Apa jadinya jika ketiga gadis bar-bar di jodohkan dengan pria yang belum mereka kenal? Itulah yang di rasakan Ara, Kinan dan Yasmin. Kakak beradik yang memiliki sifat kocak dan unik, harus menerima kenyataan jika kedua orang tuanya sudah menjodohkan mereka dengan anak dari Sahabatnya itu. Tentu saja mereka menolak dan mereka bertiga memutuskan untuk pergi dari rumah, agar bisa menghindari perjodohan yang tidak diinginkan itu. Tiga gadis cantik itu juga terpaksa menyembunyikan jati dirinya agar tidak diketahui oleh keluarganya. Rela bekerja keras demi bertahan hidup, daripada harus kembali ke rumah, sudah pasti akan dinikahkan dengan anak sahabat mommynya. Namun, siapa sangka jika mereka malah bertemu dengan pria yang akan menikahi mereka. Awalnya mereka tidak tahu jika pria yang mereka kejar itu adalah anak dari sahabat mommynya. Bagaimana kelanjutan kisah tiga gadis unik itu! Apakah mereka akan menerima atau menolak kembali perjodohan itu? Jangan lupa simak cerita mereka?
Pagi itu di kediaman keluarga Pratama terlihat Mom Jia sedang membuat sarapan untuk suami dan ketiga putrinya.
Terlihat juga Daddy Heri dan Ara sedang mengobrol sambil minum kopi dan teh. Namun, tak lama terlihat Kinan yang baru saja tiba di ruang makan.
"Morning, gaes!" sapa Kinan.
"Morning to!" jawab semua orang secara bersamaan.
"Tumben sudah bangun," ucap Mom Jia.
"Tadi malam aku tidak bergadang Mom, lagian hari ini aku kan sudah masuk kerja lagi," ucap Kinan sambil duduk di samping Daddynya.
"Apa kamu sudah tidak demam lagi?" tanya Ara.
"Sudah tidak," ucap Kinan singkat.
"Kinan, adek bungsumu di mana. Apa belum bangun?" tanya Daddy.
"Entahlah, bukankah tadi malam Yasmin tidur di kamarnya sendiri," jawab Kinan kemudian menyeruput teh milik kakaknya Ara.
"Hei, kau meminum teh milikku," ucap Ara.
"Yaelah, aku cuma minum dikit aja," ucap Kinan sambil terkekeh.
"Sudah-sudah, Ara coba kamu bangunkan adik bungsumu itu," sela Daddy Heri.
"Yes, Dad," ucap Ara.
Ara meninggalkan meja makan menuju kamar adek bungsunya. Sudah menjadi kebiasaan Yasmin yang suka bangun terlambat dari anggota keluarga yang lainnya. Entah karena faktor suka begadang atau memang sulit bangun sendiri.
"Huft, adek satu ini emang suka banget minta diteror, ya! Lihat aja kalo nggak bangun-bangun, aku ceburin kolam renang baru tau rasa tuh," gerutu Ara Meski begitu, Ara sangat menyayangi adek bungsunya itu.
Sampailah di depan kamar si bungsu.
"Dek! Bangun!" Seru Ara.
"Yasmin! Bangun!" seraya mengetuk pintu kamar berulang kali, tetapi tak ada hasil.
Ara memutar hendel pintu, "aku kira dikunci, tau gitu tadi nggak perlu gedor-gedor. Buang-buang tenaga aja."
Ara berjalan masuk ke kamar adeknya, dan sesuai dugaannya. Si bungsu tak berkutik sedikitpun mendengar ketukan pintu tadi, malah terlihat sangat nyenyak di dalam gulungan selimut.
"Ya Salam, Kak Ara getok lama-lama nih. Tangan udah mau memar ketuk pintu, dia malah anteng. Awas ya, aku jahilin kau." Otak jahil tiba-tiba muncul dalam pikiran Ara. Dia mengambil spidol dan sedikit mengukir wajah cantik adeknya.
"Dududu, adeknya siapa sih, masih tidur aja kelihatan cantik! Oke beraksi," Ara tertawa dalam hati.
"Yasmin, bangun!" teriak Ara.
"Dek, Bangun ih. Jangan kebo dong." Ara berusaha membangunkan Yasmin, tetapi Yasmin tak mendengar teriakan sang Kakak.
"Yasmin, Bangun! Kita mau jajan," teriak Ara di telinga Yasmin.
"Yasmin, Jajan yok! Kalo nggak mau yaudah," Sontak saja Yasmin
membelalakkan matanya, dia tak mau ditinggal pergi jalan-jalan, apalagi soal makanan.
"Kak Ara, Yasmin ikut." Yasmin teriak seraya bangkit dari tempat tidur tanpa memikirkan keadaannya yang masih memakai piyama tidur dan berlari mengikuti sang Kakak menuju meja makan.
"Kak Araaa, kita mau jajan di mana?" tanya Yasmin yang nyawanya masih tertinggal di alam mimpi.
Semua orang sontak melihat ke arah Yasmin dan tertawa terbahak-bahak kecuali Mom Jia yang malah menghadiahi Yasmin dengan sapu terbang tepat di pantatnya.
"Mom, Dedek salah apa?" tanya Yasmin sambil mengelus pantat malangnya.
"Udah sadar belom anak panda?" tanya Mom Jia.
"Yasmin kangen Ibunya kali Mom," celetuk Kinan yang langsung dipelototi Mom Jia.
Ara yang sebagai pelaku utama langsung memberi Kinan kode untuk memberikan cermin kepada Yasmin yang masih kebingungan.
"Kak Ara!" teriak Yasmin setelah mendapati wajah seekor panda pada pantulan cermin.
Ara dan Kinan tertawa puas melihat wajah si bungsu yang begitu kesal namun tak berani berkutik karena ada Mom Jia dan sapu terbangnya.
"Sudah Kak, kasian Yasmin yang kalian tertawakan, Harusnya kalian buang sekalian ke kolam renang tadi." ucap Mom Jia.
"Daddy,, Mom membullyku," rengek Yasmin.
"Siapa yang membullymu, kamu yang meminta dibully wahai bayi dugong," jawab Mom Jia.
"Kami tidak menertawakan Yasmin, Dad. kamu cuma ketawa saja melihat anak dugong sedang merengek-rengek," sela Kinan lalu tertawa terbahak-bahak.
"Iya, kami cuma ketawa saja Dad. Lagian siapa suruh tidurnya kayak kebo, dipanggil dan digedor tidak bangun-bangun, giliran di teriakin jajan langsung melek," sahut Ara kemudian tertawa.
Yasmin memberengut karena sudah sekian kalinya dia dikerjain dengan kedua kakaknya yang tidak punya akhlak itu.
"Diam kalian! Ara, Kinan cepat lanjutkan sarapan dan kau anak dugong, cepat mandi Mom kasih waktu 20 menit dari sekarang," ucap Mom Jia yang sudah frustasi melihat tingkah ketiga putrinya.
Sedangkan Daddy Heri hanya terkekeh melihat istrinya yang kualahan menghadapi tingkah putrinya.
"Darling, kamu harus banyakin sabar. Mereka masih terlalu muda jadi jangan marahin mereka," ucap Daddy Heri sambil memeluk istrinya dari belakang.
Ara dan Kinan memutar bola mata malasnya, mereka sudah tidak kaget lagi melihat keromantisan kedua orang tuanya, jadi mereka bersikap biasa saja.
"Sudahlah, Kinan. Lanjutkan saja sarapanmu sebelum Mom melayangkan sapu terbang lagi," ucap Ara saat tak sengaja melihat Kinan masih melihat kemesraan kedua orang tuanya.
"Yes, Kak." Kinan melanjutkan makannya, sebab dia tak ingin kena amuk Momnya lagi.
Delapan belas menit kemudian, Yasmin tengah terburu-buru berjalan ke arah meja makan. Dengan tangannya yang terlihat susah membawa barang-barangnya. Mulai dari buku, tas, dan sepatunya. Dia takut terlambat, sebab Momnya tak pernah main-main dengan ucapannya. Bisa-bisa dipotong uang jajannya nanti kalau sampai lebih dari dua puluh menit.
Ara yang tengah meminum air pun tersedak melihat kelakuan adek bungsunya. Dia hanya geleng-geleng kepala.
"Astaga, Yasmin. Kau kenapa?" tanya Kinan seraya tertawa.
"Kak Kinan nggak usah ketawa," ketus Yasmin.
"Sayang kalo nggak diketawain. Iya, 'kan Kak Ara?" ucap Kinan, diangguki oleh Kak Ara.
Yasmin hanya mendengus, "heran punya Kakak dua-duanya seneng banget lihat adeknya yang unyu ini menderita," gerutu Yasmin.
"Mom,," rengek Yasmin ketika ditertawakan kedua kakaknya.
"Sudahlah, makan sarapanmu. Mau Mom potong uang jajanmu," ancam Mom Jia.
"Ishh, jangan Mom. Yaudah Dedek makan dulu," ucap Yasmin.
Kinan menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya.
" Yasmin, nanti kamu berangkat kuliah diantar sama Kak Kinan ya," ucap Mom Jia.
"Kok aku, Mom." ucap Kinan lalu menatap adiknya sedangkan Yasmin malah menjulurkan lidahnya dengan tatapan mengejek.
"Tentu sama kamu, tidak mungkin kan Mom nyuruh sammer untuk nganterin adik kamu," ucap Mom Jia.
"Tapi, Mom-" ucapan Kinan terhenti.
"Sudahlah, Kinan. Antarkan saja kalau kamu masih mau aman." sahut Ara sambil tersenyum bahagia.
Kinan mendengus kesal, lalu mereka pun pamit untuk berangkat kerja dan kuliah, tak lupa mereka mencium tangan kedua orang tuanya.
"Ara, kamu jangan lembur. Nanti malam Daddy ingin membicarakan sesuatu dengan kamu dan kedua adikmu," ucap Daddy Heri.
"Yes, Dad," ucap Ara lalu ia pun pamit untuk berangkat ke kantor.
Bab 1 Keluarga Harmonis
11/01/2022
Bab 2 Perjodohan
11/01/2022
Bab 3 Rencana Kabur
11/01/2022
Bab 4 Diskusi
11/01/2022
Bab 5 Mengatur strategi
11/01/2022
Bab 6 Menginap Di Hotel
11/01/2022
Bab 7 Menemukan Tempat Tinggal
11/01/2022
Bab 8 Empat Sekawan
12/01/2022
Bab 9 Melamar Pekerjaan
12/01/2022
Bab 10 Hari Pertama Kerja
12/01/2022
Bab 11 Gara-gara Busway
13/01/2022
Bab 12 Hari yang menyebalkan
13/01/2022
Bab 13 Balai Kota
14/01/2022
Bab 14 Kehilangan Jejak
14/01/2022
Bab 15 Kau Milikku
14/01/2022
Bab 16 Beruang kutub
15/01/2022
Bab 17 Trip Gesrek
15/01/2022
Bab 18 Berhati-hati
16/01/2022
Bab 19 Mencari Tahu
16/01/2022
Bab 20 Senjata makan tuan
18/01/2022
Bab 21 Jalan-jalan (Part 1)
19/01/2022
Bab 22 Jalan-jalan(Part 2)
20/01/2022
Bab 23 Jalan-jalan (Part 3)
21/01/2022
Bab 24 Terbully
21/01/2022
Bab 25 Monster Betina
21/01/2022
Bab 26 Makan malam bersama
23/01/2022
Bab 27 Pindah Rumah
23/01/2022
Bab 28 Kehilangan jejak lagi
24/01/2022
Bab 29 Menikahlah Denganku
24/01/2022
Bab 30 Kericuhan di Pagi hari
25/01/2022
Bab 31 Tragedi
27/01/2022
Bab 32 Perjanjian konyol
11/01/2022
Bab 33 Panggil Aku "Honey"
28/01/2022
Bab 34 Bertemu Daddy dan Mom
28/01/2022
Bab 35 Ketika Si Lemot dan Si Casanova adu argumen
29/01/2022
Bab 36 Akhirnya Bertemu
29/01/2022
Bab 37 Tiga Lawan Satu
30/01/2022
Bab 38 Mengetahui Identitas
31/01/2022
Bab 39 Membantu Membuat Kue
31/01/2022
Bab 40 Kelinci kecil
03/02/2022