Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
DE(VI)LICIOUS SERIES

DE(VI)LICIOUS SERIES

kelincisalju

5.0
Komentar
60
Penayangan
1
Bab

SERI I: THIRSTY DE(VI)LICIOUS: SADISTIC LOVER Pengantar cerita; Illeana adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Rexton adalah pria yang terancam divonis impoten karena tubuhnya sama sekali tak merespon apapun rangsangan yang berasal dari luar. Keduanya kemudian bertemu tanpa sengaja di rak DVD dewasa. Bagaimana kelanjutan kisah keduanya?

Bab 1 Perkenalan

Pengantar cerita;

Illeana adalah succubus yang ditendang dari dunia iblis karena sampai usia dewasa belum pernah berhubungan intim dengan manusia, dan Rexton adalah pria yang terancam divonis impoten karena tubuhnya sama sekali tak merespon apapun rangsangan yang berasal dari luar. Keduanya kemudian bertemu tanpa sengaja di rak DVD dewasa. Bagaimana kelanjutan kisah keduanya?

***

"ILLIE*!!!!"

Lagi dan lagi Illeana dapat mendengar suara Catherine yang menggema di sepenjuru ruangan. Buru-buru Illeana menggunakan kekuatan teleportasinya, menghindari masalah yang akan segera menghampirinya.

Akan tetapi, belum sempat Illeana kabur dari terjangan banteng ---re: Catherine--- yang sedang ingin mengamuk, buntut iblis Illeana sudah ditahan terlebih dahulu oleh Catherine agar Illeana tak bisa pergi kemana-mana.

Illeana melenguh, menahan desahan di ujung lidahnya saat mendapati sentuhan Catherine. Bahu Illeana ikut merinding karena merasakan serangan tiba-tiba pada ekornya itu.

Semua iblis tahu salah satu titik sensitif succubus terletak pada ekornya.

"Mau kemana, hm?"

Illeana menoleh saat mendengar suara merdu datang dari arah belakangnya. Tentu siapa lagi sang empunya suara kalau bukan Catherine.

Mendapati Catherine memandanginya dengan tatapan tajam milik perempuan itu, Illeana hanya bisa meringis, kemudian berusaha menarik ekornya ---mengurangi sensasi menggelitik pada tubuhnya---, tetapi Catherine yang tahu tujuan Illeana pun sama sekali tak ingin melepaskan ekor Illeana.

"Anu .... itu lepasin dulu, dong," kata Illeana seraya menarik pelan ekornya.

Catherine tampak tak acuh, justru semakin mengeratkan genggamannya. "Kamu masih inget kan apa yang aku bilang padamu minggu kemarin, Illie?"

Terdengar begitu banyak tekanan pada nada suara Catherine. Tampaknya kakak tertua Illeana itu sudah tidak sanggup lagi menahan emosinya saat melihat sikap Illeana yang masih cuek bebek hingga saat ini.

"Hehehe, lupa. Apa ya?"

"ILLEANA!!!"

Mendengar suara Catherine naik satu oktaf, Illeana buru-buru menutup kedua telinganya. "Iya, iya," ujarnya mengalah.

"Tapi lepas dulu dong ekornya, sakit tau," lanjut Illeana berusaha negosiasi.

Tahu bahwa Illeana tidak sedang berbohong hanya untuk lepas dari cengkramannya, Catherine pun luluh dan akhirnya merenggangkan genggaman pada ekor Illeana.

Melihat kesempatan itu, Illeana pun menarik ekornya dan menyembunyikan di balik tubuhnya.

"Aku harap kamu enggak lupa sama janjimu sendiri, Illie." Meski nada suara Catherine sudah lebih baik, Catherine sama sekali tak lupa dengan tujuannya. Catherine tetap memperingatkan Illeana agar tak kabur lagi dari janjinya.

"Iya, manusia, kan? Aku hanya perlu menyerap energi mereka. Tapi, kenapa aku harus pergi ke dunia manusia?

"Catherine, kamu tau kan kalo saat ini succubus udah bisa menikmati energi manusia tanpa harus berhubungan langsung dengan mereka. Kenapa aku harus menggunakan cara kuno seperti dulu di saat kita sudah mengalami perkembangan?"

Mendengar perkataan panjang lebar Illeana yang berusaha mengubah sudut pandang Catherine nyatanya tetap tidak membuahkan hasil yang seharusnya. Sebaliknya, Catherine justru semalin yakin pada prinsipnya.

Illeana harus tetap berhubungan dengan manusia, tak peduli alasannya.

Catherine, kakak tertua Illeana itu, justru menghela napas saat mendengar perkataan Illeana.

Meski memang benar apa yang dikatakan Illeana tentang fakta bahwa Succubus saat ini yang sudah mengalami perkembangan pesat, seperti menemukan cara menyerap energi manusia tanpa perlu berkontakan langsung dengan manusia. Dan, sudah banyak iblis yang membuktikan cara itu efektif, termasuk Illeana.

Akan tetapi, suatu cara pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, dan hal itu yang membuat Catherine khawatir setiap melihat Illeana. Catherine takut kalau-kalau Illeana justru bergantung dengan cara itu dan tak bisa berkembang seperti succubus pada umumnya.

"Ya, aku tau, Illeana. Tetapi, kita tetaplah succubus. Kita harus tetap berkontakan dengan para manusia, karena inovasi baru yang ditemukan hanyalah cara cepat yang dibutuhkan saat kita mengalami kondisi terdesak, bukan untuk memenuhi kebutuhan kita sepenuhnya."

Illeana terdiam. Memang betul terdapat perbedaan dalam menyerap energi manusia antara kontak langsung dengan tanpa kontak. Hal itu berhubungan dengan kepuasan sang iblis.

Illeana akui bahwa meski ia tidak merasa puas saat mendapatkan energinya, tapi setidaknya ia merasa cukup dengan hal itu.

Catherine yang tahu Illeana tak berkata-kata lagi untuk membalas perkataannya pun akhirnya menaruh tangannya di bahu Illeana.

"Kamu tidak bisa selamanya menggunakan cara itu, Illie. Apalagi sekarang kamu udah menjadi succubus dewasa. Kebutuhan energimu akan semakin besar. Mau tidak mau, kamu harus bersentuhan langsung dengan manusia."

Melihat tatapan khawatir Catherine, Illeana pun menurunkan pandangannya. Dia tak kuasa melawan Catherine apabila Catherine sudah memberikan pandangan penuh khawatir kepadanya.

"Baiklah, tapi aku hanya akan melakukannya sekali, Cath*. Hanya sekali, ingat itu."

"Baguslah, Illie. Aku senang mendengar kamu memutuskan hal yang tepat. Meski sekali juga tidak apa-apa setidaknya kamu sudah mencobanya."

Melihat Catherine tersenyum, Illeana pun ikut tersenyum.

Yah, untuk sementara ini biarkan saja Catherine tenang dan Illeana akan mencari alasan lain agar Catherine tak lagi menagih janjinya.

Seperti hari ini.

***

Bunyi-bunyi decapan memenuhi ruangan. Tak peduli seberapa banyak Rexton menghitung berapa kali suara decapan itu terdengar ataupun seberapa keras otot pada pinggangnya saat ini, dirinya sama sekali tak dapat merespon terhadap segala rangsangan yang dilemparkan padanya.

Sementara itu, kedua wanita panggilan yang disewa Rexton dua jam lalu itu tampak ingin menyerah. Salah satu dari mereka sudah terbaring lemas tak berdaya di sisi kiri ranjang, sementara yang lainnya tampak kelelahan memanjakan kepemilikan Rexton.

"Hahhh," Mimi ---bukan nama sebenarnya--- yang merupakan salah seorang wanita panggilan yang sedari tadi memanjakan kepemilikan Rexton itu kini tengah mengistirahatkan sebentar bibirnya yang kini sudah maju beberapa senti ke depan dari tempat semula karena terus-menerus tanpa berhenti memberikan service.

Mimi mencoba bersikap profesional, tetapi apa daya, ia tak bisa menutupi rasa kesal karena Rexton sama sekali tak memberi respon. Kini Mimi hanya bisa berusaha tersenyum senatural mungkin meski otot di kedua sudut bibirnya sudah berdenyut, ingin melontarkan sumpah serapah pada pria di depannya itu.

"Babe, mau coba gaya lain?"

Tanpa mendapatkan persetujuan dari Rexton, Mimi segera menungging di hadapan Rexton dan memainkan area kewanitaannya. Desahan demi desahan keluar dari mulut Mimi, tetapi hal itu tak juga membuat Rexton bergerak.

Rexton masih bergeming di tempatnya seraya bersedekap dada. Rautnya justru menggelap, matanya memandang tak suka ke arah Mimi. Mimi yang mengetahui hal itu pun segera menelan kembali desahannya karena merasa ciut dengan tatapan penuh intimidasi yang diberikan Rexton.

"Berhenti."

Satu kata keluar dari bibir Rexton, kemudian beranjak dari tempatnya, ranjang hotel yang ia sewa malam itu. Setelahnya Rexton mengikat kembali jubah mandi yang dikenakannya.

Pluk.

Segenggam uang Rexton lemparkan tepat di hadapan Mimi. "Bawa uang itu dan pergi dari sini."

Aura dingin yang datang dari Rexton membuat Mimi segera bangkit dari tempatnya dan membereskan dirinya.

Melihat Mimi yang terburu, Rexton sempat mengalihkan pandangannya pada Nadine, teman sejawat Mimi.

"Jangan lupa juga bawa temanmu itu pergi dari sini."

"A-ah, baik."

"Kalau sampai kamu atau temanmu itu menyebarkan pengalaman hari ini kepada orang lain, hidup kalian akan hancur detik itu juga. Kamu mengerti?"

Merinding adalah satu kata yang menggambarkan kondisi Mimi saat mendengar perkataan Rexton yang terkesan mengancam. Rexton memang bukanlah seseorang yang terkenal, tetapi Mimi dapat merasakan teror akan datang padanya apabila masalah Rexton ini diketahui banyak orang.

Sementara itu, Rexton yang tidak mendengar balasan dari Mimi pun melirikkan matanya. "Aku sedang bertanya, apa kamu mengerti."

"A-ah, ya. Saya mengerti."

Setelah Mimi menjawab, Mimi pun membawa Nadine pergi bersamanya meninggalkan Rexton di kamar hotel sendirian.

Rexton melihat pantulan dirinya pada jendela hotel, kemudian ia menghela napasnya saat teringat kembali perkataan ibunya.

"Rexton, kamu harus segera membawa calonmu pada Mama lho, Mama tidak sabar menimang cucu."

Hah, cucu.

Bagaimana bisa Mama ngedapetin cucu kalo gua terancam impoten begini?

***

ket:

* Illie: Nama Panggilan Illeana

* Cath: Nama Panggilan Catherine

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh kelincisalju

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
DE(VI)LICIOUS SERIES
1

Bab 1 Perkenalan

28/03/2023