WARNING KHUSUS DEWASA! "Sekarang giliran Anda, Tuan! Bukankah dulu Anda suka menikmati bagian da-daku meskipun tidak ada Asinya!" "Itu sudah menjadi masa lalu, Eve!" *** Demi memenuhi kebutuhan keluarganya, Evelyn Sharma seorang istri dan juga seorang ibu, ia sampai memberanikan diri menjadi seorang pembantu di Mansion atasan suaminya, Tuan Virga Andara Luxury. Bayinya yang masih 2 bulan diasuh oleh ibunya. Namun, diam-Diam Evelyn malah memberikan ASI-nya pada bayi majikannya. Mengapa demikian?
"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau memerikan asimu pada putriku?" teriak Virga terkejut bukan main saat melihat putrinya yang baru berusia dua minggu diberikan asi oleh Evelyn, pelayan yang baru beberapa hari bekerja di Mansionnya.
Evelyn tersenyum nakal setelah ia meletakkan bayi cantik itu di atas tempat tidur, tatapannya terlihat menggoda. "Daripada ASI-ku sayang kebuang, jadi aku memberikan ASI-ku pada bayimu, Tuan Virga," ujarnya santai.
Kedua mata Virga membulat sempurna, "Keterlaluan! Kau saya pecat sekarang juga!" bentaknya keras.
Namun, Evelyn malah berani menarik dasi tuannya dengan tangan lembutnya. "Apakah Anda tidak tergoda, tuan? Bukankah dulu Anda sering ... ?" bisik Evelyn dengan suara lembut, membuat Virga semakin melotot.
Virga menatap Evelyn dengan tajam, mencoba mengendalikan diri. "Itu masa lalu, Evelyn. Sekarang aku sudah berkeluarga. Jangan kau coba-coba mengungkit masalalu!" ucap Virga sambil melepaskan dasinya dari genggaman Evelyn.
Evelyn tersenyum lagi, kali ini lebih lebar. "Baiklah, tuan. Tapi jangan lupa, masa lalu itu bisa saja kembali menghantui Anda. Siapa tahu nanti Anda malah ingin mengulanginya lagi. Dan aku siap, tuan! Aku siap memberikan kesukaan Anda sampai ... seperti dulu," ucap Evelyn tidak tahu malu.
Virga menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk tetap tenang. "Saya tidak akan pernah tergoda. Istriku sudah cukup! Segera keluar dari kamar ini dan jangan pernah mengulanginya lagi jika kau ingin bertahan bekerja di sini!" perintahnya dengan suara yang tegas.
Evelyn melempar pandangan sinis pada Virga sebelum berlalu pergi. "Baiklah, tuan. Tapi ingat, jika tuan kesepian dan membutuhkan saya. Saya siap! Saya siap memberikan asi pada Vika," ucapnya, "Eh salah, maksud saya itu saya siap memberikan si kembar pada Anda, tuan," bisik Evelyn.
***
Vika mulai rewel dan menangis keras, membuat Virga panik. Ia merasa bayinya kehausan dan memerlukan ASI dari Aneema, istrinya yang sedang berada di rumah sakit.
"Kenapa kamu rewel, Sayang? Daddy bingung, kamu haus ya?" ucap Virga cemas sambil menggendong Vika yang terus menangis.
Merasa tak mampu menenangkan anaknya, Virga langsung menghubungi Aneema melalui telepon.
"Aneema, Vika rewel, sepertinya dia haus. Kamu harus segera pulang," pintanya dengan nada khawatir.
"Sayang, aku tidak bisa pulang sekarang. Mami masih sakit, aku harus di sini untuk merawatnya," jawab Aneema dengan nada sedih.
"Kalau begitu, bagaimana dengan Vika? Dia terus menangis dan sepertinya kehausan," desak Virga.
"Tadi aku sudah menitipkan Vika pada Evelyn. Coba kamu minta bantuan Evelyn untuk memberikan susu formula pada Vika. Aku yakin dia bisa mengurus Vika, dia kan seorang ibu jadi dia sudah paham bagaimana cara menenangkan bayi," saran Aneema.
Mendengar nama Evelyn, pembantu baru mereka yang tidak tahu malu itu, Virga langsung kesal dan menutup telepon. Ia tidak ingin meminta bantuan wanita itu.
Virga sangat menyesal telah mempekerjakan Evelyn, mantannya, menjadi pelayan di Mansionnya.
Dengan perasaan kesal, Virga mencoba membuat susu formula sendiri untuk Vika. Namun, meski sudah diberikan susu formula, bayi itu masih menolak dan terus menangis.
Evelyn yang mendengar tangisan Vika, datang mendekati Virga. Ia masuk ke kamar tuannya tanpa permisi.
"Tuan Virga, biar saya bantu," ucapnya dengan lembut namun senyumannya seperti biasa, selalu ada makna.
Virga menatapnya dengan Evelyn dengan ekspresi yang masih kesal.
"Tidak usah, saya bisa mengurus anakku sendiri!" tegas Virga sambil menahan amarah.
Namun, Evelyn tidak peduli. Ia mendekati Vika, mengambil Vika dari pangkuannya Virga, dan mencoba memberikan asi pada bayi itu. Sekarang Vika berada dalam pangkuannyan.
Evelyn duduk di ujung tempat tidur. Tidak tahu malu ia tunjukan si kembar pada Virga.
"Shit!" umpat Virga yang langsung membelakangi Evelyn.
Tanpa diduga, Vika langsung tenang setelah diberikan asi oleh Evelyn.
"Dulu, Daddy kamu selalu tenang seperti mu, sayang, padahal enggak ada airnya. Eh sekarang... Kamu juga langsung anteng dalam dekapan bibi," ucap Evelyn tersenyum nakal.
Virga mengepal tangannya kuat, nafasnya terdengar memburu.
"Bibi sangat menyesal, Sayang. Dulu Bibi meninggalkan Daddy kamu. Karena dulu itu Daddy kamu miskin, Sayang. Makanya, Bibi terpaksa mengakhiri hubungan dan memilih menikah dengan Boss tempat Bibi bekerja. Eh ternyata nasib seseorang itu benar-benar misteri," ucap Evelyn, dia terus mengajak bayi itu bicara sampai Vika tertidur lelap.
Virga masih berdiri membelakangi Evelyn. Sesekali, ia meneguk ludahnya dengan susah payah.
Evelyn sudah selesai memberikan asi pada bayi cantik itu. Dengan hati-hati, ia meletakkan Vika di atas tempat tidur.
Evelyn tersenyum nakal. Lantas ia memberanikan diri memeluk Virga dari belakang.
"Ayo, sekarang giliran Anda," bisik Evelyn.
Virga langsung menepis pelukan dari Evelyn, "Keluar kamu!" Virga malah meminta Evelyn untuk keluar dari kamar.
"Kamu yakin tidak mau, tuan? Nona Aneema pulang besok pagi. Bukankah kebiasaan kamu sejak dulu itu... " Evelyn tersenyum menggoda.
"Keluar kamu!" bentak Virga, jari telunjuknya menunjuk ke arah pintu.
Evelyn terpaksa keluar dari kamar tuannya dengan senyuman seringai.
Evelyn tidak akan menyerah sampai Virga kembali menjadi miliknya. Bagaimana pun caranya. Ia sudah lelah dengan perekonomian yang serba pas-pasan.
Evelyn memiliki dua anak. Satu perempuan, usianya 6 tahun, yang kedua bayi laki-laki berusia 2 bulan. Suaminya bekerja sebagai staf biasa di perusahaan milik Virga. Bahkan biaya persalinan di rumah sakit belum lunas, Evelyn meminjam pada temannya.
Evelyn harus kerja keras mendapatkan uang banyak untuk pengobatan putrinya yang sakit jantung. Mengandalkan gaji suaminya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah, belum lagi kebutuhan untuk bayi laki-laki. Upah suaminya tidak pernah cukup sampai sebulan, bukan karena boros tapi karena suaminya hanya memberikan setengah dari upahnya. Setengahnya, dihabiskan untuk bersenang-senang dengan teman-temannya.
[Eve, sore kamu pulang ya. Stok susu untuk Lyan tinggal menipis. Ibu tidak punya uang untuk beli susu]
Kedua mata Evelyn memerah membacaa chat dari ibunya. Di sini ia memberikan susu untuk bayi majikannya. Sedangkan putranya di sana kekurangan susu.
[Baik, Bu. Eve akan punang. Nanti ASI-nya Eve pompa saja ya di sini. Nanti Eve pulang bawakan Asi yang sudah di botol susu. Soalnya Eve belum punya uang untuk beli susu. Majikan perempuan lagi tidak ada. Paling besok bisa beli susu. Evelyn mau pinjam uang sama majikan], balas Evelyn sambil menangis.
Buru-buru Evelyn mengusap air matanya. Kemudian ia mengambil beberapa botol susu milik Lyan yang suka ia bawa sebagai persediaan. Lantas ia mengambil pompaan Asi.
Setelah itu, Evelyn duduk di ujung kasur. Ia mengeluarkan si kembar dan segera memompa ASI-nya dan dimasukkan kedalam botol susu.
Saat Evelyn sedang memompa ASI-nya. Ia tidak menyadari adanya sang tuan majikan sedang berdiri di ambang pintu melihatnya.
Virga menelan ludahnya susah payah. Ia teringat masa masa saat pacaran dengan Evelyn.
"Tidak, tidak, tidak! Jangan sampai tergoda Virga!" bisik Virga, namun matanya masih tertuju pada Evelyn.
Bab 1 Pembantu lancang
26/02/2025
Bab 2 Tuan Mau Ini
26/02/2025
Bab 3 Pembantuku, Mantanku
27/02/2025
Bab 4 Yes! Akhirnya
28/02/2025
Bab 5 Kau milikku sekarang, Tuan!
01/03/2025
Buku lain oleh Queen Mikayla
Selebihnya