tidak masalah, aku pulang dulu, selamat menikmati, Salam untuk bibi Ham" Clancy berpaling, berlalu pergi dari rumah kayu berwarna putih berukuran tidak terlalu besar itu, ukuran rumah yang cukup unik pasangan itu, mengingat mereka hanya tinggal berdua dan satu ekor kucing berwarna oranye yang akrab disapa dengan sebutan Batata. Batata sering kali berkelahi dengan Angela, tidak jarang Clancy harus bangun dari tidur nyenyak nya di malam hari hanya untuk melerai mereka yang melakukan aksi kejar-kejaran di rumput. Sesampai di dapur, Clancy mendapati Diana yang sedang asyik mencampur kan adonan-adonan kedalam satu tempat yang berukuran cukup besar.
"Dimana kau meletakkan apelnya Bu?" "Itu, sudah ibu haluskan, jadi aku hanya perlu mencampur kan nya kesini" Diana menjelaskan
"Ahh kupikir apel tersebut akan kau potong-potong entah dadu segi tiga atau apapun itu lalu di taburi di atas cake" jelas Clancy
"tidak seperti itu Clancy" Diana tertawa mendengar penjelasan Clancy
"Tapi sebenarnya bisa saja jika kau ingin, tapi sepertinya apelnya kurang berasa" Harvey menimpali
"Ayah, akan kita apakan ikan-ikan segar itu?"
"Bagaimana jika kita panggang? Sepertinya lezat" Harvey memberikan ide
"Ummmmm boleh saja, Ayah tidakah kau lupa kau belum memberi makan ayam" Clancy mengingatkan, Harvey memang kerap lupa bagian itu
"Ah tuhan, aku lupa" Harvey segera berdiri dari duduknya, khawatir ayamnya mati masal
"Clacy tolong masukkan ini kedalam loyang, lalu hidupkan oven ya" Diana menyerahkan mangkuk yang berisikan adonan yang sudah tercampur rata
"Siap" Clancy segera memasukan adonan tersebut, memasukan nya kedalam oven dan memastikan apakah suhu nya sudah benar. Sekitar 30 menit, kue apel matang, Diana memotong nya berbentuk dadu, lalu diletakkan di sebuah piring berbentuk daun. Dia juga membuat teh hangat melati. Diana membawanya ke teras rumah. Mereka menikmati kue apel dan secangkir teh melati sambil menikmati matahari terbenam. Sesekali saling melempar kan candaan, atau berbincang ringan.
"Meonggggg" Angela menyundulkan kepalanya ke paha Clancy "Kau mau Angela?" Clancy memotongkan kecil untuk Angela lalu memberikannya kepada kucing putih itu
"Lezat bukan?" Tanya Clancy
"Meongggg" jawab Angela seolah mengerti Mereka sontak tertawa, karena Angela seolah mengerti dengan ucapan Clancy.
Bab 1 Clancy
09/07/2022
Bab 2 Bermain bersama Tom Dan Ben
09/07/2022
Bab 3 Sore bersama Bibi Ham
09/07/2022
Bab 4 Manusia setengah ikan
09/07/2022
Bab 5 Ulang Tahun Clancy
09/07/2022
Bab 6 Hadiah Dari Pria Misterius
11/07/2022
Bab 7 Permata Biru
11/07/2022
Bab 8 Tartan Si Gurita Raksasa
11/07/2022
Bab 9 Portal Samudra
12/07/2022
Buku lain oleh Nadifrnsa
Selebihnya