Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Edoraded Distance

Edoraded Distance

Kaa yeoja

5.0
Komentar
32
Penayangan
10
Bab

"Sekar, apa bisa jarak di antara kita menghilang. Aku ingin mendekati mu.. " bisik kevin di telinga sekar. Pernikahan kevin dan sekar bagaikan pernikahan di atas kertas. Mereka belum merasakan kehidupan pernikahan yang sesungguh nya, meski begitu. Kevin yang mencintai sekar lebih dulu, ia berusaha keras untuk meyakinkan sekar bahwa pernikahan mereka adalah awal dari kebahagian yang sebenarnya. Tokoh peran : Kevin son, sekar ayu atmaja, sela ayu atmaja, Rio Leonard, jeff Nicolas, Kemala Dzikia, Lila Mikayla, Erik son, Ketty son, Vernone son, Puspa sari atmaja dan Abiyasa atmaja.

Bab 1 Prolog

Nama ku Kevin Son, sering di sapa kevin. Aku seorang Direktur keuangan di PT. STAR'S grup, perusahan ini milik keluarga ku sendiri.Aku adalah anak kedua dari tuan vernone dan ketty.

Di tahun 2020 lalu tepat nya tanggal 25 Desember, aku telah memperistri seorang gadis bernama Sekar Ayu. Istri ku sering di sapa sekar, sekar adalah gadis yang baik, masih polos dan tidak banyak bicara dalam artian kalem.

Dia tipe wanita yang tertutup, dia terlihat misterius namun juga manis di mata ku.

Aku sendiri juga tipe pria yang tidak banyak bicara, tidak pernah mengeluh dan selalu bersikap rasional. Aku terbilang cukup dewasa di antara kami berdua, sekar masih sangat lugu untuk memahami makna dari kehidupan.

Namun yang ku sukai dari sekar, dia orang nya penurut, tidak pernah membantah nasehat ku dan selalu melayani ku dengan baik setiap hari nya.

Sangat di sayangkan di usia pernikahan kami yang menginjak 5 bulan lebih, kami belum di karuniai seorang anak. Jangan salah paham dulu, ya.

Itu semua bukan karena mandul, atau pun ada yang bermasalah di antara kami. Sebelum menikah kami sudah melakukan test dan ikut program hamil.Untuk suami istri yang hendak menikah, pastilah paham hal itu.

Tapi saat itu kami melakukan nya atas perintah dari ibu ku, bukan atas kemauan kami sendiri. Sekar memang ikut program hamil, namun jika aku tidak menyentuh nya mana mungkin dia bisa hamil, kan.

Pernikahan ku dan sekar bagaikan cinta di atas kertas bukan cinta dari hati. Aku dan sekar dulu hanyalah orang asing, sekar adalah adik kelas ku saat di SMA. Awal nya kami berpisah cukup lama alias tak berjumpa sama sekali.

Setelah lulus SMA, aku harus melanjutkkan kuliah ku di luar negri, tepat nya di jerman, jurusan bisnis. Dan saat itu pula, sekar masih duduk di bangku kelas dua SMA.

7 tahun berlalu, aku berjumpa kembali dengan sekar. Kami bertemu saat acara reunian SMA, aku melihat nya, ingin sekali mendekati nya saat itu juga namun apa daya rasa canggung hinggap di benak ku kala itu.

Hal yang tak terduga terdengar di telinga ku, teman-teman pria ku bercerita bahwa sekar hampir di Drop out dari sekolah karena terlibat kasus bullying.

Ya tuhan, seketika aku terkejut mendengar penuturan mereka. Aku melihat gadis itu lagi, hanya ada 2 orang gadis yang mau menemani nya di sana. Apa benar gadis sepolos itu bisa membully orang lain..?, apakah benar yang di katakan oleh mereka?.

Tiba-tiba Rio menepuk bahu ku, lalu mengatakan "Jangan percaya ucapan mereka, sekar bukanlah gadis seperti itu. Berita nya masih simpang siur, kau jangan salah persepsi..!" bisik Rio.

Aku mencerna ucapan Rio, "Ya tuhan, semoga saja berita itu tidak benar..!" batin ku.

Rio mengajak ku bicara empat mata lalu dia menjelaskan semua nya, dia memberi ku gambaran atas kejadian yang menimpa sekar sekaligus terseret nya sekar pada kasus bullying itu.

Rio ini adalah kakak kelas sekar sekaligus adik kelas ku, kami hanya beda satu tahun saja.Aku dan Rio, ya. Kami teman akrab, awal nya kami sering bermain basket bersama setiap pulang sekolah dan di setiap pertemuan membuat kami semakin dekat.

Suatu hari, sekar tengah berjalan melewati lapangan basket. Kala itu, aku dan rio tengah istirahat di bangku penonton. Pandangan ku ku tujukan pada sosok sekar, gadis itu bagaikan burung merpati putih.

Cantik, kata itu yang ada di benak ku. Kalem, kata kedua yang terlintas, misterius itu kata terakhir tapi bukan dari bibir ku tapi terdengar dari kecapan bibir Rio.

Seketika aku melihat rio, rio hanya tersenyum. Entah apa yang yang ada di benak nya sekarang, aku tidak tau. "Bang, Lo kenapa ngelihatin sekar terus. Naksir ya..?" ucap rio.

Blush, wajah ku langsung merona dengan rasa salting yang mendera. "Ah, lo apa-apa an sih. Kenapa jadi ngaco ngomong nya..!" ucap ku ngeles.

Rio tertawa, ku usap wajah ku. Rasa nya malu sekali setelah kedapatan salting di hadapan rio, teman ku yang terkenal jahil ini.

Rio menoyor lengan ku, aku berdecak kesal.

Ku lirik sekar, ternyata dia masih berada di sana tepat nya duduk di kursi yang letak nya tak jauh dari lapangan.

"Bilang nya ngak naksir, tapi masih di lihatin terus. Lo udah ketahuan, bang. Kebaca..!" ucap rio. Aku terkekeh, "Ya, aku ketahuan deh.." ucap ku.

Apa karena perjodohan atau ada suatu insiden yang membuat kalian menikah?, jawaban nya tidak sama sekali.

Jalinan cerita di antara kami terikat begitu saja. Waktu itu setelah acara reuni, ku lihat sekar hendak pulang sendirian. Rio yang saat itu ada di samping ku tiba-tiba menarik tangan ku begitu saja, dia menyeret ku hingga berdiri di hadapan sekar.

Sekar terkejut, aku sangat mengerti respond itu. Sekar terlihat memalingkan wajah nya dan malu-malu untuk menatap wajah ku dan Rio.

Sifat malu-malu nya itu membuat ku gemas, aku tau dia bersikap seperti itu karena jarang berbicara dengan pria. Rio mulai membuka obrolan, "Selamat malam, sekar.." ucap Rio dengan berani. Aku sendiri lebih memilih diam, saat itu aku merasa sungkan untuk ikut bicara.

Samar-samar ku lihat sekar tersenyum, meskipun semburat nya sangat tipis.

"Ah, selamat malam juga, senior.." ucap sekar. Suara nya terasa lembut di telinga ku, suara nya rendah namun masih bisa di dengar oleh ku.

"Sekar, kamu mau pulang ya. Rumah nya di mana biar ku antar..?" ucap Rio. Aku dan sekar seketika terkejut, aku merasa heran dengan rio. Tiba-tiba saja dia berkata seperti itu, aku tidak mengerti dengan jalan fikiran nya.

Sekar terdiam sejenak, "Maaff ya, senior . Aku ngak bermaksut nolak, tapi aku masih bisa pulang sendiri. Aku sudah pesan taxsi tadi, senior.. " ucap sekar.

Aku merasa lega mendengar jawaban sekar, jujur aku sempat cemburu tadi. Ku lirik Rio, dia tengah melihat sekar lalu ku pukul pelan punggung nya untuk memberi nya sebuah kode.

Rio melirik ku dan hanya mengulas senyum.

"Ngak papa, sekar. Kita bisa pulang bareng lain kali kog. Oh ya, sekar. Apa aku bisa mendapatkan nomer telfon mu, ada yang ingin ku bicarakan dengan mu..?" ucap Rio.

Aku merasa mual mendengar nya, aku pun berdehem sebentar. Saat aku berdehem, memang nada nya sengaja ku keras kan agar Rio bisa mendengar nya dan langsung paham jika aku tengah mengawasi diri nya kala itu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku