Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Auroracynta

Buku Auroracynta(1)

Berpindah ke Tubuh Istri Jendral yang Lemah

Berpindah ke Tubuh Istri Jendral yang Lemah

Fantasi
5.0
tap tap tap suara langkah kaki dengan keras memecah kesunyian hutan. Langit yang begitu pekat dengan hujan yang deras membuat suasana hutan sedikit senyap dari suara hewan. Hanya air hujan yang terdengar, hal ini semakin membuat jalan semakin licin. tanah serta dedaunan semakin basah dan hawa menjadi begitu dingin. " hah.. hah" nafas keras keluar dari mulut gadis remaja yang basah kuyup berlari membelah hutan. " kejar dia, itu di sana !" teriak lelaki dengan diikuti gerombolannya. tap tap tap aksi kejar kejaran kembali berlanjut, wanita itu sudah sangat lelah dan kini bersembunyi di salah satu rerumputan yang lebih tinggi. " di mana wanita itu?" " bukan kah dia berlari ke arah sini?" saut yang lain. " kita berpencar. kalian teruskan pencarian ke arah sana. Yang lain segera mencari di area ini" saut sang ketua yang tidak mudah tertipu dengan siasat wanita muda itu. tap tap tap beberapa langsung melanjutkan pelarian. sreg srek semua semak- semak di area itu di tusuk dengan pedang mereka. Tak ada ampun lagi bagi wanita muda itu. Sejak awal niat gerombolan lelaki itu adalah melenyapkannya. Dengan tubuh basah dan gemetaran wanita itu membekap mulutnya sendiri. Berdoa agar dirinya tidak bisa di temukan oleh para penjahat. srek srek posisinya semakin terjepit, jaraknya mereka semakin dekat. jantung wanita itu berdegup kencang. Srek tak di sangka salah satu pedang mengenai tangannya. " ketua dia di sini" ucap anak buah yang dengan cepat langsung menarik paksa sang gadis dengan keras. " akkk...lepaskan aku.. lepaskan . kalian para bajingan gilaa!" teriak gadis itu tanpa kenal takut. " kau tikus kecil, dasar sialan!" plak satu tamparan dari sang ketua mendarat keras di pipinya. Panas dan perih, bahkan kulit putihnya menjadi merah merona. " kalian pengecut,! hanya berani pada wanita lemah seperti ku. cuih" tak mau kalah, gadis itu malah membalas dengan kalimat hinaan. tak lupa dengan tatapan jijik dan penuh kebencian. " sialan kau" ketua itu berjongkok, meremas pipi gadis itu dan menariknya maju dengan keras. " apa kau lupa nasib keluarga mu, hah! kalian hanya sampah, sebentar lagi juga akan di eksekusi. Kau tidak berguna, bahkan kematian mu tidak akan membuat simpati orang lain" ejek ketua. " cuih" gadis itu meludah di wajah ketua, dan secara tak sadar cengkraman pipinya terlepas. " dan itu semua adalah ulah tuan kalian !.. jika bukan karena tuduhan tak berdasar, mana mungkin nasib keluarga Xie akan seperti ini!" tolak gadis kecil itu. " hahahaha, sayang sekali kebenaran ini akan terkubur bersama dengan kematian mu. ikat dia!" teriak ketua dengan masih menertawakan gadis kecil itu yang meronta meronta. Mereka membawa gadis itu di pinggir sungai di tepi hutan. " tolong!.. tolong.. lepas kan aku!" teriak gadis itu tak kenal lelah. Dia terus memberontak meski seluruh tubuhnya remuk redam akibat di pukul bertubi- tubi. bugh tubuhnya di banting dengan keras di tanah. " kau tau, satu- satunya yang bisa kau lakukan hanyalah berdoa. karena apa? ini akan menjadi hari terakhir mu. Besok pagi tubuhmu akan di temukan gantung diri dengan surat wasiat yang menjelaskan semuanya, hahaah" " bedebah, kalian binatang. Kau tunggu saja semua ini tidak akan berakhir seperti ini, aku akan.." " cepat gantung dia.. !" potong sang ketua yang sudah tidak peduli lagi dengan bocah ingusan ini. " lepaskan aku.. kalian pasti akan menyesal...!" gadis itu tetap berontak saat tubuhnya di tarik paksa dan tali gantungan sudah bertengger di lehernya. " hahahaha," ketua itu menatap dengan senang, karena sebentar lagi misinya akan selesai dan dia akan mendapatkan bayaran yang besar atas hal ini. Gadis itu hanya bisa pasrah sambil menatap ke langit yang gelap. Tidak di sangka hari ini bisa terjadi pada keluarga Xie. Saat ibu dan ayahnya terkurung di penjara peradilan, kediamannya di serang orang. Semua ini tak pernah dia bayangkan. " Tarik !" ucap Ketua dan mulai dari itu perlahan dadanya terasa sesak. Pasokan udara langsung tercekat di lehernya. Rasanya begitu sakit, lelehan air mata bahkan tidak bisa mengungkapkan rasa sakit atas penghinaan serta jeratan tali. Sampai semuanya gelap. Bersamaan dengan itu, di sebrang sungai lainnya ada seorang gadis muda yang berjalan mendekati tepi sungai. Dengan wajah sendu dan air mata yang tersamarkan akibat guyuran air hujan, wanita itu berjalan lunglai. " aku tidak kuat lagi, aku menyerah. Selamat tinggal Xu, ku harap dengan kematian ku, kau akan sudi menatap wajah ini" byuurrrr wanita itu melompat dan terbawa arus sungai. Dia menikmati rasa dingin dan sakit yang menerpa bersamaan pada tubuhnya. Inilah yang dia inginkan, meninggal dalam status yang dia impikan. " bangun..." elusan lembut menyentuh pipinya. Wanita itu perlahan membuka mata. Terang, cahaya langsung membuat penglihatannya bunar. " emh.." dia mencoba bangkit. Samar-samar dia melihat sosok wanita yang menatapnya dengan wajah senyum tipis. Sayangnya dia tidak mengenali sosok yang berdiri di depan nya. " di mana ini? siapa kau?" hanya tetap tersenyum.