Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pembalasan Silvia

Pembalasan Silvia

Lasierra

5.0
Komentar
337
Penayangan
19
Bab

Silvia diam-diam mengetahui bahwa tunangannya telah berselingkuh dengan adik tirinya. Tunangannya rupanya selama ini hanya mengincar hartanya saja. Silvia yang sakit hati berencana membalas perbuatan mereka secara perlahan-lahan. "Bersenang-senanglah sesuka hati kalian, aku akan memberitahu bahwa kalian sudah kalah ketika kalian sudah tidak bisa bangkit lagi. Tunggu dan lihat saja pembalasanku!"

Bab 1 Terbongkar

Di sebuah kamar yang mewah dan luas, tampak seorang gadis sedang memoles lipstiknya sebagai rangkaian terakhir dari riasannya. Dia telah siap menjadi bintang utama dalam acara ulang tahunnya yang ke dua puluh tiga. Tubuhnya dibalut oleh gaun biru laut dengan bahu terbuka yang manis dan elegan, ditambah dengan hiasan bunga kecil di tatanan rambutnya yang semakin memancarkan aura cantiknya. Wajah cantiknya terus menerus tersenyum karena tunangannya bisa hadir di pestanya kali ini.

Dia menatap keluar jendela, para tamu yang hadir adalah orang-orang yang banyak berkontribusi dalam kehidupan dan karirnya. Tampak para pelayan sedang sibuk menyajikan makanan dan minuman untuk para tamu. Pesta kali ini digelar di halaman belakang rumahnya, jadi dia bergegas berjalan ke belakang. Awalnya dia ingin melewati tangga depan dan berjalan dari pintu utama. Akan tetapi, entah mengapa dirinya ingin mengambil jalan pintas dan melewati lorong-lorong di rumah itu. Dirinya juga melepas sepatunya dan berencana menggantinya dengan sepatu yang lain di tangga belakang. Tanpa disengaja, gadis itu mendengar suara yang familiar dari sebuah ruangan. Gadis itu penasaran dan mencoba mencari tahu dari mana asal suara itu.

"Bukankah itu kamar Helen, tetapi kenapa seperti ada suara seorang pria? Apakah itu kekasihnya? Tetapi ini lebih mirip dengan suara David tunanganku" pikir gadis itu dalam hati.

Dia pun semakin mendekati arah suara yang semakin jelas, sebelum dirinya sempat bersuara, orang yang ada di dalam ruangan itu menyebut namanya.

"Apa kau bilang? Mencintaiku? Tetapi dalam waktu dekat kau akan menikahi Silvia. Wanita mana yang tidak sakit hati jika kekasihnya menikahi wanita lain?" ujar Helena.

"Helena, aku memang akan menikahi kakak tirimu, tetapi aku hanya mengincar hartanya saja. Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya sedikitpun. Setelah aku mendapatkan hartanya, aku akan menceraikan dia dan menikahimu. Bukankah selama ini aku selalu berpihak padamu di perusahaan?" ujar David.

"Sungguh? Kau akan menceraikan gadis bodoh itu? Dia hanya beruntung karena lahir dari pernikahan yang sah saja" tanya Helena.

"Tentu, aku juga sangat muak padanya. Helena, mengapa badanmu bertambah kurus?" tanya David.

"Benarkah? Berarti dietku berhasil, aku akan menjalani shooting iklan susu diet minggu depan, jadi badanku harus sangat ideal, jangan mengalihkan pembicaraan!" jawab Helena.

"Tetapi aku lebih suka tubuhmu yang padat berisi" ujar David sambil memeluk tubuh Helena.

"Hentikan, kita harus segera ke halaman belakang. Ingat, jangan pergi bersamaan, orang-orang akan curiga jika melihat kita berdua bersama-sama" ujar Helena.

"Aku tahu, tapi sekarang aku sangat merindukanmu" ujar David.

Silvia tidak sanggup lagi untuk melihat aktifitas mereka berdua lebih lama. Tangannya gemetar menahan amarah, nafasnya juga terus memburu seolah-olah ingin melepaskan hawa panas yang ada di dalam tubuhnya. Silvia bersandar ke dinding dan menahan mulutnya agar tidak bersuara. Dia segera berlari menuju tangga dan terduduk lemas di sana dengan tatapan kosong. Orang yang selama ini sangat dicintainya ternyata berselingkuh dengan adik tirinya. Tanpa terasa air matanya telah mengalir deras di pipinya, hatinya begitu sakit saat mendengar percakapan mereka berdua di kamar Helena. Jadi selama ini David hanya bersandiwara padanya? Lalu Helena, dirinya memang sering bertengkar dengan Helena. Namun, Silvia tidak menyangka Helena akan bertindak sejauh ini padanya. Jika Silvia mengingat lagi penggalan-penggalan ingatannya tentang perlakuan David pada dirinya dan Helena, memang terasa berbeda. Helena selalu menjadi prioritas perusahaan, sedangkan dirinya, terkadang dia terlambat diantar ke lokasi shooting, hal ini membuat dirinya mendapatkan makian dari sutradara dan para pemain lainnya. Sekarang dia mengerti, sikap David yang dingin, bukanlah karakter David yang sesungguhnya. Melainkan, memang karena David tidak mencintai dirinya. Jadi, untuk apa dia bersedih karena diselingkuhi.

"Tidak, aku tidak boleh begini, aku harus membalas perbuatan mereka padaku. Aku harus kuat untuk berpura-pura tidak tahu tentang hal ini. David, Helena, tunggu pembalasanku" pikir Silvia dalam hati.

Silvia bangkit berdiri, merapikan gaunnya dan segera pergi ke kamar yang lain untuk memperbaiki riasannya. Dia memakai sepatunya dan melangkah dengan percaya diri menyapa para tamu undangan.

Semua orang yang hadir disana bersulang untuknya dan mengucapkan selamat ulang tahun. Saat lagu ulang tahun dinyanyikan, David muncul dari sisi kanannya. Tidak lama setelah itu, Helena juga muncul agak jauh dari hadapan Silvia dengan lipstik yang sedikit berantakan. Silvia hanya menyeringai dan berjanji pada dirinya sendiri. Mulai hari ini, dia tidak akan mencintai David lagi.

Silvia memotong kuenya, lalu memberikan potongan pertama kepada ayahnya terlebih dahulu. Potongan kedua dia berikan kepada manajernya, yang selalu setia bersamanya. Sebenarnya didalam hati, Silvia merasa sangat bersalah pada manajernya, karena dia selalu mengalah saat diperlakukan tidak adil oleh David, hal ini membuat manajernya juga ikut menanggung kesusahan yang dia alami di lokasi kerja mereka.

David sedikit heran karena dia belum juga diberi potongan kue oleh Silvia. Biasanya, dirinya selalu mendapatkan giliran yang pertama dari Silvia dalam hal apapun. Ketika Silvia memberi potongan kue padanya, dirinya ingin sekedar memeluk sambil mencium pipinya.

"Selamat ulang tahun, maaf, aku datang terlambat" ujar David.

Tetapi, sebelum tangannya menyentuh pada pinggang Silvia, Silvia segera menjauh.

"Terima kasih, tidak masalah, sekarang aku sudah terbiasa dengan kebiasaanmu yang telat" ujar Silvia

Walaupun agak terkejut, David berusaha bersikap seperti biasa.

David berpura-pura seakan tidak peka di sindir oleh Silvia, dia hanya tersenyum dan mengusap rambut Silvia. Namun, lagi-lagi Silvia dengan cepat menepis tangannya.

"Aku akan mengambil minuman dan berbicara dengan managerku sebentar" ujar Silvia.

"Baiklah" ujar David.

Kali ini David memiliki pemikiran bahwa Silvia seolah menghindar darinya. Biasanya, Silvia selalu menempel padanya di setiap kesempatan. Walaupun dirinya ingin berpura-pura mesra pada Silvia di hadapan para tamu, dia tidak bisa berbuat apa-apa jika Silvia menghindar darinya.

"Ada apa dengannya? Apakah dia marah karena aku datang terlambat? Sial, dia benar-benar merepotkan!" ujar David dalam hati.

Dia mengambil segelas wine, dan matanya tidak sengaja menatap Helena yang sudah menatapnya sejak tadi dengan pandangan menggoda. David hanya mengangkat gelas winenya, mengajak Helena bersulang dari jauh.

Pemandangan itu tertangkap oleh mata Silvia yang mulai memperhatikan tingkah mereka berdua. Kini, dia menyadari bahwa gestur seperti ini sudah sering dia lihat. Namun, dengan naifnya dirinya selalu berpikir bahwa David pasti tidak akan tergoda, dan hanya mencintai dirinya seorang. Betapa bodohnya.

"Bersenang-senanglah sesuka hati kalian, aku akan memberitahu bahwa kalian sudah kalah ketika kalian sudah tidak bisa bangkit lagi. Tunggu dan lihat saja" ujar Silvia dalam hati.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Lasierra

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku