icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Crazy Boss
4.8
Komentar
174.1K
Penayangan
180
Bab

Alexander Aimes, bossy, dingin, dan berlidah tajam. Tidak ada satu pun asisten pribadi yang merangkap sekretarisnya mampu bertahan lebih dari seminggu bekerja dengannya. Hingga suatu hari dia mengalami kecelakaan di jalan. Ternyata yang menabrak mobil sport mewahnya adalah wanita yang seharusnya melamar kerja sebagai aspri-nya. Wanita barbar yang sama dengan yang ia temui malam sebelumnya di night club yang telah menyakiti 'adik kecilnya'. "Kamu harus kerja jadi sekretaris merangkap asisten pribadiku sampai utang kamu lunas kalau nggak mau aku jebloskan ke penjara!" ancam Alex. "Aku nggak mau, ini pemerasan namanya!" kelit Winny membalik badannya bergegas keluar ruangan CEO. Dengan geram Alex mengejar Winny dan menangkapnya dari belakang. "Aku bukan penjual cabe di pasar, jadi jangan tawar-menawar denganku! Ingat ... di penjara banyak kecoa dan tikus, apa kamu mau membusuk di sana?" "LEPASKAN!" teriak Winny sambil meronta liar di dekapan calon bosnya. "Jangan mimpi!" desis Alex di telinga Winny sembari menyeringai seram. Winona Kim, wanita blasteran Indonesia-Korea itu sedang membutuhkan pekerjaan karena status nona muda puteri konglomerat dari Korea itu harus terengut karena perusahaan ayahnya bangkrut akibat ulah pesaing bisnisnya. Sementara ayahnya mengalami stroke dan tidak dapat lagi bekerja. Namun, dia tidak mau bila memiliki bos seperti Alexander Aimes yang gila. Seperti apa keseruan kisah bos gila dan sekretarisnya yang pemberontak ini?

Bab 1 Bos Galak dan Liar

"Hey, setidaknya kalau kau kurang cerdas ... berdandanlah lebih seksi, jangan berpenampilan seperti kutu buku!" tukas Alexander Aimes sembari menatap seorang wanita yang sedang berdiri gemetaran di hadapan meja CEO.

Wanita itu asisten pribadi ke 21 yang mencoba bertahan dengan kelakuan semena-mena dan mesum bosnya. Alexander Aimes bukannya tidak rupawan, tapi auranya terlalu liar dan berbahaya, berlidah tajam dengan kelakuan minus.

"Ma—maaf, Pak. Sa—"

"Tak perlu minta maaf, pintunya ada di belakang kamu. Silakan keluar dan lapor ke bagian HRD kalau kamu selesai bekerja di perusahaan ini, Miranda," potong Alex dengan cepat lalu memutar kursinya memunggungi asisten pribadi merangkap sekretarisnya yang baru saja ia pecat.

Sebuah desahan lelah meluncur dari bibir wanita berkacamata tebal dengan penampilan yang membosankan itu. Dengan langkah gontai ia meninggalkan ruangan CEO PT. Everlasting Global International.

Tak lama kemudian, Jofran Kesuma masuk ke dalam ruangan CEO setelah mengetok pintu itu 3 kali. Dia melangkah tanpa suara hingga sampai di hadapan meja bosnya yang masih duduk menghadap kaca yang menampakkan pemandangan gedung pencakar langit kota Jakarta.

"Pak Alex, apa Anda ingin mencari asisten pribadi yang baru?" tanya Jofran Kesuma dengan nada hangat. Sebuah berkas lamaran kerja baru saja mendarat di meja kantornya pagi tadi, profil wanita itu agak luar biasa dan menurutnya cocok dengan minat bosnya yang nyeleneh itu.

Kursi hitam itu berputar menghadap Jofran Kesuma dan pria blasteran Amerika-Indonesia itu tersenyum miring menatap karyawan kepercayaannya. "Apa sudah ada calon aspri baru untukku, Jo?" balas Alex dengan suara malas.

Sebuah berkas diulurkan ke tangan Alex. Pria blasteran itu segera membaca isinya dan bersiul mesum. Dia tertawa senang melihat foto 4R dari calon asprinya itu. "Winona Kim ... cantik dan seksi. Hmm ... terima dia, Jo! Aku punya banyak pekerjaan pribadi yang akan membuatnya sibuk mengurusiku," ujarnya menekankan kata 'pribadi' yang nampaknya berbahaya.

"Siap, Pak Alex. Besok pagi Nona Winy akan menghadap Anda," jawab Jofran lalu ia pun meninggalkan ruang CEO yang dingin karena AC yang dipasang 16° celcius itu.

Alexander Aimes melirik jam tangannya lalu bangkit berdiri dari kursi CEO. Dia memiliki janji temu dengan klien di sebuah restoran besar di mall untuk membahas proyek perusahaannya. Pria itu turun ke lantai lobi dengan lift khusus CEO dan melangkah ke depan lobi.

Tak lama kemudian sebuah mobil Porsche 911 Turbo S warna merah berhenti di depan pintu lobi, seorang sopir pribadi tergopoh-gopoh membukakan pintu belakang mobil itu untuk Alexander Aimes. "Silakan, Pak Alex!" ucapnya lalu menutup kembali pintu mobil dan berlari kecil ke kursi pengemudi.

"Senayan City, Pak Jono!" titah Alexander Aimes singkat dan jelas.

Mobil supercar mewah itu melaju sempurna dengan gagahnya di tengah hiruk pikuk jalanan ibukota yang agak semrawut di sebuah perempatan Jakarta Selatan. Tiba-tiba ...

"Ciiiiiitttt ... BRAAKKK!"

Sebuah sedan Ayla putih menggasak mobil berharga 5 milyar lebih itu dari belakang. Tentu saja sang pemilik naik pitam. Alex mendesis kesal dan dengan geram ia buru-buru turun dari mobilnya. Kemudian dia mengetok kaca jendela mobil sedan Ayla putih itu.

"Kalau nggak bisa nyetir jangan nyetir woiii!" omelnya kepada sopir mobil sedan berharga ekonomis itu.

Kaca jendela yang diturunkan itu menampakkan seraut wajah rupawan seorang wanita. Rahang bawah Alex sontak menganga seolah kata-kata umpatan ala kebun binatang yang tadi telah tersusun rapi menguap tak bersisa.

"Ma—maafkan kecerobohan saya, Sir!" ucap wanita molek itu terbata-bata dan ketakutan menelan salivanya. Porsche tergores biaya renovasinya bisa seharga sebuah rumah berukuran sedang. Matanya melihat sendiri betapa ringseknya bemper belakang dan kaca lampu samping mobil mewah itu yang remuk.

'Mampuslah kamu, Win! Kok bisa sih sial bener siang ini ...,' batinnya putus asa.

Memang seharusnya jangan main hape kalau sedang menyetir di jalan raya yang ramai begitu. Namun, dia baru saja mendapat kabar baik bahwa dia diterima kerja di PT. Everlasting Global International. Itu juga penting!

Sepasang mata yang tadinya melotot pun mendadak melembut tatapannya. "Nona Manis, Anda silakan bayar ganti rugi kerusakan mobil saya. Sekarang saya ingin minta KTP dan nomor ponsel Anda agar semua bisa diselesaikan secara kekeluargaan," ancam Alex bernada kalem.

Sementara wanita di hadapannya menatap nanar panik ketakutan. Cari uang sebanyak itu dimana? pikirnya kalut. Mendadak kepalanya terasa cenut-cenut pening.

Telapak tangan Alex terulur ke hadapan Winy. "Tolong cepat, Nona. Jalan yang macet akan semakin macet karena Anda lama memberikan KTP dan nomor ponsel," desaknya sembari menyeringai bak serigala mendapat mangsa lezat.

Akhirnya terpaksa Winy menyerahkan KTP dari dalam dompet merah jambunya dan juga menyebutkan nomor ponselnya ke pria bertampang blasteran Kaukasoid itu.

"Nama Anda siapa, Nona?" tanya Alex siap mengetik id name nomor ponsel itu di layar gawainya.

"Winona Kim," sebut Winy lesu menatap wajah Alex dengan pasrah.

'What the hell! Wanita yang mau daftar aspri baruku tadi?!' seru Alex dalam hatinya. Liurnya seakan ingin menitik memindai bodi wanita molek itu yang tampak dari kaca jendela mobil yang terbuka setengah.

Memang Winy mengenakan rok mini kulit sintetis setengah paha dan sleeveless blouse berbahan chiffon warna kuning gading yang anggun sekaligus seksi.

"Saya akan segera menghubungimu, Nona Winona Kim!" ujar Alex sebelum beranjak kembali naik ke dalam mobil Porsche 911 Turbo S miliknya yang ringsek bagian belakangnya itu.

Kemacetan pun terurai setelah kedua mobil yang bertabrakan itu meninggalkan TKP dengan jalan damai sekalipun menyisakan masalah baru yang akan berbuntut panjang.

"Maaf, Pak Alex, apa saya perlu bawa mobil ini ke bengkel?" tanya Pak Jono takut salah memutuskan.

"Jangan dulu, Pak. Biarkan mobil ini seperti apa adanya ... ringsek. Urusan saya dengan pengemudi mobil sedan Ayla tadi belum selesai," jawab Alex menyeringai misterius.

Sopir pribadi itu mengiyakan perintah majikannya dan akan mengganti mobil itu nanti dengan mobil mewah impor Eropa lainnya yang terparkir berjejer di garasi rumah Alexander Aimes.

PT. Everlasting Global International, perusahaan yang dimiliki oleh Alexander Aimes itu bekerja di bidang ekspor impor produk bahan bangunan. Pekerjanya ribuan orang tersebar kantornya di banyak kota besar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan hingga Papua.

Mobil ringsek itu pun sampai di depan lobi mall Senayan City dan menurunkan Alex sebelum meluncur meninggalkan komplek mall itu lagi.

Pria tampan setinggi 194 cm itu pun melangkahkan kakinya dengan santai melewati atrium mall yang ramai karena sedang ada pameran real estate menuju ke sebuah stand perusahaan yang mengikuti acara itu.

"Ohh ... Pak Alex, selamat datang!" sambut seorang manager pemasaran properti itu dengan ramah dan sopan. Dia berjabat tangan dengan pria jangkung itu dan mengajaknya berjalan menuju salah satu gerai coffe shop ternama di mall Senayan City.

"Silakan pesan minuman dan makan siangnya, Pak Alex," ujar Pak Baruna Triantoko, manager pemasaran itu sembari duduk di hadapan Alexander Aimes.

Seusai memesan menu, Alex pun berkata, "Pak Baruna, saya dengar perusahaan Bapak mengambil bahan bangunan dari luar Everlasting Global. Anda tahu 'kan konsekuensinya kalau bertindak seperti itu?"

Mendengar teguran bernada halus dengan efek menyeramkan itu, keringat dingin sontak bercucuran di tubuh Pak Baruna Triantoko. 'Gawat! Aku sudah mengingatkan si bos sebenarnya ...,' batinnya. Dia pun memutar otak untuk menjelaskan baik-baik permasalahan itu kepada pria di hadapannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Agneslovely2014

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku