Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tiga Gadis Bar-Bar ( Jatuh cinta)

Tiga Gadis Bar-Bar ( Jatuh cinta)

Tiga_Serangkai

4.0
Komentar
2.2K
Penayangan
46
Bab

Apa jadinya jika ketiga gadis bar-bar di jodohkan dengan pria yang belum mereka kenal? Itulah yang di rasakan Ara, Kinan dan Yasmin. Kakak beradik yang memiliki sifat kocak dan unik, harus menerima kenyataan jika kedua orang tuanya sudah menjodohkan mereka dengan anak dari Sahabatnya itu. Tentu saja mereka menolak dan mereka bertiga memutuskan untuk pergi dari rumah, agar bisa menghindari perjodohan yang tidak diinginkan itu. Tiga gadis cantik itu juga terpaksa menyembunyikan jati dirinya agar tidak diketahui oleh keluarganya. Rela bekerja keras demi bertahan hidup, daripada harus kembali ke rumah, sudah pasti akan dinikahkan dengan anak sahabat mommynya. Namun, siapa sangka jika mereka malah bertemu dengan pria yang akan menikahi mereka. Awalnya mereka tidak tahu jika pria yang mereka kejar itu adalah anak dari sahabat mommynya. Bagaimana kelanjutan kisah tiga gadis unik itu! Apakah mereka akan menerima atau menolak kembali perjodohan itu? Jangan lupa simak cerita mereka?

Bab 1 Keluarga Harmonis

Pagi itu di kediaman keluarga Pratama terlihat Mom Jia sedang membuat sarapan untuk suami dan ketiga putrinya.

Terlihat juga Daddy Heri dan Ara sedang mengobrol sambil minum kopi dan teh. Namun, tak lama terlihat Kinan yang baru saja tiba di ruang makan.

"Morning, gaes!" sapa Kinan.

"Morning to!" jawab semua orang secara bersamaan.

"Tumben sudah bangun," ucap Mom Jia.

"Tadi malam aku tidak bergadang Mom, lagian hari ini aku kan sudah masuk kerja lagi," ucap Kinan sambil duduk di samping Daddynya.

"Apa kamu sudah tidak demam lagi?" tanya Ara.

"Sudah tidak," ucap Kinan singkat.

"Kinan, adek bungsumu di mana. Apa belum bangun?" tanya Daddy.

"Entahlah, bukankah tadi malam Yasmin tidur di kamarnya sendiri," jawab Kinan kemudian menyeruput teh milik kakaknya Ara.

"Hei, kau meminum teh milikku," ucap Ara.

"Yaelah, aku cuma minum dikit aja," ucap Kinan sambil terkekeh.

"Sudah-sudah, Ara coba kamu bangunkan adik bungsumu itu," sela Daddy Heri.

"Yes, Dad," ucap Ara.

Ara meninggalkan meja makan menuju kamar adek bungsunya. Sudah menjadi kebiasaan Yasmin yang suka bangun terlambat dari anggota keluarga yang lainnya. Entah karena faktor suka begadang atau memang sulit bangun sendiri.

"Huft, adek satu ini emang suka banget minta diteror, ya! Lihat aja kalo nggak bangun-bangun, aku ceburin kolam renang baru tau rasa tuh," gerutu Ara Meski begitu, Ara sangat menyayangi adek bungsunya itu.

Sampailah di depan kamar si bungsu.

"Dek! Bangun!" Seru Ara.

"Yasmin! Bangun!" seraya mengetuk pintu kamar berulang kali, tetapi tak ada hasil.

Ara memutar hendel pintu, "aku kira dikunci, tau gitu tadi nggak perlu gedor-gedor. Buang-buang tenaga aja."

Ara berjalan masuk ke kamar adeknya, dan sesuai dugaannya. Si bungsu tak berkutik sedikitpun mendengar ketukan pintu tadi, malah terlihat sangat nyenyak di dalam gulungan selimut.

"Ya Salam, Kak Ara getok lama-lama nih. Tangan udah mau memar ketuk pintu, dia malah anteng. Awas ya, aku jahilin kau." Otak jahil tiba-tiba muncul dalam pikiran Ara. Dia mengambil spidol dan sedikit mengukir wajah cantik adeknya.

"Dududu, adeknya siapa sih, masih tidur aja kelihatan cantik! Oke beraksi," Ara tertawa dalam hati.

"Yasmin, bangun!" teriak Ara.

"Dek, Bangun ih. Jangan kebo dong." Ara berusaha membangunkan Yasmin, tetapi Yasmin tak mendengar teriakan sang Kakak.

"Yasmin, Bangun! Kita mau jajan," teriak Ara di telinga Yasmin.

"Yasmin, Jajan yok! Kalo nggak mau yaudah," Sontak saja Yasmin

membelalakkan matanya, dia tak mau ditinggal pergi jalan-jalan, apalagi soal makanan.

"Kak Ara, Yasmin ikut." Yasmin teriak seraya bangkit dari tempat tidur tanpa memikirkan keadaannya yang masih memakai piyama tidur dan berlari mengikuti sang Kakak menuju meja makan.

"Kak Araaa, kita mau jajan di mana?" tanya Yasmin yang nyawanya masih tertinggal di alam mimpi.

Semua orang sontak melihat ke arah Yasmin dan tertawa terbahak-bahak kecuali Mom Jia yang malah menghadiahi Yasmin dengan sapu terbang tepat di pantatnya.

"Mom, Dedek salah apa?" tanya Yasmin sambil mengelus pantat malangnya.

"Udah sadar belom anak panda?" tanya Mom Jia.

"Yasmin kangen Ibunya kali Mom," celetuk Kinan yang langsung dipelototi Mom Jia.

Ara yang sebagai pelaku utama langsung memberi Kinan kode untuk memberikan cermin kepada Yasmin yang masih kebingungan.

"Kak Ara!" teriak Yasmin setelah mendapati wajah seekor panda pada pantulan cermin.

Ara dan Kinan tertawa puas melihat wajah si bungsu yang begitu kesal namun tak berani berkutik karena ada Mom Jia dan sapu terbangnya.

"Sudah Kak, kasian Yasmin yang kalian tertawakan, Harusnya kalian buang sekalian ke kolam renang tadi." ucap Mom Jia.

"Daddy,, Mom membullyku," rengek Yasmin.

"Siapa yang membullymu, kamu yang meminta dibully wahai bayi dugong," jawab Mom Jia.

"Kami tidak menertawakan Yasmin, Dad. kamu cuma ketawa saja melihat anak dugong sedang merengek-rengek," sela Kinan lalu tertawa terbahak-bahak.

"Iya, kami cuma ketawa saja Dad. Lagian siapa suruh tidurnya kayak kebo, dipanggil dan digedor tidak bangun-bangun, giliran di teriakin jajan langsung melek," sahut Ara kemudian tertawa.

Yasmin memberengut karena sudah sekian kalinya dia dikerjain dengan kedua kakaknya yang tidak punya akhlak itu.

"Diam kalian! Ara, Kinan cepat lanjutkan sarapan dan kau anak dugong, cepat mandi Mom kasih waktu 20 menit dari sekarang," ucap Mom Jia yang sudah frustasi melihat tingkah ketiga putrinya.

Sedangkan Daddy Heri hanya terkekeh melihat istrinya yang kualahan menghadapi tingkah putrinya.

"Darling, kamu harus banyakin sabar. Mereka masih terlalu muda jadi jangan marahin mereka," ucap Daddy Heri sambil memeluk istrinya dari belakang.

Ara dan Kinan memutar bola mata malasnya, mereka sudah tidak kaget lagi melihat keromantisan kedua orang tuanya, jadi mereka bersikap biasa saja.

"Sudahlah, Kinan. Lanjutkan saja sarapanmu sebelum Mom melayangkan sapu terbang lagi," ucap Ara saat tak sengaja melihat Kinan masih melihat kemesraan kedua orang tuanya.

"Yes, Kak." Kinan melanjutkan makannya, sebab dia tak ingin kena amuk Momnya lagi.

Delapan belas menit kemudian, Yasmin tengah terburu-buru berjalan ke arah meja makan. Dengan tangannya yang terlihat susah membawa barang-barangnya. Mulai dari buku, tas, dan sepatunya. Dia takut terlambat, sebab Momnya tak pernah main-main dengan ucapannya. Bisa-bisa dipotong uang jajannya nanti kalau sampai lebih dari dua puluh menit.

Ara yang tengah meminum air pun tersedak melihat kelakuan adek bungsunya. Dia hanya geleng-geleng kepala.

"Astaga, Yasmin. Kau kenapa?" tanya Kinan seraya tertawa.

"Kak Kinan nggak usah ketawa," ketus Yasmin.

"Sayang kalo nggak diketawain. Iya, 'kan Kak Ara?" ucap Kinan, diangguki oleh Kak Ara.

Yasmin hanya mendengus, "heran punya Kakak dua-duanya seneng banget lihat adeknya yang unyu ini menderita," gerutu Yasmin.

"Mom,," rengek Yasmin ketika ditertawakan kedua kakaknya.

"Sudahlah, makan sarapanmu. Mau Mom potong uang jajanmu," ancam Mom Jia.

"Ishh, jangan Mom. Yaudah Dedek makan dulu," ucap Yasmin.

Kinan menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya.

" Yasmin, nanti kamu berangkat kuliah diantar sama Kak Kinan ya," ucap Mom Jia.

"Kok aku, Mom." ucap Kinan lalu menatap adiknya sedangkan Yasmin malah menjulurkan lidahnya dengan tatapan mengejek.

"Tentu sama kamu, tidak mungkin kan Mom nyuruh sammer untuk nganterin adik kamu," ucap Mom Jia.

"Tapi, Mom-" ucapan Kinan terhenti.

"Sudahlah, Kinan. Antarkan saja kalau kamu masih mau aman." sahut Ara sambil tersenyum bahagia.

Kinan mendengus kesal, lalu mereka pun pamit untuk berangkat kerja dan kuliah, tak lupa mereka mencium tangan kedua orang tuanya.

"Ara, kamu jangan lembur. Nanti malam Daddy ingin membicarakan sesuatu dengan kamu dan kedua adikmu," ucap Daddy Heri.

"Yes, Dad," ucap Ara lalu ia pun pamit untuk berangkat ke kantor.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Tiga Gadis Bar-Bar ( Jatuh cinta)
1

Bab 1 Keluarga Harmonis

11/01/2022

2

Bab 2 Perjodohan

11/01/2022

3

Bab 3 Rencana Kabur

11/01/2022

4

Bab 4 Diskusi

11/01/2022

5

Bab 5 Mengatur strategi

11/01/2022

6

Bab 6 Menginap Di Hotel

11/01/2022

7

Bab 7 Menemukan Tempat Tinggal

11/01/2022

8

Bab 8 Empat Sekawan

12/01/2022

9

Bab 9 Melamar Pekerjaan

12/01/2022

10

Bab 10 Hari Pertama Kerja

12/01/2022

11

Bab 11 Gara-gara Busway

13/01/2022

12

Bab 12 Hari yang menyebalkan

13/01/2022

13

Bab 13 Balai Kota

14/01/2022

14

Bab 14 Kehilangan Jejak

14/01/2022

15

Bab 15 Kau Milikku

14/01/2022

16

Bab 16 Beruang kutub

15/01/2022

17

Bab 17 Trip Gesrek

15/01/2022

18

Bab 18 Berhati-hati

16/01/2022

19

Bab 19 Mencari Tahu

16/01/2022

20

Bab 20 Senjata makan tuan

18/01/2022

21

Bab 21 Jalan-jalan (Part 1)

19/01/2022

22

Bab 22 Jalan-jalan(Part 2)

20/01/2022

23

Bab 23 Jalan-jalan (Part 3)

21/01/2022

24

Bab 24 Terbully

21/01/2022

25

Bab 25 Monster Betina

21/01/2022

26

Bab 26 Makan malam bersama

23/01/2022

27

Bab 27 Pindah Rumah

23/01/2022

28

Bab 28 Kehilangan jejak lagi

24/01/2022

29

Bab 29 Menikahlah Denganku

24/01/2022

30

Bab 30 Kericuhan di Pagi hari

25/01/2022

31

Bab 31 Tragedi

27/01/2022

32

Bab 32 Perjanjian konyol

11/01/2022

33

Bab 33 Panggil Aku "Honey"

28/01/2022

34

Bab 34 Bertemu Daddy dan Mom

28/01/2022

35

Bab 35 Ketika Si Lemot dan Si Casanova adu argumen

29/01/2022

36

Bab 36 Akhirnya Bertemu

29/01/2022

37

Bab 37 Tiga Lawan Satu

30/01/2022

38

Bab 38 Mengetahui Identitas

31/01/2022

39

Bab 39 Membantu Membuat Kue

31/01/2022

40

Bab 40 Kelinci kecil

03/02/2022