Jika hidup itu punya pilihan, lalu mengapa aku tak pernah punya pilihan untuk hidupku. Aku adalah Dona, wanita yang sudah di paksa untuk pelacur sejak kelas 2 SMA. Meski begitu aku tetap bersekolah, tidak ada yang tau tentang pekerjaan kotorku itu. Audrey, dia adalah kekasihku. Dia yang selama ini menjadi penguat untukku. Akankah Audrey akan meninggalkanku saat dia tahun kalau aku adalah seorang pelacur, atau justru dia akan membebaskanku?
Chapter 1. Dona Manis
"Kau memang terhebat," puji seorang laki-laki berjenggot.
"Hmm, cantik, harum dan wangi!" sahut yang lain.
Ya, tidak ada yang pernah kecewa dengan service Dona. Wanita yang nampaknya sudah sangat lihai sekali melayani para tamu yang ada di Club malam tersebut.
Meski begitu, rupanya Dona melakukan semua itu karena terpaksa. Ibunya, Sulastri menderita penyakit yang sangat parah.
Kalau Dona tidak melakukan itu lalu dari mana dia akan mendapatkan uang untuk membeli obat untuk ibunya.
"Setidaknya apa yang ku lakukan saat ini bisa membuat ibuku tetap bernafas!" pekik Dona.
Gadis itu kemudian melangkah pergi setelah menyelesaikan tugasnya.
Biasanya gadis itu akan pulang ke sebuah Apartemen terlebih dulu untuk berganti pakaian menjadi Dona yang lugu.
Di Club malam ia di panggil Rose yang artinya bunga. Ya, club malam itu pun menjadi rame juga berkat Dona. Berkat ia yang pintar mengambil hati para lelaki hidung belang.
"Bu, aku tidak pernah berniat untuk bekerja seperti ini. Tapi aku pun juga tak punya pilihan lain. Aku harus mengejar karirku. Aku harus membiayai adik sekolah," ujar Dona lemah sembari memandangi baju sexinya.
Ada rasa menyesal setelah ia melakukan itu. Bahkan sudah tidak terhitung berapa laki-laki yang sudah memasukinnya.
Gadis itu kini sudah berganti dengan jeans panjang dan juga baju lengan panjang.
Tak lupa juga ia memakai masker agar tidak ada yang mengenalinya.
Lalu ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi. Ia ingin segera sampai rumah dan beristirahat.
"Huhh, capek sekali!" pekiknya setelah sampai di depan halaman rumahnya.
Rumah besar peninggalan sang ayah.
Ayahnya meninggal sejak ia lulus SMA. Selama ia belum bekerja mereka hidup berbekalkan peninggalan ayahnya. Namun, waktu terus berlalu. Dan tidak mungkin Dona hanya akan mengandalkan dari peninggalan ayahnya. Apalagi 1 tahun setelah ayahnya pergi ibunya di vonis kanker otak.
Tentu saja Dona tidak akan membiarkan adik dan ibunya itu hidup dalam kesusahan.
"Don, baru pulang kamu sayang?" tanya Sulastri.
"Ya Bu, aku baru saja pulang. Ini juga aku lagi mau siap-siap untuk istirahat!" sahut Dona.
"Maafin Ibu ya, seharusnya ini menjadi tanggung jawab Ibu. Tapi kamu yang harus banting tulang seperti ini, Ibu tau pasti kamu capek sekali ya sayang, kamu harus sekolah setelah itu bekerja!" ujar Sulastri.
"Ibu, dengar ya Bu. Aku ini kan anaknya Ibu, lagian aku menjalani semua ini juga dengan hati senang kok Bu. Jadi Ibu tidak usah khawatir ya. Aku baik-baik saja!" tukas Dona.
Selalu saja seperti itu yang Dona katakan untuk membuat ibunya itu agar tidak khawatir dengan keadaannya.
"Ya sudah kalau begitu kamu sebaiknya istirahat ya sayang, Ibu sudah masakin yang spesial untuk kamu!" ucapnya.
"Ya Bu," sahut Dona.
Gadis itu langsung menuju meja makan dan melihat mie instan dan telur setengah matang yang sulastri sebut itu sangat spesial.
"Gimana Nak rasanya?" tanya Sulastri.
"Enak kok Bu, masakan Ibu apa pun pasti akan terasa enak!" ujarnya.
"Makasih sayang, oh iya Nak tadi kepala sekolah Bayu telepon katanya uang Sppnya harus segera di bayarkan," ucap Sulastri.
"Oke Bu, besok pagi aku kasih uangnya sama Bayu," sahut Dona.
"Iya sayang, makasih ya Nak kamu sudah sangat berjuang untuk keluarga ini. Ibu tidak tau lagi kalau tidak ada anak sekuat ini yang ibu lahirkan, bagaimana nanti nasib ibu!" ucap Sulastri.
"Bu, aku juga makasih banget sama Ibu. Karena Ibu aku bisa lahir ke dunia ini. Karena air susu Ibu aku bisa sebesar ini. Makasih juga udah sayang sama aku dan Bayu!" ucap Dona.
Hangat, itu yang ia tangkap oleh Dona dari keluarganya. Gadis itu selalu meraskaan bahwa ibunya itu begitu menyayanginya.
Setelah selesai makan gadis itu pun langsung masuk ke kamar. Dona lupa belum mengerjakan soal yang akan di kumpulkan besok.
"Walau raga capek, dan keadaan memaksa aku untuk kuat. Aku harus tetap kuat. Aku harus bisa menjalani keadaan ini dengan semangat!" ucap Dona berusaha untuk menyemangati diri sendiri.
Tiba-tiba saja ponselnya berdering. Audrey menelpon.
"Halo sayang," sapa laki-laki yang suaranya sangat Dona hapal.
"Hmm, apa sayang!" ucap Dona.
"Lemes banget sih jawabnya, kamu pasti capek ya sayang. Jadi gak tega deh aku lihatnya!" ujar Audrey.
"Udah biasa kok sayang, besok juga bakalan hilang kok capeknya. Kamu udah kerjain belum soalnya?" tanya Dona.
"Udah kok sayang, kamu belum ya. Mau salin punyaku saja!" tawar Audrey.
"Enggak usah. Aku mau usaha buat kerjain sendiri kok!" tolak Dona.
Meski capek tapi untuk pendidikan Dona selalu mengutamakannya. Gadis itu selalu mengerjakan tugasnya dengan jerih payah tenaga dan pemikirannya sendiri.
"Ya udah kalau gitu, kamu kerjain dulu saja tugasnya. Habis itu kamu istirahat. Jangan lupa vitamin yang dari aku kamu minum ya," ucap Audrey.
Laki-laki itu memang selalu mengutamakan kesehatan kekasihnya. Bahkan Audrey rela melakukan apa pun demi kekasihnya itu.
"Iya sayang, makasih ya. Kamu udah selalu memperhatikan aku!" ucap Dona.
Kemudian telepon pun berakhir. Fokus Dona pun beralih pada vitamin yang di belikan oleh Audrey.
"Kamu itu laki-laki baik, tidak seharusnya kamu mendapatkan wanita sepertiku!" pekik Dona.
Audrey adalah anak konglongmerat. Putra tunggal sekaligus satu-satunya pewaris bisnis keluarganya.
Tidak mungkin Dona akan membiarkan Audrey untuk terus bersamanya.
Perbedaan kasta di antara mereka saja sudah jelas sangat berbeda sekali.
Gadis itu kini beralih pada laptopnya. Ia tatap setiap soal itu dengan cermat kemudian mulai mengerjakannya.
Malam ini sudah menunjukan pukul 02.00. Tapi, Dona masih berkutat dengan tugas-tugasnya.
Dona memanglah tipe gadis yang akan selalu mengusahakan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya.
Ia tidak akan membiarkan kegagalan di hidupnya. Meski sebenarnya hidupnya itu sudah hancur sejak 1 tahun yang lalu. Semenjak ia terjun di dunia malam.
Keluarga yang membuat ia kuat, bahkan Dona sudah tidak memikirkan lagi tentang dirinya sendiri.
Ia hanya akan berjuang dan berjuang terus untuk keluarganya. Ia juga akan mendapatkan karir yang cemerlang demi untuk membuat ibunya itu bangga.
"Bu, mungkin saat ini apa yang aku lakukan ini adalah salah. Jika suatu hari nanti Ibu tau tentang semua ini, Dona harap Ibu tidak membenci Dona. Aku melakukan semua ini untuk keluarga Bu!" ujarnya.
Gadis itu pun kemudian merapikan meja belajarnya. Sudah saatnya ia tidur karena besok pukul 05.30 harus sudah bangun lagi.
Jika kalian menjadi Dona apa yang akan kalian lakukan, mungkin dia punya pilihan hidup selain menjadi pelacur. Tapi, jika itu adalah jalan keluar yang paling baik bagaimana?
Bab 1 DONA Manis
05/07/2022
Bab 2 Di Sekolah
08/07/2022
Bab 3 Kehidupan Malam
13/07/2022
Bab 4 Peraturan
14/07/2022
Bab 5 Semangatku Adalah Senyum Ibu
17/07/2022
Bab 6 Ibu Kambuh
20/07/2022
Bab 7 Ibu Membutuhkan Biaya
22/07/2022
Bab 8 Berbagi Peluh
28/07/2022
Bab 9 Ilyas
09/08/2022