Ngejar Dari Sekolah

Ngejar Dari Sekolah

Kim Hana

5.0
Komentar
1.7K
Penayangan
25
Bab

Nickolas Edsel Sanders, cowok pujaan dari Airy Julietta. Cowok tampan dan pinter. Airy dengan semangat mengejar cinta Nick. Tapi Nick selalu menolak dan tanpa memikirkan perasaan Airy selalu berkata kasar dan menyakitkan. Sahabat Airy, Rayna selalu menjadi tepat curhat Airy. Rayna gemas karena Airy tak pernah merasa sakit hati dengan perlakuan Nick. Sampai ada murid baru yang menaruh hati pada Airy, namanya Mark. Rayna lebih suka jika Airy bersama Mark. Hari terakhir mereka menjadi siswa SMA, pada saat perpisahan sekali lagi Airy ingin menyatakan perasaannya pada Nick. Akan kah itu terjadi? Bagaimana kelanjutan hubungan mereka di masa kuliah?

Bab 1 Ultah Airy

"Lo yakin mau tunggu sendiri? Mau gue temenin?" sekali lagi Rayna memeriksa keadaan sahabatnya.

"Gak usah, gue sendiri saja nanti Nick malu kalo ada lo."

"Airy, lo yakin Nick bakalan datang? Kok gue gak yakin sih?" bukan tanpa alasan Rayna cemas kalau Nick akan mengecewakan Airy kali ini. Karena sudah beberapa kali Airy di kecewakan.

"Gue yakin, kemaren gue bilang sendiri sama Nick kok." Dan Airy selalu bersikap optimis meyakinkan sahabatnya yang khawatir ia sedih.

"Terus dia bilang apa? Bilang iya datang?"

"Nick cuma ngangguk saja."

"Alamak! Itu bukan jawaban yang pasti Airy! Bisa saja Nick itu gak sengaja ngangguk tapi gak tahu lo bilang apa! Lo lebih jelas kek."

"Masa Nick budek sih gue ngomongnya jelas kok. Sudah sana lo cabut! Gue mau pesan dulu sama waitersnya."

"Ya sudah gue cabut, kalo lo butuh gue atau ada apa-apa lo telepon nanti gue jemput." Rayna meninggalkan Airy sendiri di sebuah cafe favorit Airy.

"Iya sudah gue bakal pulang sama Nick."

"Jangan halu ya? Ya sudah. Sekali lagi selamat ulang tahun ya Airy sayang sahabat terbaik gue." Rayna khawatir dengan sahabatnya tapi ia tetap harus mendukung apa yang diinginkan Airy.

Menurut Rayna, belum tentu Nick akan datang di perayaan ultah Airy. Airy sengaja hanya mengundang Nick ke cafe kesukaannya. Tapi Airy yakin banget Nick akan datang dan wajahnya sangat cerita.

Airy menunggu Nick di meja cafe paling sudut. Pemandangannya sangat indah, kaca di hadapannya menampilkan city light yang cantik berkelip. Airy memilih menu yang paling baik di cafe ini, orange jus dan dessert tak terlalu manis kesukaan Nick. Airy juga mereques lagu-lagu romantis untuk menghabiskan malam ini.

Dari jam 7 seperti waktu yang Airy katakan, Nick sudah terlambat 1 jam. Makanan sebentar lagi akan di keluarkan. Juga kue ulang tahun kecil yang disiapkan oleh pemilik cafe nanti menjadi gong acara ultah Airy. Tapi jam-jam berikutnya berlalu dengan cepat. Airy bolak-balik menengok ke arah pintu menanti Nick.

Beberapa waiters mencoba menghibur Airy dengan membawakan kue tart mini berlilin satu untuk Airy tiup yang keluar lebih cepat. Mereka tahu teman yang di tunggu Airy tak akan datang. Airy bukan pelanggan pertama yang dikecewakan ketika menunggu pasangan di cafe mereka.

Hingga cafe ini hendak tutup, Nick tak juga datang. Hingga akhirnya waiters membungkus makanan yang sudah dipesan untuk Airy bawa pulang, karena cafe harus tutup.

"Nick, kenapa kamu gak datang? Ada apa Nick?" desah Airy kecewa. Tapi ia tak berpikiran jelek. Airy berpikir kalau Nick mungkin berhalangan karena sakit atau mobilnya mogok.

Airy berjalan gontai menuju halte bis, ia sengaja tak membawa motornya karena yakin Nick akan memberikannya tumpangan.

***

Keesokan harinya Rayna menghadang Nick di lorong sekolah.

"Nick, gue mau bicara sama lo! Sini lo!" Rayna menarik tangan Nick ke tempat sepi.

"Apa sih?"

"Kenapa semalem lo gak datang ke cafe? Airy tunggu lo di sana! Tega ya lo! Kalo lo memang gak mau datang lo bilang dong! Jangan bikin Airy nungguin lo!"

"Memang gue janji akan datang? Kenapa hanya gue yang lo marahin? Lo dong temennya hibur dia. Gue semalem gak bisa gue sibuk sama keluarga gue!"

"Lo tahu kan kalo kemaren ultahnya Airy?"

"Ya Airy bilang sama gue, mau ngerayain ultah. Ya silakan saja, gue gak bisa, sama yang lain saja."

"Asal lo tahu ya, kemaren hanya lo yang diundang, bahkan gue gak diundang. Hanya lo! Terus lo gak datang!"

"Mana gue tahu hanya gue yang di undang. Sudah ah, ribet banget sih!" Nick hanya berlalu pergi.

Rayna akhirnya melepas Nick menuju kelasnya. Nick memang tak pernah menanggapi perasaan Airy. Tapi Airy dengan gigih terus mengejar Nick.

Rayna mendapati Airy duduk di kursinya dan berusaha untuk tidur tertelungkup di atas meja dengan tangan menyilang sebagai penyangga kepalanya.

"Airy, lo baik-baik saja kan?"

"Hmm... iya gue baik-baik saja, cuma ngantuk"

"Airy lo sedih ya Nick gak datang?"

"Sedih sih pasti, tapi ini tantangan! Gue gak akan patah semangat!" tiba-tiba Airy bangun dan bersemangat.

"Airy, sampai kapan lo ngejar cinta Nick? Lo masih yakin dia bakalan nerima lo?"

"Gue yakin! Gue akan ngejar sampai gue gak bisa ngejar dia lagi!"

"Nanti malem ikut gue yuk, gue ada reuni sama teman SMP gue. Kali saja lo bisa ketemu orang yang bikin lo jatuh cinta."

"Lo mau comblangin gue sama teman lo? Hehhe.. boleh saja. Kalo ada teman lo yang bisa bikin gue berpaling dari Nick gue bakal lupain Nick!"

"Benar ya? Janji loh!"

"Iyaaa. Lo lihat gak Nick di mana pagi ini?"

"Astagaaa... ada dikelasnya! Gak usah lo samperin sudah mau bel masuk kelas!" Rayna menahan tangan Airy agar tak keluar lagi dari kelas.

"Iya nanti saja pas istirahat."

"Gue khawatir melihat lo sama Nick, sudah sering ditolak tapi masih saja gigih."

"Kalo cinta kan harus diperjuangkan, iya gak? Hehehhe.."

"Iya sih. Tapi kira-kira juga kalo ditolak terus ya kemungkinan dia gak suka sama lo. Jangan maksa."

"Ya untuk sekarang gue masih semangat!"

Airy masih saja semangat, kalo yang lihat pasti sudah merasa iba dengan Airy. Sering banget di cuekin dan di tolak terang-terangan sama Nick. Tapi dari pandangan Airy itu biasa saja.

"Hay Nick. Kemaren kemana aku nungguin di cafe kok gak datang?" tanya Airy dengan ceria-ceria saja gak ada kemarahan.

"Gue ribet sama urusan keluarga. Gue gak janjikan mau datang? Kemaren lo ultah?"

"Iya, gue mau ajak lo rayain dengan makan di cafe."

"Oh, selamat ya."

"Makasiiiih." Jawab Airy bahagia.

"Ya sudah apa lagi?" tanya Nick yang bingung melihat Airy masih di depannya.

"Bagaimana kalo pulang sekolah kita makan ice cream di ujung jalan?"

"Gue gak suka ice cream."

"Lo sukanya apa?"

"Gue sukanya sendiri, dan makan, minum apa pun sendiri."

"Hmmm.. beli sendiri di mana ya?"

"Lo punya hobi ganggu orang ya? Awas gue mau ke kantin."

"Ya sudah gue traktir di kantin saja ya?"

Nick berjalan tanpa menoleh lagi. Airy berjalan di belakangnya.

Nick makan hingga 80 ribu dan dengan sigap Airy membayar duluan. Nick santai saja sambil memasukan lagi uangnya.

"Airy lo dipanggil bu Mariana di kantor."

"Hah, dipanggil? Kenapa ya?"

"Sudah buruan!" kata Rayna.

"Okey, Nick gue cabut dulu ya. Bye." Nick gak bilang apa-apa melihat kearah Airy juga enggak.

"Eh Nick, lo tahu gak kemaren Airy bela-belain ngumpulin duit buat ngerayain ultah sama lo. Tapi lo gak datang dan gak kasih kabar. Lo kok bisa sih tega banget? Ini buat lo jajan 80 ribu, Airy pakai uang hasil dia ngelesin math anak-anak SMP. Tapi lo gak ada ngehargainnya! Seenggaknya lo jangan PHP!" teriak Rayna membela Airy.

"Tolong bilang juga sama sahabat lo jangan peduliin gue. Gue gak suka dia dekat-dekat sama gue. Dan gue gak akan pernah kasih harapan sama dia. Dan dia sudah ganggu gue. Jangan harap gue mau pacaran sama dia."

"Lo memang tega ya. Lo berasa cakep dan Airy gak pantes buat lo? Airy itu keren dan manis, Airy juga punya sexy brain, dia pinter. Gue harap Airy bosen ngejar lo. Dan menemukan orang lain. Karena gue sudah sering bilang buat ninggalin Lo, dia malah ketawa dan bertahan, memang gila."

"Belajar, kalo apa yang kita mau belum tentu bisa kita dapatkan. Bilang sama dia. Jangan di kira gue gak cape ngadepin dia yang muka tembok. Gue gak pernah kasih respon tapi dianya aja yang kegeeran. Bawa sahabat lo dari depan gue dan jangan pernah lagi muncul di muka gue!" hardik Nick tanpa perasaan

Airy mendengar semua pembicaraan Rayna dengan Nick, karena tadi ia berbalik hendak mengambil buku yang ada di atas meja. Airy tahu kalau Nick susah di taklukan, tapi baru kali ini ia dengar betapa Nick benci dengannya. Airy kembali ke ruang guru melupakan buku catatan harian miliknya.

"Airy, mulai minggu depan tolong gantikan ibu untuk mengajar anak kelas 1 pelajaran tambahan ya. cuma sampai ibu selesai melahirkan." Pinta Ibu Mariana

"Baik Bu. Bahannya saya di kasih kan Bu?"

"Iya ini bahannya untuk 2 minggu. Buat singkat padat dan jelas ya, Cuma 1 jam saja sepulang sekolah. Tenang saja nanti Ibu kasih bayaran."

"Baik Bu." Airy kembali ke kelas, hatinya hancur. Selama ini Rayna sering mengatakan hal yang sama untuk meninggalkan Nick tapi ia tetap semangat. Perkataan Nick tadi membuatnya patah hati. Apa kali ini ia harus mundur?

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Kim Hana

Selebihnya

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku