Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sudah Nakal Dari Sononya

Sudah Nakal Dari Sononya

Si Kajung

5.0
Komentar
6
Penayangan
5
Bab

Bonang seorang dosen di universitas swasta dan mata keranjang yang masih berusia 32 tahun tak menyangka, suatu hari datang seorang wanita belia membawa anak kecil, yang bikin Bonang melongo, si gadis belia ngaku anak kandungnya dan anak kecil itu cucunya. Bonang tentu saja tak habis pikir, dia yang belum menikah dan belum terlalu tua, kenapa tiba-tiba punya anak dan cucu. Kapan dia bikin bunting anak orang dan tahu-tahu hari ini sudah miliki anak yang sudah janda di usia yang sangat muda dan bawa seorang bocil yang dikatakan cucunya. Bonang pun terpaksa menampung keduanya dan dia mulai selidiki, apakah benar wanita itu anaknya dan si bocil cucunya, ingatannya pun melambung ke masa mudanya, yang dia akui sendiri memang sudah nakal sejak aqil baliq dan terbawa sampai kini. "Apakah ini salah satu hasil perbuatanku di masa remaja yaa...?" batin Bonang, masih tak percaya dengan fakta yang ada di depan hidungnya.

Bab 1 Gadis Muda dan Anak Kecil

"Aduhhh paaakkk aku sampiiiii…!’ jeritan terdengar bercampur lenguhan dari seorang perempuan muda, sambil jongkok di atas kasur empuk.

Di belakangnya, terlihat seorang pria tampan yang terus memompa tiada henti, bahkan makin kencang.

“Arghhh aku jugaaaa…!” tubuh pria ini mengejang sesaat, lalu dia pun puas, air kenikmatannya sudah sukses bikin banjir perabotan perempuan ini.

“Aduhhh paakk, kok di dalam sih, janjinya kan di luarrrr!” si perempuan ini protes, sambil buru-buru ke toilet dan kuras air kental yang banjiri alat kencingnya.

Pria ini hanya tertawa kecil dan bilang terlanjur enak, lupa mencabut.

Perempuan ini pun keluar lagi dari toilet. Wajahnya masih bersungut-sungut. Kesal bukan main!

“Janji ya pa, nilai aku A plus, masa udah satu setengah jam lebih ngelayani tongkat bapak yang keras dan gede kayak tingkat bisbol, hanya di kasih A biasa!” rajuk manja seorang gadis cantik.

“Tentu donk cynnn, tapi ingat, sering-seringlah baca, jangan nge-dugem mulu, masa nama presiden Indonesia ke dua saja kamu nggak tahu. Tahunya ukuran vital laki-laki aje,” sungut si pria ini sambil mencubit pantat bohay si gadis cantik ini.

“Hiks-hikss…abisnya enak sihhh…tapi suer deh, baru sama bapak aku sampai klenger, kuat banget see, minum obat kuat yaa? Mana ukuran guedeee lagi, pasti mijat ke Mak Erot,” olok si cewek ini sambil berpakaian dan bersiap keluar dari apartemen ini.

Pria ini pun hanya mesem saja tak menyahut olokan si gadis ini. Si gadis ini salah satu mahasiswinya, tapi otaknya kosong, karena malas baca dan akibat keseringan dugem. Tapi maunya minta nilai tinggi mulu.

Namun sang dosennya ini sama bobroknya, boleh-boleh saja nilai tinggi, tapi harus rela di tidurin sang dosen koplak ini.

Untung saja wajah sang dosen ganteng dan masih muda. Andai tua dan jelek bau lagi, mungkin si perempuan ini ogah banget bobok bareng.

Si dosen koplaknya ini suka berpenampilan dandy dan nilai plusnya lagi, selain wangi dan berbadan bagus, juga punya perabotan yang bikin si mahasiswi ini merem melek keenakan.

Tentu saja dua nilai plus dia dapatkan, kenikmatan dan nilai IPK yang tinggi!

“Ih jalannya jangan gitu juga kaleee…yang biasa aja!” tegur pria ini, si mahasiswi ini pun tertawa lagi.

“Abisnya punya bapak masih berasa nih, pak kalau aku pingin lagi, boleh yaa kapan-kapan…wkwkw!” dan si gadis inipun lalu buru-buru ngilang di balik pintu, masih terdengar derai tawanya.

“Beyesssss…bisa di aturrr!” sahutnya si dosen koplak ini tertawa, lalu ruangan ini pun sunyi.

“Dasar, ingin label sarjana agar mudah naklukan pria berdokat tebal, mau-maunya gue kerjain!” sungut si dosen koplak ini.

Baru saja si dia duduk sambil menikmati kopi panas dengan niat beristirahat, bel kamar apartemennya berbunyi.

Ning nong…ning nong…ning nong! Sampai 3X beli itu berbunyi.

Si dosen inipun mengintip lewat lubang pintu, dia merasa aneh, karena yang datang seorang wanita muda.

“Aneh, perasaan setelah dengan si denok otak kosong. Aku ngga ada janji dengan mahasiswi lain buat kencan…siapa dia ini!” batinnnya, lalu membuka pintu apartemennya.

“Ini apartemen Dosen Bonang kan, kenalkan aku Patricia dan ini anakku namanya Rio.”

“Iya benar aku dosen Bonang, sebentar, kamu siapa? Kok tahu namaku dan bawa-bawa anak kecil lagi. Aku nggak pernah kencan dengan wanita yang punya anak.”

Sungut si dosen ini menampakan wajah kaget dan terheran-heran.

Walaupun dalam hati dia memuji juga, biarpun bertubuh agak mungil, wanita ini sangat cantik dan berkulit putih mulus.

“Mama, ini ya kakeknya Rio? Ganteng sih, tapi matanya kok jelatatan begitu lihat mama. Kan mama anaknya!”

Tiba-tiba si anak kecil ini nyolot dan diapun nyelonong saja masuk ke dalam apartemen si dosen Bonang, diikuti Patricia.

Si dosen Bonang lalu buru-buru bersikap wibawa, hilang seketika sikap cengengesannya kalau lihat yang bening-bening.

“Hmm…apa-apaan ini, kalian siapa hahh…kakek-kakek, emangnya aku udah aki-aki, usiaku baru 32 tahun tahu…! Dan tak pernah menikah. Kapan aku punya anak dan cucu, ngelawak loe yaa” Dosen Bonang bicara agak tegas kali ini, benar-benar bikin dia terlongong saking kagetnya.

Tapi bukannya takut si bocil ini malah menahan tawa.

“Betul, papa belum menikah dan aku juga tak bohong, aku adalah anaknya papa dan Rio ini cucu papa, aku anak hasi percintaan papa dengan mama!” Patricia kini duduk sambil menatap wajah Bonang.

“Hey Patricia, siapa nama mama kamu, jangan ngomong sembarangan yaa!” Bonang ingin tertawa tapi sekaligus marah juga.

Tiba-tiba ada gadis yang ia taksir paling berusia 18 tahunan bernama Patricia ini ngaku-ngaku anaknya dan si bocil Rio ini cucunya, ini sangat menggelikan baginya.

Kapan dia gauli ibu si gadis muda ini, kenapa pula si gadis ini bisa hamil di usia muda punya anak bernama Rio ini.

“Mamaku namanya Mona, dari Desa Ciberum, dia mantan kekasih papa, saat masih sama-sama abege. Kalian pacaran bablas, akhirnya hamil dan lahirlah aku ini!”

“Waduhhh….Mona, Desa Ciberum di mana itu, aku dah lupa.” Bonang garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.

“Kakek jangan pura-pura lupa deh, pokoknya kakek harus terima mama dan aku, nggak boleh tidak, titik!” si bocil Rio lagi-lagi nyolot.

“Heeeh bocil, jangan ngomong sembarangan yaa, aku memang lupa, yang mana wanita bernama Mona yang jadi nenek kamu itu, di mana si nenek kamu itu sekarang? Kenapa dia tak ikut?” desak Bonang penasaran.

“Mama sudah meninggal 1 tahun yang lalu, sebelum meninggal mama bilang agar aku cari papa di Jakarta, dan aku sampai 2 bulan baru nemu kampus di mana papa ngajar jadi dosen dan alamat papa ini.”

“Anjrittt…kok bisa jadi gini yaa…?” Bonang mati kutu, tapi dia benar-benar lupa, siapa Mona itu.

“Mana foto mama kamu, kalau bohong ku laporin ke polisi kamu ini, dengan tuduhan nipu dan pencemaran nama baik!”

Bukannya takut, wanita ini lalu bongkar tasnya dan memperlihatkan foto seorang wanita cantik berambut sebahu, tak jauh beda dengan wajah Patricia saat ini.

Yang bikin Bonang melongo, di samping foto itu, ada seorang remaja pria dan itu adalah…dirinya.

**

Lanjut ya ke bagian 2..!

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku