Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kqylq321

Buku Kqylq321(1)

Dosen Tampan Itu Ayah Dari Anaku

Dosen Tampan Itu Ayah Dari Anaku

Romantis
5.0
"Papah." Teriak Nala Gadis kecil berambut panjang itu berlari memeluk laki-laki yang tak jauh dari hadapannya. Gibran terkejut merasakan kakinya di peluk gadis manis itu. Gadis cantik bernama itu memeluk kakinya erat seolah tak ingin lepas. "Nama kamu siapa?" "Nama aku Nala." jawab gadis itu terlihat menggemaskan di mata Gibran "Kenapa kamu memanggilku papah?" "Karena om mirip sama Nara. Jadi om pasti papahku." jawab Nala santai "Siapa Nara?" tanya Gibran mengerutkan keningnya "Nara itu saudara kembarku." jawab gadis itu lagi Pantas saja Nala memanggilnya ayah. Ternyata Gibran mirip dengan saudara kembar Nala. Tapi Entah kenapa kali ini Gibran tidak marah mendengar mahluk kecil ini memanggilnya papah. Sebenarnya ini anak siapa? Mengapa anak ini bisa menemuinya di tempat ini? Gibran memandang Nala yang dari tadi terus-terusan menatapnya. Jantung Gibran berdetak cepat menatap gadis ini, entah kenapa Gibran merasakan jika dirinya merasa dekat sekali dengan Nala. Gibran juga merasa bahagia saat dirinya di panggil papah tadi. Seolah Gibran merasa bangga menjadi ayah dari gadis kecil ini. Hingga akhirnya suara teriakan seorang perempuan memecah keheningan di antara Gibran dan Nala. "Nala, Nala kamu di sini?" Teriak Andin Andin melihat Nala yang tengah duduk bersama dosennya.  "Nala, Mama cari ternyata kamu di sini. Ayo pulang nak, ini sudah hampir sore." ajak Andin "Tidak mau. Nala mau sama papah di sini!" Jawab Nala seraya memeluk Gibran. Apa katanya tadi? Papah? Nala menganggap Dosennya ini adalah ayahnya? Tidak, Andin bisa malu jika seperti ini, Gibran bukan ayah Nala. "Nala, ini bukan papah Nala." Andin menjelaskan siapa Gibran yang sedang di peluknya. "Setiap Nala tanya Mama dimana papah, Mama gak pernah jawab. Nala pengen punya papah kayak teman-teman Nala." jawab Nala sedih Gibran terenyuh mendengarnya, dalam hati Gibran bertanya-tanya dimana ayah Nala sebenarnya. Sampai Nala menganggap ayahnya?