Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan

Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan

andrianisilviar

5.0
Komentar
4.3K
Penayangan
39
Bab

Pernikahan yang sudah dipertahankan selama lima tahun harus berakhir karena orang ketiga. Alia merasa dunianya hancur saat tiba-tiba Farhan menghubunginya dan meminta cerai. Kesetiaan dan kesabaran Alia menanti suaminya pulang dari tanah rantau dibalas dengan pengkhianatan dan luka yang sangat dalam. Alia mencoba bangkit dari keterpurukannya, berbagai hal ia lakukan untuk bisa melupakan luka yang dirasakan. Takdir baik menghampiri Alia saat usahanya untuk bangkit dimulai. Setelah bisa melupakan Farhan sedikit demi sedikit, lelaki itu malah muncul dan menawarkan kenyamanan, merayu Alia untuk kembali bersama. Akankah Alia bertahan dengan kesendirian atau goyah karena sang mantan?

Bab 1 Perpisahan Yang Tak Diinginkan

Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan

Bab 1

"Apa maksudmu, Bang? Katakan sekali lagi!" seru Alia dengan nafas yang memburu, ia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan suaminya itu.

"Kita tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini, aku akan menikah lagi."

Seperti disambar petir di siang bolong saat perkataan itu didengar oleh Alia, matahari yang panas menyengat tidak dihiraukan lagi oleh wanita itu yang berdiri di pinggir jalan. Suara bising dari kendaraan seolah-olah lenyap seketika, hanya perkataan Farhan yang terngiang di telinganya. Lututnya melemas seketika, tidak percaya jika lelaki yang sudah lima tahun menjadi suaminya itu tanpa diduga menceraikannya. Alia bahkan merasa tidak melakukan kesalahan apapun pada Farhan.

"Aku akan mengirimkan surat cerai ke rumahmu secepatnya," ujar Farhan sebelum memutus sambungan telepon itu.

Hati wanita mana yang tidak hancur jika tiba-tiba ditinggalkan oleh orang yang dicintainya Saat ini Farhan berada di puncak karirnya, mendapatkan penghasilan yang lumayan besar setiap bulannya. Ia merantau dan harus berjauhan dengan sang istri, belum sampai satu tahun lelaki itu sudah bertingkah dan dengan mudahnya meninggalkan wanita yang telah menemaninya dari nol, menamaninya di saat ia tidak memiliki apapun. Bahkan Alia menutupi kekurangan Farhan dari keluarga besar mereka. Tapi ini balasan yang didapatkan oleh Alia dari lelaki yang tidak tahu diri itu.

Selama Farhan tidak bekerja, Alia memilih untuk berjualan dipasar untuk menyambung hidup, meskipun mendapat untung yang tidak seberapa. Keberuntungan ada di pihak mereka saat Farhan mendapat tawaran dari temannya untuk pekerjaan yang bagus jelas Farhan tidak bisa menolak karena gaji yang dijanjikan tidaklah sedikit, meskipun ia harus mengorbankan waktunya bersama sang istri.

"Astagfirullah ...."

Alia mencoba menenangkan hatinya yang baru saja terkena badai hebat. Ia menyeka sudut mata yang sudah basah, tidak ingin menjadi tontonan banyak orang jika menangis meraung. Ia dengan berat melangkah masuk ke dalam angkutan umum yang berhenti di depannya. Selama perjalanan pulang ke rumah, pikirannya berkecamuk memikirkan perkataan sang suami.

Hati kecilnya berharap jika semua yang didengarnya itu bukanlah kenyataan tapi hanya mimpi buruk semata. Alia yang baru saja sampai di rumahnya merasa kaget karena ibunya langsung menyambut dengan pelukan dan tangisan.

"Malang sekali nasibmu, Nak," racau wanita berjilbab hitam itu sambil memeluk erat Alia.

"Ibu kenapa? Apa yang membuat Ibu menangis begini?" tanya Alia heran. Mira membawa anaknya itu masuk. Alia yang sudah mengerti dengan perkataan ibunya hanya tersenyum miris, semua angan-angannya yang berharap jika yang dikatakan Farhan itu hanya candaan kini hancur seketika.

Ternyata Farhan sudah mengatakan hal pahit itu pada Mira. Itu menjadi alasan wanita paruh baya itu langsung mendatangi anaknya, ia bahkan belum mengatakan ini pada suaminya.

Tidak tega melihat ibunya menangis, Alia mengatakan pada Mira jika ia baik-baik saja dan keputusan yang diambil atas kesepakatan berdua. Jika bukan karena terpaksa Alia tidak mungkin membohongi ibunya seperti ini. Seorang ibu akan merasakan hal yang lebih sakit dari apa yang dirasakan anaknya.

"Bu, tolong hargai keputusan kami. Mungkin ini yang terbaik," ujar Alia, sekuat mungkin ia mencoba menahan tangis agar tidak pecah. Ia beranjak dan masuk ke dalam kamarnya, tangisnya tidak bisa tertahan lagi saat pintu kamarnya ditutup rapat.

Wanita itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan agar suara isakannya tidak lolos, tangan kanannya menekan kuat dada yang terasa sesak menyiksa. Bahkan malam harinya Alia tidak bisa tidur, ia bahkan menolak ajakan ibunya untuk makan malam. Untuk saat ini Alia merasakan dunianya runtuh, jika saja Mira tidak menamaninya di rumah entah apa yang akan terjadi pada Alia. Mira tinggal tidak jauh dari rumah Alia dan ia memilih untuk menemani anaknya yang sedang dirundung lara.

Alia masih menunggu Farhan menghubunginya tapi setelah seminggu berlalu hanya surat cerai yang didapatkannya, persisi seperti apa yang dikatakan Farhan tempo hari, lelaki itu memang tidak main-main dengan ucapannya.

"Apa aku kurang baik untukmu, Bang?" gumam Alia dengan menatap nanar selembar kertas yang akan memutuskan hubungan dirinya dan Farhan untuk selamanya.

Ia menarik nafas panjang, meraih bolpoin untuk membubuhkan tanda tangan meskipun dengan jemari yang gemetar.

Ting!

Suara dentingan terdengar dari ponsel milik Alia. Pesan masuk dari Farhan membuat jantung Alia berdetak tak karuan.

[Jangan mempersulit, Al. Tanda tangan surat itu dan biarkan aku bahagia bersama wanita pilihanku dan jual rumah itu agar kita bisa membagi harta gono-gini.]

Alia tersenyum miris setelah membaca pesan itu. Ia merasa menjadi wanita yang tidak pernah dihargai. Dengan mudahnya Farhan meninggalkan Alia begitu saja hanya karena lelaki itu mendapatkan wanita yang di matanya lebih indah daripada Alia. Bukankah lelaki memang seperti itu, kesetiaannya diuji saat ia berada dipuncak kesuksesan. Sudah sangat jelas jika Farhan tidak bisa melewati ujian itu.

"Kebahagiaan yang kamu bangun di atas penderitaan aku itu nggak akan bertahan lama, Bang!" lirih Alia.

Ucapan orang yang terzalimi bisa saja menjadi doa yang mustajab. Hati Alia sudah terlanjur luka, ia bahkan merasa air matanya mengering karena beberapa hari terakhir Alia menghabiskan waktunya dengan menangis, mengeluarkan semua gundah di hatinya. Beruntung karena Mira sudah pulang kemarin karena ia harus mengurus anak dan suaminya yang tidak bisa ditinggalkan lama-lama.

***

"Aku nggak apa-apa, Mbak. Mungkin ini memang jalan yang terbaik yang Allah kasih buat aku," tutur Alia, ia menggenggam tangan kakak iparnya yang terlihat menangis. Farida memang sangat menyayangi Alia bahkan melebihi ia menyayangi adiknya sendiri.

"Maafkan Mbak karena Farhan sudah banyak menyakiti kamu, Al," ujar Farida, ia merasa gagal menjadi sosok kakak sekaligus orang tua. Seharusnya ia bisa menahan Farhan agar tidak sampai berpisah dengan Alia. Farida sangat mengerti bagaimana perasaan adik iparnya itu saat ini, tapi ia bahkan tidak bisa melakukan apapun. Meskipun terlihat tegar di depan Farida tapi siapa yang menyangka hati Alia sudah remuk, ia hanya ingin terlihat baik-baik saja di depan orang tersayangnya.

"Mungkin aku kurang baik untuk Bang Farhan," lirih Alia yang membuat tangisan Farida semakin pecah Alia merengkuh tubuh kakak iparnya yang bergetar.

"Maaf, Al. Maafkan Farhan, Farhan memang bodoh karena meninggalkan wanita sebaik kamu, Al."

Alia tidak bisa lagi menahan sesak di dadanya, akhirnya cairan bening itu lolos melewati pelupuk mata. Setelah resmi bercerai, Alia mengabari Farida yang ternyata tidak tahu apa-apa mengenai keputusan besar yang diambil oleh adiknya itu.

Sulit memang meyakinkan lalat jika bunga lebih indah daripada sampah. Saat ini Farhan tengah dibutakan oleh cinta sesaatnya pada wanita yang bahkan baru saja dikenalnya. Ia akan menyesal nanti saat mengetahui jika wanita pilihannya tidak lebih baik daripada istri yang selalu setia menemaninya bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Alia bahkan tidak pernah menuntut hal lebih dari Farhan.

Bersambung ....

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh andrianisilviar

Selebihnya

Buku serupa

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Jatuh Cinta dengan Dewi Pendendam

Jatuh Cinta dengan Dewi Pendendam

Juno Lane
5.0

Sabrina dibesarkan di sebuah desa terpencil selama dua puluh tahun. Ketika dia kembali ke orang tuanya, dia memergoki tunangannya berselingkuh dengan saudara angkatnya. Untuk membalas dendam, dia tidur dengan pamannya, Charles. Bukan rahasia lagi bahwa Charles hidup tanpa pasangan setelah tunangannya meninggal secara mendadak tiga tahun lalu. Namun pada malam yang menentukan itu, hasrat seksualnya menguasai dirinya. Dia tidak bisa menahan godaan terhadap Sabrina. Setelah malam penuh gairah itu, Charles menyatakan bahwa dia tidak ingin ada hubungan apa pun dengan Sabrina. Sabrina merasa sangat marah. Sambil memijat pinggangnya yang sakit, dia berkata, "Kamu menyebut itu seks? Aku bahkan tidak merasakannya sama sekali. Benar-benar buang-buang waktu!" Wajah Charles langsung berubah gelap. Dia menekan tubuh Sabrina ke dinding dan bertanya dengan tajam, "Bukankah kamu mendesah begitu tidak tahu malu ketika aku bersamamu?" Satu hal membawa ke hal lain dan tidak lama kemudian, Sabrina menjadi bibi dari mantan tunangannya. Di pesta pertunangan, sang pengkhianat terbakar amarah, tetapi dia tidak bisa meluapkan kemarahannya karena harus menghormati Sabrina. Para elit menganggap Sabrina sebagai wanita kasar dan tidak berpendidikan. Namun, suatu hari, dia muncul di sebuah pesta eksklusif sebagai tamu terhormat yang memiliki kekayaan miliaran dolar atas namanya. "Orang-orang menyebutku lintah darat dan pemburu harta. Tapi itu semua omong kosong belaka! Kenapa aku perlu emas orang lain jika aku punya tambang emas sendiri?" Sabrina berkata dengan kepala tegak. Pernyataan ini mengguncang seluruh kota!

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku