Pernikahan yang sudah dipertahankan selama lima tahun harus berakhir karena orang ketiga. Alia merasa dunianya hancur saat tiba-tiba Farhan menghubunginya dan meminta cerai. Kesetiaan dan kesabaran Alia menanti suaminya pulang dari tanah rantau dibalas dengan pengkhianatan dan luka yang sangat dalam. Alia mencoba bangkit dari keterpurukannya, berbagai hal ia lakukan untuk bisa melupakan luka yang dirasakan. Takdir baik menghampiri Alia saat usahanya untuk bangkit dimulai. Setelah bisa melupakan Farhan sedikit demi sedikit, lelaki itu malah muncul dan menawarkan kenyamanan, merayu Alia untuk kembali bersama. Akankah Alia bertahan dengan kesendirian atau goyah karena sang mantan?
Istri Yang Dicampakkan Menjadi Sultan
Bab 1
"Apa maksudmu, Bang? Katakan sekali lagi!" seru Alia dengan nafas yang memburu, ia masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan suaminya itu.
"Kita tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini, aku akan menikah lagi."
Seperti disambar petir di siang bolong saat perkataan itu didengar oleh Alia, matahari yang panas menyengat tidak dihiraukan lagi oleh wanita itu yang berdiri di pinggir jalan. Suara bising dari kendaraan seolah-olah lenyap seketika, hanya perkataan Farhan yang terngiang di telinganya. Lututnya melemas seketika, tidak percaya jika lelaki yang sudah lima tahun menjadi suaminya itu tanpa diduga menceraikannya. Alia bahkan merasa tidak melakukan kesalahan apapun pada Farhan.
"Aku akan mengirimkan surat cerai ke rumahmu secepatnya," ujar Farhan sebelum memutus sambungan telepon itu.
Hati wanita mana yang tidak hancur jika tiba-tiba ditinggalkan oleh orang yang dicintainya Saat ini Farhan berada di puncak karirnya, mendapatkan penghasilan yang lumayan besar setiap bulannya. Ia merantau dan harus berjauhan dengan sang istri, belum sampai satu tahun lelaki itu sudah bertingkah dan dengan mudahnya meninggalkan wanita yang telah menemaninya dari nol, menamaninya di saat ia tidak memiliki apapun. Bahkan Alia menutupi kekurangan Farhan dari keluarga besar mereka. Tapi ini balasan yang didapatkan oleh Alia dari lelaki yang tidak tahu diri itu.
Selama Farhan tidak bekerja, Alia memilih untuk berjualan dipasar untuk menyambung hidup, meskipun mendapat untung yang tidak seberapa. Keberuntungan ada di pihak mereka saat Farhan mendapat tawaran dari temannya untuk pekerjaan yang bagus jelas Farhan tidak bisa menolak karena gaji yang dijanjikan tidaklah sedikit, meskipun ia harus mengorbankan waktunya bersama sang istri.
"Astagfirullah ...."
Alia mencoba menenangkan hatinya yang baru saja terkena badai hebat. Ia menyeka sudut mata yang sudah basah, tidak ingin menjadi tontonan banyak orang jika menangis meraung. Ia dengan berat melangkah masuk ke dalam angkutan umum yang berhenti di depannya. Selama perjalanan pulang ke rumah, pikirannya berkecamuk memikirkan perkataan sang suami.
Hati kecilnya berharap jika semua yang didengarnya itu bukanlah kenyataan tapi hanya mimpi buruk semata. Alia yang baru saja sampai di rumahnya merasa kaget karena ibunya langsung menyambut dengan pelukan dan tangisan.
"Malang sekali nasibmu, Nak," racau wanita berjilbab hitam itu sambil memeluk erat Alia.
"Ibu kenapa? Apa yang membuat Ibu menangis begini?" tanya Alia heran. Mira membawa anaknya itu masuk. Alia yang sudah mengerti dengan perkataan ibunya hanya tersenyum miris, semua angan-angannya yang berharap jika yang dikatakan Farhan itu hanya candaan kini hancur seketika.
Ternyata Farhan sudah mengatakan hal pahit itu pada Mira. Itu menjadi alasan wanita paruh baya itu langsung mendatangi anaknya, ia bahkan belum mengatakan ini pada suaminya.
Tidak tega melihat ibunya menangis, Alia mengatakan pada Mira jika ia baik-baik saja dan keputusan yang diambil atas kesepakatan berdua. Jika bukan karena terpaksa Alia tidak mungkin membohongi ibunya seperti ini. Seorang ibu akan merasakan hal yang lebih sakit dari apa yang dirasakan anaknya.
"Bu, tolong hargai keputusan kami. Mungkin ini yang terbaik," ujar Alia, sekuat mungkin ia mencoba menahan tangis agar tidak pecah. Ia beranjak dan masuk ke dalam kamarnya, tangisnya tidak bisa tertahan lagi saat pintu kamarnya ditutup rapat.
Wanita itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan agar suara isakannya tidak lolos, tangan kanannya menekan kuat dada yang terasa sesak menyiksa. Bahkan malam harinya Alia tidak bisa tidur, ia bahkan menolak ajakan ibunya untuk makan malam. Untuk saat ini Alia merasakan dunianya runtuh, jika saja Mira tidak menamaninya di rumah entah apa yang akan terjadi pada Alia. Mira tinggal tidak jauh dari rumah Alia dan ia memilih untuk menemani anaknya yang sedang dirundung lara.
Alia masih menunggu Farhan menghubunginya tapi setelah seminggu berlalu hanya surat cerai yang didapatkannya, persisi seperti apa yang dikatakan Farhan tempo hari, lelaki itu memang tidak main-main dengan ucapannya.
"Apa aku kurang baik untukmu, Bang?" gumam Alia dengan menatap nanar selembar kertas yang akan memutuskan hubungan dirinya dan Farhan untuk selamanya.
Ia menarik nafas panjang, meraih bolpoin untuk membubuhkan tanda tangan meskipun dengan jemari yang gemetar.
Ting!
Suara dentingan terdengar dari ponsel milik Alia. Pesan masuk dari Farhan membuat jantung Alia berdetak tak karuan.
[Jangan mempersulit, Al. Tanda tangan surat itu dan biarkan aku bahagia bersama wanita pilihanku dan jual rumah itu agar kita bisa membagi harta gono-gini.]
Alia tersenyum miris setelah membaca pesan itu. Ia merasa menjadi wanita yang tidak pernah dihargai. Dengan mudahnya Farhan meninggalkan Alia begitu saja hanya karena lelaki itu mendapatkan wanita yang di matanya lebih indah daripada Alia. Bukankah lelaki memang seperti itu, kesetiaannya diuji saat ia berada dipuncak kesuksesan. Sudah sangat jelas jika Farhan tidak bisa melewati ujian itu.
"Kebahagiaan yang kamu bangun di atas penderitaan aku itu nggak akan bertahan lama, Bang!" lirih Alia.
Ucapan orang yang terzalimi bisa saja menjadi doa yang mustajab. Hati Alia sudah terlanjur luka, ia bahkan merasa air matanya mengering karena beberapa hari terakhir Alia menghabiskan waktunya dengan menangis, mengeluarkan semua gundah di hatinya. Beruntung karena Mira sudah pulang kemarin karena ia harus mengurus anak dan suaminya yang tidak bisa ditinggalkan lama-lama.
***
"Aku nggak apa-apa, Mbak. Mungkin ini memang jalan yang terbaik yang Allah kasih buat aku," tutur Alia, ia menggenggam tangan kakak iparnya yang terlihat menangis. Farida memang sangat menyayangi Alia bahkan melebihi ia menyayangi adiknya sendiri.
"Maafkan Mbak karena Farhan sudah banyak menyakiti kamu, Al," ujar Farida, ia merasa gagal menjadi sosok kakak sekaligus orang tua. Seharusnya ia bisa menahan Farhan agar tidak sampai berpisah dengan Alia. Farida sangat mengerti bagaimana perasaan adik iparnya itu saat ini, tapi ia bahkan tidak bisa melakukan apapun. Meskipun terlihat tegar di depan Farida tapi siapa yang menyangka hati Alia sudah remuk, ia hanya ingin terlihat baik-baik saja di depan orang tersayangnya.
"Mungkin aku kurang baik untuk Bang Farhan," lirih Alia yang membuat tangisan Farida semakin pecah Alia merengkuh tubuh kakak iparnya yang bergetar.
"Maaf, Al. Maafkan Farhan, Farhan memang bodoh karena meninggalkan wanita sebaik kamu, Al."
Alia tidak bisa lagi menahan sesak di dadanya, akhirnya cairan bening itu lolos melewati pelupuk mata. Setelah resmi bercerai, Alia mengabari Farida yang ternyata tidak tahu apa-apa mengenai keputusan besar yang diambil oleh adiknya itu.
Sulit memang meyakinkan lalat jika bunga lebih indah daripada sampah. Saat ini Farhan tengah dibutakan oleh cinta sesaatnya pada wanita yang bahkan baru saja dikenalnya. Ia akan menyesal nanti saat mengetahui jika wanita pilihannya tidak lebih baik daripada istri yang selalu setia menemaninya bahkan dalam situasi sulit sekalipun. Alia bahkan tidak pernah menuntut hal lebih dari Farhan.
Bersambung ....
Bab 1 Perpisahan Yang Tak Diinginkan
15/06/2022
Bab 2 Bangkit
15/06/2022
Bab 3 Dijadikan Kambing Hitam
15/06/2022
Bab 4 Farhan Kembali
15/06/2022
Bab 5 Dunia Baru Alia
15/06/2022
Bab 6 Penyesalan
15/06/2022
Bab 7 Tetap Melangkah Maju
15/06/2022
Bab 8 Tidak Dianggap Adik
15/06/2022
Bab 9 Pernikahan Mendadak
15/06/2022
Bab 10 Awal Mula
15/06/2022
Bab 11 Karma Dibayar Tunai
17/08/2022
Bab 12 Rezeki Yang Lancar
20/08/2022
Bab 13 Bertemu Mantan
21/08/2022
Bab 14 Sisa Rasa
23/08/2022
Bab 15 Farhan Cemburu
26/08/2022
Bab 16 Tidak Mendapatkan Ketenangan
27/08/2022
Bab 17 Diusir
29/08/2022
Bab 18 Marissa Keguguran
30/08/2022
Bab 19 Diam-diam Diidolakan
01/09/2022
Bab 20 Bahan Gosip
04/09/2022
Bab 21 Hal Konyol
09/09/2022
Bab 22 Pendekatan
12/09/2022
Bab 23 Falling In Love
14/09/2022
Bab 24 Merintis karier
15/09/2022
Bab 25 Berusaha Bahagia
21/09/2022
Bab 26 Bagaikan Langit dan Bumi
24/09/2022
Bab 27 Calon Idaman
26/09/2022
Bab 28 Ditangkap Polisi
29/09/2022
Bab 29 Dilamar Sultan
29/09/2022
Bab 30 Membuka Hati
29/09/2022
Bab 31 Roda Kehidupan
29/09/2022
Bab 32 Bidadari Tak Bersayap
29/09/2022
Bab 33 Pelakor Jadi Babu
29/09/2022
Bab 34 Ratu Jadi Babu
29/09/2022
Bab 35 Farhan Dipenjara
09/10/2022
Bab 36 Munculnya Hama
10/10/2022
Bab 37 Di-bully
11/10/2022
Bab 38 Trending
12/10/2022
Bab 39 Hampir Dilecehkan
13/10/2022
Buku lain oleh andrianisilviar
Selebihnya