Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
MAGIC CARD
4.8
Komentar
1.3K
Penayangan
19
Bab

Isamu Kenichi adalah seorang bajak laut yang sangat hebat. Selama perjalanannya, dia telah berhasil menaklukkan delapan Samudra.  Namun, ketika dia sedang mengarungi sebuah Samudra yang sangat misterius yaitu Samudra kesembilan yang dikenal dengan nama Samudra Hitam. Dia dimangsa oleh seekor Paus raksasa dan berhasil menemukan sebuah buku pusaka yang berisi kartu sihir. Kartu sihir inilah yang dikenal dengan nama Magic Card.  Selain mendapat kekuatan dari Magic Card, Isamu juga mendapatkan kekuatan dari para penjaga Magic Card. Kekuatan itu telah merubah Isamu menjadi seorang manusia yang memiliki kekuatan seekor Naga atau yang lebih dikenal dengan sebutan Weredragon. Tentu saja kekuatan itu tidak dia dapatkan secara cuma-cuma. Tapi, dia  mendapatkan sebuah tugas untuk membasmi semua manusia yang telah disihir oleh para iblis menjadi seekor Werewolf yang sangat kejam dan haus darah.  Dan semua Werewolf itu adalah mantan awak kapal yang pernah dimiliki oleh Isamu.  Mampukah Isamu untuk menyelesaikan tugasnya ini ... ?!  Yuk Ikuti terus kisahnya ....!!!

Bab 1 Samudra Hitam

Dahulu kala ketika alam semesta ini baru saja diciptakan, semua Dewa berkumpul dan menyatukan kekuatan masing-masing untuk membuat sebuah senjata pusaka.

Senjata pusaka itu berupa kartu sihir yang menyimpan kekuatan dari masing-masing Dewa. Yang dikenal dengan nama Magic Card.

Senjata pusaka ini rencananya akan digunakan oleh para dewa ketika berperang melawan bangsa Iblis. Sebab, kekuatan dari Bangsa Iblis semakin hari menjadi semakin kuat seiring dengan bertambah besarnya sifat buruk yang ada di dalam hati setiap makhluk hidup.

Karena besarnya kekuatan yang ada di masing-masing kartu sihir, pimpinan para Dewa yang bernama Renzu akhirnya membuat sebuah buku pusaka dengan gabungan ketujuh elemen yaitu air, api, kayu, tanah, logam, cahaya dan kegelapan.

Buku pusaka itu dijaga oleh keempat Dewa Mata Angin. Seiryu dan Byako di bagian depan sampul, sedangkan Genbu dan Suzaku di bagian belakang sampul buku.

Renzu lalu menyimpan buku pusaka itu di Perpustakaan Kerajaan Langit yang diawasi langsung oleh Dewa Naga Shen Long.

Akan tetapi, ketika para iblis melakukan penyerangan besar-besaran ke Alam Dewa. Salah satu Pangeran dari Kerajaan Iblis berhasil menyusup ke Perpustakaan Kerajaan Langit dengan ditemani oleh kelima Jenderal Iblis terkuat.

Pertempuran antara Shen Long dan keempat Dewa Mata Angin melawan kelima Jendral Iblis akhirnya terjadi.

Semua bagian Perpustakaan Kerajaan Langit menjadi berguncang hebat akibat benturan kekuatan antara Dewa dan Iblis.

Banyak sekali buku dari Perpustakaan Kerajaan Langit yang terlempar ke luar dan turun ke Dunia Manusia. Termasuk, buku pusaka yang menyimpan Magic Card.

Pangeran Iblis langsung bergerak cepat untuk mengejar buku pusaka itu ke Dunia Manusia.

Akan tetapi, usaha Pangeran Iblis itu ternyata gagal. Sebab, Shen Long dan keempat Dewa Mata Angin telah mengirimkan kesadaran mereka untuk mengejar buku itu dan menyamarkan aura yang memancar dari buku pusaka itu dengan gabungan kekuatan mereka.

Buku pusaka itu akhirnya jatuh ke salah satu Planet yang ada di alam semesta dan sampai sekarang tidak ada yang berhasil menemukannya. Meskipun para Dewa dan Iblis telah mengirimkan beberapa mata-mata untuk mencari buku pusaka itu di setiap Planet yang ada di Dunia Manusia.

**

Planet Biru.

Planet Biru adalah salah satu Planet yang ada di dalam Galaksi Nebula.

Planet ini didominasi oleh lautan. Luas lautan yang ada di Planet ini hampir mencapai sembilan puluh persen bagian dari daratan yang ada.

Hal ini terjadi karena seratus tahun yang lalu, Planet Biru dilanda sebuah bencana yang sangat besar yaitu hujan badai selama tujuh hari tujuh malam yang membuat sebagian besar daratan yang ada di Planet ini terendam oleh air hujan yang bercampur dengan air laut.

Planet ini memiliki sembilan buah Samudra yang sangat luas dan memiliki warna air laut yang berbeda-beda. Sehingga para manusia yang hidup di Planet ini menamai masing-masing Samudra itu berdasarkan warna airnya.

Namun, di antara kesembilan Samudra itu, ada sebuah Samudra yang sangat misterius dan menyeramkan. Banyak sekali rumor yang beredar di masyarakat bahwa siapapun yang berani masuk ke dalam Samudra itu, maka dia tidak akan pernah kembali. Dan Samudra itu bernama Samudra Hitam.

Tidak ada seorang pelaut pun yang berani mendekati Samudra itu sampai radius lima puluh kilometer. Sebab, selain dari rumor yang beredar, ternyata arus air laut yang ada di Samudra itu juga sangat kuat.

Wilayah Samudra Hitam selalu ditutupi oleh kabut yang sangat tebal. Selain itu, kompas para pelaut akan menjadi kacau ketika mereka berusaha mendekati wilayah Samudra yang sangat mengerikan itu.

Para pelaut yang berusaha mendekati Samudra Hitam pasti akan dibuat kebingungan saat melihat kompas yang ada di tangan mereka terus berputar seperti jarum jam. Mereka biasanya akan memilih mundur dan mencari jalan memutar untuk menghindari Samudra ini.

Akan tetapi, hal seperti ini tidak berlaku bagi Isamu Kenichi.

Dia adalah seorang bajak laut dengan keberanian yang sangat tinggi dan kemampuan beladiri yang sangat luar biasa.

Dengan ketegasannya ketika memimpin awak kapal serta didukung kemampuan membaca pergerakan bintang, dia telah berhasil mencapai pencapaian yang sangat luar biasa.

Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, dia telah berhasil menaklukkan kedelapan Samudra yang ada di Planet ini.

Dia juga telah berhasil menjarah ratusan kapal-kapal milik bajak laut lain dan membagikan harta itu kepada para penduduk miskin yang tinggal di pulau terdekat.

Saat ini, Isamu sedang berdiri di dalam anjungan kapal sambil memegang teropong kesayangan yaitu sebuah teropong sepanjang 20cm yang terbuat dari emas dengan hiasan permata.

Dia sedang mengamati lautan yang ada di depannya agar dia biasa menentukan rute terbaik selama perjalanannya.

"Sebentar lagi kita akan memasuki wilayah Samudra Hitam. Turunkan kecepatan dan sedikit berbelok ke kiri agar kita tidak melawan arus," seru Isamu.

"Siap Kapten."

Salah satu anak buah Isamu yang bertugas mengemudikan kapal itu langsung membelokan arah kapal menuju ke kiri sambil menurunkan sedikit kecepatan agar laju kapal tetap stabil.

Salah satu awak kapan yang bertugas mengemudikan kapal ini bernama Miekato.

Sebelum menjadi anak buah Isamu, Miekato adalah seorang Nahkoda salah satu kapal milik pemerintah. Namun karena suatu alasan tertentu, Miekato memutuskan untuk mundur dari jabatannya dan ikut berpetualang mengarungi samudra yang luas ini bersama dengan Isamu.

Tepat seperti perhitungan Isamu, meskipun sudah diperlambat, namun laju kapal ini tetap berjalan dengan cepat karena arus laut di Samudra ini sangatlah luas. Dia tidak berani memerintah Nahkoda kapal untuk melawan arus. Sebab, dia takut jika kapal ini menjadi terbalik ketika di terjang ombak yang sangat kuat.

Isamu terus mengamati daerah sekitarnya dengan menggunakan teropong, sambil sesekali memberikan petunjuk pada Miekato.

"Gawat!"

Raut wajah Isamu tiba-tiba berubah menjadi cemas. Ketika melihat sesuatu yang aneh di depan matanya.

Miekato langsung menoleh ke arah Isamu. "Ada apa Kapten? Apakah ada bajak laut lain yang menghadang perjalanan kita?"

"Mana mungkin ada bajak laut yang berani menghadang kita. Mereka semua akan langsung menjauh begitu melihat bendera yang ada di kapal kita," jawab Isamu.

"Lalu kenapa kapten terlihat begitu cemas?"

"Ada sebuah pulau aneh di depan kita."

"Pulau aneh?! Pulau seperti apa itu, kapten? Bukankah kita sudah sering melihat sebuah pulau. Lalu kenapa kapten terlihat begitu terkejut ketika melihat sebuah pulau."

Isamu lalu menurunkan teropongnya dan menatap tajam ke arah Miekato. "Pulau itu terlihat seperti makhluk hidup karena pulau itu sedang bergerak menuju ke arah kita."

Isamu lalu mendorong Miekato ke samping dan merebut roda kemudi kapal dari genggaman tangan Miekato

"Biar aku saja yang mengemudikan kapal ini. Kau pergilah ke geladak dan perintahkan para awak kapal yang lain untuk menyiapkan meriam."

Miekato tidak berani mendebat Isamu karena Isamu terkenal berhati dingin dan tidak segan-segan untuk menghukum anak buahnya yang berani melanggar perintahnya. Dia langsung pergi meninggalkan anjungan dan pergi menuju ke geladak utama untuk menemui awak kapal yang lain.

Isamu lalu mengendalikan roda kemudi kapal itu dengan sangat lihai sambil menghindari terjangan ombak yang sedang menuju ke arahnya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku